Dukung Perhelatan Akbar di Bali, Ditjen Bina Marga Akan Bangun Underpass dan Lebarkan Jalan
- 02 Apr 2017
- Berita/Umum
- 627 viewed
Bali merupakan salah satu lokasi favorit untuk dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara, serta tuan rumah beberapa perhelatan akbar bertaraf internasional. Dalam waktu dekat, Bali akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang akan diselenggarakan pada Oktober 2018 mendatang di Nusa Dua.
Oleh karena padatnya lalu lalang kendaraan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai serta antrian kendaraan menuju Nusa Dua, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga akan membangun underpass di Tugu Ngurah Rai serta melakukan pelebaran jalan di di sekitaran Kampus Udayana yang rawan macet.
"Pembangunan underpass dilaksanakan dengan tujuan agar tidak ada lagi simpang sebidang di Bundaran Tugu Ngurah Rai yang kerap menimbulkan kemacetan panjang. Sementara di Simpang Udayana akan dilebarkan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan."
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto pada Sabtu (01/04) saat mendampingi Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono, meninjau bakal lokasi pembangunan underpass.
Arie menambahkan bahwa kendala yang dihadapi dalam pembangunan underpass ini adalah jarak lokasi yang berdekatan dengan ujung landasan pacu Bandara Ngurah Rai dan juga pemindahan utilitas berupa pipa gas.
"Karena masalah jarak pembangunan yang terlalu dekat dengan landasan pacu Bandara, peralatan kami tidak boleh terlalu tinggi karena akan mengganggu penerbangan. Mengenai teknologi, Direktur Preservasi Jalan yang akan memimpin tim untuk memutuskan teknologi apa yang akan diterapkan agar pembangunan dapat selesai dengan cepat," tuturnya.
Direktur Preservasi Jalan, Hedy Rahadian menyatakan bahwa konsep Detail Engineering Design (DED) dari underpass Tugu Ngurah Rai saat ini sudah ada. Kontrak yang diusulkan untuk diterapkan dalam proyek adalah design and build, yakni hanya diperlukan satu penyedia jasa untuk membuat desain serta melakukan konstruksinya.
"Nanti kita lihat topografinya. Karena konsep penyedia jasanya adalah design and build maka sangat memungkinkan untuk meng-explore beberapa kemungkinan penerapan teknologi yang tepat," ujar Hedy.
Underpass yang diperkirakan menelan biaya sekitar Rp. 200 miliar ini ditargetkan akan mulai konstruksinya lima bulan lagi.
"Persiapan tender hingga penentuan pemenang berlangsung sekitar lima bulan. Dalam kurun waktu tersebut secara simultan dilakukan pembebasan lahan dan pemindahan utilitas," ungkap Dirjen Bina Marga.