Berita

Beranda Berita Ditjen Bina Marga Belanjakan Rp 1,225 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional
Beranda Berita Ditjen Bina Marga Belanjakan Rp 1,225 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional

Ditjen Bina Marga Belanjakan Rp 1,225 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional

  •  25 Agus 2020
  • Berita/Umum
  • 1166 viewed
Foto: Ditjen Bina Marga Belanjakan Rp 1,225 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen)Bina Marga siap membelanjakan anggaran Rp 1,225 triliun untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dana tersebut difokuskan pelaksanaan kegiatan pada Agustus-September sebagai upaya menghindari kontraksi ekonomi pada akhir kuarter III tahun ini.

 

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan salah satu kegiatan utama pelaksanaan program PEN tersebut adalah Padat Karya Revitalisasi Drainase Jalan Nasional sepanjang 5.000 Km di seluruh Indonesia. Untuk menjalankan program tersebut Ditjen Bina Marga menganggarkan Rp 1 triliun yang direncanakan dapat menumbuhkan 2.532.912 Hari Orang Kerja (HOK) di seluruh wilayah nusantara.

 

“Tujuannya agar penduduk yang tidak bekerja bisa kembali ada pekerjaan, memiliki uang dan bisa digunakan untuk belanja keperluan kelaurganya,” ucap Hedy usai mengikuti peresmian jalan tol Aceh-Sigli, Selasa (25/8).

 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, sebaran pelaksanaan program Padat Karya revitalisasi drainase jalan nasional itu yaitu di Sumatera sepanjang 1.668 Km dengan rencana 677.163 HOK dengan alokasi anggaran Rp 309 miliar. Untuk pulau Jawa dan Bali akan dikerjakan sepanjang 773 Km dengan 357.800 HOK dan anggaran sebesar Rp 154 miliar. Kemudian untuk pulau Kalimantan akan direvitalisasi drainase jalan nasional sepanjang 807 Km dengan 176.465 menggunakan anggaran Rp 124 miliar.

 

Pekerjaan serupa juga dilakukan pada Kepulauan Nusa Tenggara dengan target revitalisasi drainase sepanjang 341 Km dengan rencana 141.196 HOK dan anggaran Rp 71 miliar. Sementara di pulau Sulawesi akan dikerjakan 953 Km revitalisasi dengan 806.479 HOK dan anggaran Rp 189 miliar. Kemudian di kepulauan Maluku panjang yang dikerjakan 230 Km dengan rencana 183.764 HOK dan anggaran Rp 70 miliar. Dan yang terakhir di pulau Papua akan dilakukan revitalisasi 225 Km dan 190.045 HOK dengan Rp 81 miliar.

 

“Pekerjaan Padat Karya PEN ini fokus penanganan drainase jalan, yang drainase nya sudah hilang akibat sedimentasi kita buatkan kembali, yang sudah mampet salurannya kita jebol lagi. anggaran sebenarnya sampai Desember, namun kita konsentrasikan di bulan Agustus dan September agar jangan sampai ada kontraksi ekonomi,” terang Dirjen Bina Marga.

 

Dalam mendukung program PEN, Ditjen Bina Marga juga menganggarkan Rp 225 miliar untuk pembelian Tambal Cepat Mantap (CPHMA), pembelian Light Weight Deflectometer (LDW) dan pembelian Bokar di Bengkulu. Tambalan cepat mantap adalah teknologi penambalan instan menggunakan campuran agregat dengan aspal dindin emulsi dan bahan tambah aditif berbahan dasar organik karet lateks. Ditjen Bina Marga akan membelanjakan Rp 200 miliar untuk membeli 100.000 ton tambahan cepat mantap.

 

Distribusi pembelian tambal cepat mantap tersebut yaitu untuk wilayah Barat (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan) adalah sebanyak 56.489 ton dengan dana senilai Rp 113,99 miliar dan wilayah Timur (Nusa Tenggara, Sulawesi Maluku, Papua) sebanyak 43.511 ton dengan anggaran sebesar Rp 86,01 miliar. Selain itu masih mengenai pelaksanaan program PEN, Ditjen Bina Marga juga akan melakukan pembelian LDW dengan anggaran Rp 5 miliar. LDW adalah alat yang digunakan untuk menguji kekuatan struktur tanah dasar/granular secara semi otomatis dan portable sehingga mudah dibawah ke lokasi proyek yang masih sulit diakses.

 

Selain itu, Ditjen Bina Marga juga akan membeli Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar) sebagai campuran aspal. Dengan anggaran senilai Rp 20 miliar, akan dibeli 2.000 ton Bokar di Bengkulu. Pemanfaatan Bokar sebagai campuran aspal selain membuat kualitas jalan lebih bagus dibandingkan aspal biasa, juga berupaya menyerap hasil karet petani lokal. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan perkerasan dengan aspal karet memiliki kelebihan dari segi daya lenturnya yang tinggi sehingga apabila menahan beban berat, penurunan kualitas jalan tidak cepat terjadi.