Ditjen Bina Marga Bahas Penerapan Building Information Modelling Sektor Jalan & Jembatan
- 23 Juni 2023
- Berita/Umum
- 686 viewed
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga melalui Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan mengadakan kegiatan Sharing & Feedback Session bertema ‘Ada Apa dengan BIM?’ di Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/06/23). Building Information Modelling (BIM) digunakan oleh Ditjen Bina Marga dalam proses perencanaan teknis, konstruksi, serta pemeliharaan jalan dan jembatan. Adapun lingkup pekerjaan yang akan diterapkan BIM mencakup pembangunan jalan, jalan bebas hambatan, jalan tol, terowongan jalan, dan jembatan khusus.
Kepala Subdirektorat Data dan Pengembangan Sistem Informasi Jalan dan Jembatan, Firman Permana Wandani, saat membacakan kata sambutan Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan menyatakan, BIM telah membawa perubahan signifikan dalam industri konstruksi.
“Dengan kemampuannya yang menggabungkan data dan informasi yang berkaitan dengan seluruh siklus proyek, BIM memberikan kesempatan bagi kita untuk bekerja dengan lebih efisien, meningkatkan kolaborasi antar stakeholder, serta mengurangi risiko dan biaya yang terkait dengan kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek,” ujarnya.
Dia melanjutkan, banyaknya tantangan serta inovasi pada siklus proyek dalam penerapan BIM khususnya di sektor infrastruktur jalan dan jembatan, melatarbelakangi kegiatan ini untuk bisa dijadikan forum diskusi bersama agar setiap tantangan dapat terselesaikan serta inovasi dapat diimplementasikan kepada seluruh stakeholder yang lain.
Dalam kegiatan Sharing & Feedback Session ini, telah disusun tujuh sesi yang membahas berbagai aspek penting mengenai BIM. Mulai dari meluncurkan Assembly Code, peluncuran Civil 3D Design Standard di Indonesia, studi kasus Perencanaan pada Tol Jambi, hingga tantangan dan peluang BIM di fase perencanaan.
Selain itu, juga dilakukan eksplorasi penggunaan BIM dalam pengendalian proyek dengan memanfaatkan 4D dan 5D BIM, serta integrasi BIM untuk pengalaman virtual melalui simulasi berkendara.
“Kami juga akan membandingkan desain 3D dengan kondisi as-built, sehingga kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang pentingnya akurasi dan pemeliharaan data BIM sepanjang siklus hidup proyek,” jelas Firman.
Acara yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Usaha Jalan Tol, Penyedia Jasa Konstruksi, serta Penyedia Jasa Konsultansi Manajemen Proyek dan Perencanaan. Dalam kata penutupnya, Firman menekankan beberapa poin penting, yakni perlu adanya standarisasi serta peningkatan partisipasi stakeholder.
"Terdapat beberapa poin penting yang perlu menjadi perhatian kita bersama, pertama, selain peluncuran Assembly Code, perlu adanya standarisasi lain seperti standar Title Block, standar Style dari Authoring Tools, dan standar file *.dwt. Kedua, penerapan BIM di fase perencanaan telah terbukti dapat dilakukan, tetapi masih ada tantangan dalam partisipasi stakeholder, terutama pemilik proyek. Ketiga, penerapan LPS berbasis BIM untuk Cost Control dan Project Control sangat bermanfaat. Standarisasi Assembly Code menjadi kunci penting dalam penerapan ini," pungkasnya.
Firman juga menyatakan bahwa ia akan menindaklanjuti beberapa masukan, yakni Sosialisasi Kerangka Acuan Kerja (KAK) Perencanaan yang berbasis BIM kepada Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN), surat dari Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan, dan pengawalan saat penajaman DIPA terkait pekerjaan perencanaan yang berbasis BIM. (gir)