Berita

Beranda Berita Ditjen Bina Marga Bangun Dua Jembatan di Maluku Barat Daya
Beranda Berita Ditjen Bina Marga Bangun Dua Jembatan di Maluku Barat Daya

Ditjen Bina Marga Bangun Dua Jembatan di Maluku Barat Daya

  •  06 Okt 2021
  • Berita/Umum
  • 859 viewed
Foto: Ditjen Bina Marga Bangun Dua Jembatan di Maluku Barat Daya

Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terus membangun dan menangani jalan dan jembatan di nusantara, termasuk di kawasan timur Indonesia. Pada tahun 2021, melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku antara lain membangun dua jembatan yaitu jembatan Loke Tepa VI dan VII di pulau Babar, Kabupaten Maluku Barat Daya.

 

Kedua jembatan tersebut dibangun sebagai penghubung antar desa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat serta memperlancar mobilitas dan mempermudah akses dari satu desa ke desa yang lain. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.4 Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) III Wilayah Maluku Melkianus Hitijahubessy mengatakan progres pembangunan jembatan Loke Tepa VI telah lebih dari 70 persen per akhir September ini.

“Pembangunannya dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Citra Mutiara Abadi bersumber dari APBN tahun 2021 senilai Rp. 16,98 miliar,” ungkapnya.

Melkianus mengakui, dalam situasi pandemi covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap progres pekerjaan jembatan sepanjang 60 meter tersebut di lapangan, karena ada beberapa material yang didatangkan dari Pulau Jawa, namun konstruksi proyek tersebut tetap berjalan dengan baik.

 

Sedangkan untuk pembangunan jembatan Loke Tepa VII sepanjang 50 meter dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Bumi Aceh Citra Persada bersumber dari APBN tahun anggaran 2021 senilai Rp. 12,74 miliar.

“ Progres Pembangunan Jembatan Loke Tepa VII mencapai lebih dari 75 persen per akhir September,” sebut Melkianus.

Dia melanjutkan, pelaksanaan konstruksi sempat terkendala untuk pemasangan rangka jembatan. Padahal rencana pemasangan sudah dari awal bulan September. Namun, mengalami keterlambatan pengiriman dari Pulau Jawa tepatnya Surabaya.

“Keterlambatan pengiriman ini dikarenakan cuaca ekstrim mengakibatkan kapal terlambat keluar dari Surabaya sehingga membuat pengiriman rangka terhambat,” ucap Melkianus.

“Namun demikian, kami optimis pekerjaan-pekerjaan dapat terselesaikan tepat waktu di tahun ini. Kami beharap juga pandemi ini segera belalu, supaya pekerjaan-pekerjaan fisik di lapangan bisa berjalan baik,” pungkasnya.