Berita

Beranda Berita JELANG NATARU, DITJEN BINA MARGA PASTIKAN KESIAPAN JALAN
Beranda Berita JELANG NATARU, DITJEN BINA MARGA PASTIKAN KESIAPAN JALAN

JELANG NATARU, DITJEN BINA MARGA PASTIKAN KESIAPAN JALAN

  •  18 Des 2023
  • Berita/Umum
  • 1432 viewed
Foto: JELANG NATARU, DITJEN BINA MARGA PASTIKAN KESIAPAN JALAN

JAKARTA-BINA MARGA Guna menciptakan kelancaran arus lalu lintas selama masa liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga mengeksekusi sejumlah strategi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian dalam konferensi pers virtual, Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat siang (15/12/2023).

 

Ditjen Bina Marga mengemban tugas mewujudkan infrastruktur yang andal pada momen arus mudik Lebaran dan Nataru (Natal Tahun Baru). Ditengah gencarnya pembangunan infrastruktur jalan sepuluh tahun terakhir serta kebiasaan masyarakat melakukan mudik tahunan maka perlu pemutakhiran strategi dan kebijakan.

 

Pertama, Ditjen Bina Marga menjamin seluruh jalan nasional fungsional, tidak ada lubang, serta rambu dan marka terpasang lengkap. Adapun Kementerian PUPR berwenang atas 47.603,39 km jalan non tol dengan kemantapan 92,2 persen yang tersebar di wilayah Sumatera sepanjang 13.417 km (93,80 persen mantap), Jawa dan Bali sepanjang 7.090 km (96,43 persen mantap), Kalimantan sepanjang 8.036 km (90,33 persen mantap). Sulawesi sepanjang 8.794 km (92,73 persen mantap), dan Pulau Nusa Tenggara sepanjang 3.092 km (95,12 persen mantap) dan Maluku dan Papua sepanjang 7.172 km (85,37 persen mantap). 

 

Kedua, memastikan tidak ada kegiatan perbaikan jalan (tol dan non tol) selambat-lambatnya H-10 atau 15 Desember 2023. Adapun paket pekerjaan yang masih berjalan hingga hari ini seperti pelebaran lajur ruas Cikampek – Palimanan akan fungsional sebelum Natal 2023.

 

Ketiga, peningkatan layanan jalan tol. Akan dilakukan pengaturan khusus kendaraan keluar masuk (Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP), terutama di TIP yang menjadi langganan kemacetan yakni TIP KM 88A, KM 389A dan KM 725A Tol Trans Jawa. Juga dilakukan penambahan petugas oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk pengaturan lalin di TIP KM 57A, KM 62B Japek, KM45A &KM 38B, dan penambahan water barrier. 

 

Saat ini terdapat 132 TIP yang tersebar di seluruh jalan tol. Selain itu akan disediakan 37 Toilet Cabin, 26 unit Mobil Tangki Air, 10 Bis Toilet, 20 unit vacum tinja, dan 34 Hidran Umum di lokasi rest area jalan tol dan ruas jalan nasional.  

 

Lebih jauh, panjang jalan tol yang sudah operasional di Indonesia adalah 2.816 km yang dikelola oleh 52 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pada 73 ruas yang tersebar di Pulau Sumatera sepanjang 865 km, Pulau Jawa sepanjang 1.782 km, Pulau Bali sepanjang 10 km, Pulau Kalimantan sepanjang 97 km, dan Pulau Sulawesi sepanjang 62 km. 

 

“Khusus untuk tahun 2023 ini, pembangunan jalan tol hingga akhir tahun ditargetkan sepanjang 410 km targetnya. Sampai bulan November 2023, jalan tol yang sudah dioperasikan sepanjang 218 km, sisanya sepanjang 192 km akan dapat berfungsi pada waktu Nataru ini,” lanjut Hedy.

 

Ruas jalan tol fungsional selama arus liburan Nataru tahun ini antara lain Tol Jakarta Cikampek II Selatan (Ruas Kutanegara – Sadang, 8,5 km) dan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA (Kartasura - Karanganom, 13 km). Ruas tol ini hanya difungsikan saat lalu lintas libur Nataru, gratis, dan bertujuan membantu traffic management. 

 

Keempat, penyiapan Tim Tanggap Bencana. Hal ini mengingat masa Libur Nataru biasa dibarengi musim hujan. Meski Kementerian PUPR menyiagakan Tim Tanggap Bencana untuk mengantisipasi kondisi darurat pada titik-titik rawan bencana seperti banjir, genangan air dan tanah longsor. Hedy tetap mengingatkan bahwa saat musim hujan tingkat kecelakaan cenderung lebih tinggi. 

 

“Karena pengemudi sudah tidak lama mengalami hujan, sehingga tidak terbiasa dengan kondisi yang basah. Selain itu juga kondisi jalanan kalau awal musim hujan bercampur pasir atau tanah sehingga licin. Jadi, pastikan kondisi pengemudi harus fit, sempatkan istirahat dan gunakan tempat istirahat dengan bijak, ” imbau Hedy.

 

Strategi terakhir, yaitu koordinasi dengan Kemenhub, Korlantas, BMKG, BUJT, dan K/L lain yang terkait kelancaran lalu lintas selama libur Nataru kali ini. Sebagai contoh Kementerian PUPR akan terus berkoordinasi erat dengan Korlantas terkait manajemen lalu lintas selama Nataru. Bina Marga berperan menyediakan infrastruktur jalan sementara korlantas menyediakan pengaturan dan pengawalan jalannya lalu lintas. 

 

“Setiap puncak arus lalu lintas yang berkaitan dengan jalan, kami berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Korlantas. Jadi tugas kami menyediakan prasarana jalannya, dan pengaturan akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Sementara Kakorlantas akan memiliki diskresi untuk bagaimana melaksanaan pemanfaatan dan pengaturan prasarana jalan sesuai dengan kondisi yang ada saat itu,” kata Hedy. 

  

Pemerintah memprediksikan puncak arus mudik Nataru terjadi pada tanggal 22 dan 29 Desember 2023 sementara puncak arus balik pada 26 Desember 2023 dan 1 Januari 2024. (ian/gir)