Jadi Narasumber Visitasi Kepemimpinan Nasional, Dirjen Bina Marga : Indikator Bina Marga Adalah Pengurangan Waktu Tempuh
- 17 Mar 2022
- Berita/Umum
- 379 viewed
Jakarta – Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Hedy Rahadian, menerima kunjungan peserta Visitasi Kepemimpinan Nasional Tingkat II Tahun 2022 pada Rabu (16/03/22). Peserta Visitasi Kepemimpinan Nasional Tingkat II merupakan pejabat yang telah atau akan menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II) yang berasal dari instansi pemerintah pusat dan daerah di Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan kepada peserta untuk mengetahui Best Practice Management Strategic dalam suatu organisasi.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dihadiri oleh 15 peserta yang terbagi secara hybrid, yaitu secara online dengan media zoom meeting dan juga secara offline yang dilakukan di Gedung Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. Tema dari kegiatan ini adalah Memperkuat Ketahanan Ekonomi Untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan, dengan sub tema Percepatan Pembangunan Jalan dan Jembatan Secara Inklusif Dalam Rangka Peningkatan Akses Ekonomi Masyarakat.
Hedy menyatakan bahwa tata kelola Unit Organisasi Ditjen Bina Marga adalah untuk mendukung visi misi Menteri sebagai pembantu Presiden. Untuk mencegah adanya offtrack dalam eksekusi, maka yang dilakukan adalah mendukung visi misi Presiden, yakni terwujudnya Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, berkepribadian berlandaskan gotong royong.
“Untuk mewujudkan visi misi tersebut, yang terkait dengan tugas Bina Marga adalah mendukung kawasan produksi, kawasan distribusi, kawasan wisata, kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi. Juga terkait arahan lainnya seperti penguatan SDM, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi, yakni bagaimana infrastruktur dapat memperkuat daya saing ekonomi,” ujar Hedy.
Terdapat 7 Agenda Pembangunan Nasional yang menjadi acuan bagi Kementerian dan Lembaga. Dukungan Ditjen Bina Marga dalam memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar diwujudkan dengan road safety dengan membuat 5 pilar keselamatan jalan, meliputi manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan, dan penanganan pra dan pasca kecelakaan lalu lintas.
“Dari kelima pilar tersebut, utamanya adalah bagaimana kita deliver jalan yang berkeselamatan. Itu yang diterjemahkan dalam aturan teknis yang sesuai dengan pendekatan engineering dan science,” jelas Dirjen Bina Marga.
Kepada para peserta Visitasi Kepemimpinan Nasional Hedy juga menyebutkan bahwa terdapat tantangan yang dihadapi dalam hal konektivitas. Masyarakat seharusnya dapat memanfaatkan multi moda transportasi di Indonesia, namun kenyataannya masih sangat bergantung pada transportasi darat. Tantangan lain adalah mengenai anggaran karena terbatasnya ruang fiskal untuk kontrsuksi. Padahal untuk pemerataan ekonomi, Ditjen Bina Marga terus melakukan pembangunan di daerah tertinggal dan di pulau terluar yang membutuhkan dana besar.
Ia melanjutkan bahwa indikator Bina Marga adalah bagaimana menekan waktu tempuh. Fungsi jaringan jalan adalah sebagai bagian dari sistem transportasi yang 90% masih mengandalkan jalan, maka bila terjadi gangguan dari jaringan jalan akan mempengaruhi ekonomi Indonesia.
“Ekonomi hidup karena satu alasan, adanya pergerakan. Kalau tidak ada pergerakan, ekonomi mati. Jaringan jalan yang dibangun adalah untuk mendukung pergerakan transportasi barang dan orang sehingga terjadi pergerakan roda perekonomian,” terang Hedy.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta kepada Dirjen Bina Marga. Peserta terlihat antusias dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan baik yang berasal dari peserta online maupun offline. (gir)