Berita

Beranda Berita Jembatan Gantung Pejalan Kaki di Bangun di Papua
Beranda Berita Jembatan Gantung Pejalan Kaki di Bangun di Papua

Jembatan Gantung Pejalan Kaki di Bangun di Papua

  •  19 Jan 2018
  • Berita/Umum
  • 556 viewed
Foto: Jembatan Gantung Pejalan Kaki di Bangun di Papua

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun jembatan gantung pejalan kaki dengan panjang 300 meter di Kabupaten Tolikara, Papua. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri, karena selama ini jembatan gantung yang dibangun memiliki panjang berkisar 60 hingga 120 meter. Untuk merealisasikan konstruksi tersebut, sebagai persiapan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga menggandeng Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).

“Pak Menteri minta satu panjang sekali sepanjang 300 meter di Papua. Di Papua kan banyak sekali masyarakat tertinggal di pegunungan, daripada mereka naik turun naik lagi, kita bangunkan jembatan,” ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto usai mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi V DPR-RI di Jakarta pada Kamis (18/1).

Arie melanjutkan, untuk pengerjaan tersebut pihaknya memang melakukan modifikasi atau perubahan dibanding jembatan yang biasa dibangun. Selain itu biaya pembangunannya pun berbeda dengan jembatan gantung penyeberangan orang lainnya. Arie mengatakan, biaya konstruksi jembatan di Papua tersebut akan lebih tinggi dibandingkan pengerjaan satu jembatan gantung lainnya yang membutuhkan dana Rp. 4 miliar.

Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga telah membangun 32 jembatan gantung sejak 2015 hingga 2017. Pada tahun ini, Arie menyebutkan Ditjen Bina Marga telah mengalokasi dana untuk pembangunan 140 jembatan. Menurut Arie, animo Pemerintah Daerah terhadap pembangunan jembatan ini sangat besar. Ada beberapa kriteria dalam pelaksanaannya, salah satunya Pemda bersangkutan harus bersedia menerima hibah jembatan tersebut saat telah terbangun dan berkewajiban untuk memeliharanya.

“Banyak yang antusias terhadap jembatan ini, anggota Dewan (Perwakilan Rakyat), Pemda, kriteria lain jembatan tersebut misalnya menghubungkan ke sekolah agar siswa siswi dapat belajar lebih mudah,” terangnya.

Persyaratan lainnya usulan lokasi pembangunan jembatan berasal dari masyarakat atau unsur TNI yang diteruskan oleh Pemda kepada Menteri PUPR. Usulan juga dapat berasal dari lembaga pendidikan tinggi kepada Menteri PUPR. Selain itu, lahan jembatan gantung sudah dibebaskan dan akses jalan sudah disiapkan oleh Pemda atau lembaga pendidikan tinggi.

Arie menambahkan, jumlah konstruksi jembatan gantung pada tahun ini masih dapat bertambah sesuai permintaan Presiden Joko Widodo yang menginginkan dibangun 300 jembatan.  Terlepas dari 140 jembatan yang anggarannya telah tersedia, maka untuk pembangunan 160 jembatan lainnya, Ditjen Bina Marga akan memanfaatkan dana sisa lelang.

Pemerintah berharap pembangunan jembatan gantung ini ialah terjadinya kesinambungan pemerataan tingkat ekonomi antar desa, mempermudah akses anak-anak menuju sekolah, mempermudah jalur evakuasi bagi wargadi daerah rawan bencana serta hal-hal lain dalam mendukung Nawa Cita Presiden Jokowi  poin ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan. (KompuBM)