Dibangun Diatas Timbunan Rawa, Jalan Lingkar Brebes-Tegal Terapkan Sejumlah Teknologi
- 16 Apr 2022
- Berita/Umum
- 817 viewed
BINA MARGA - BREBES -- Jalan Lingkar Brebes – Tegal, Jawa Tengah (Jateng) telah diresmikan operasionalisasinya oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada beberapa hari lalu. Jalan lingkar tersebut menjadi jalur alternatif baru di jalur Pantai Utara (Pantura) Jateng serta melengkapi struktur jaringan jalan nasional di Pantura yang memiliki Lintas Harian Rata-rata (LHR) sangat tinggi.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Hedy Rahadian mengatakan, pengerjaan jalan sepanjang 14,4 Km tersebut menerapkan sejumlah teknologi untuk mengatasi sejumlah tantangan di lapangan. Pada tahap perencanaannya, jalan Lingkar Brebes – Tegal telah memanfaatkan Building Information Modelling (BIM) yang berguna untuk mengkolaborasikan desain 2 dimensi, 3 dimensi, dan jadwal untuk menghasilkan output berupa visualisasi 3D sebagai acuan pekerjaan lapangan.
“Dari visualisasi ini bisa kita lihat nilai volume material dan di-compare dengan hitungan manual,” jelas Hedy.
Teknologi yang digunakan untuk konsolidasi tanah pada jalan lingkar ini adalah Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Prevabricated Horisontal Drain (PHD). PVD dan PHD digunakan untuk pekerjaan timbunan tanah diatas rawa sehingga mempercepat konsolidasi tanah dan meningkatkan daya dukung tanah.
“Secara teknis, kita menanam pita-pita sintetis secara vertical PVD ke dalam tanah untuk mengeluarkan air dan udara dalam tanah. Kemudian PHD menyerap dan mengalirkan air dan udara dari PVD menuju saluran air yang sudah dibuat,” ungkap Dirjen Bina Marga.
Teknologi lainnya adalah, penggunaan Konstruksi Kaki Seribu atau Pile on Slab yang juga dipakai untuk mempercepat pekerjaan serta mengurangi efek penurunan pada timbunan di atas rawa. Karena dibangun diatas timbunan rawa, jalan Lingkar Brebes – Tegal juga dilengkapi delapan jembatan, yaitu jembatan Sidrepa sepanjang 47 meter, jembatan Pemali sepanjang 127 meter, jembatan Pancurawis sepanjang 21 meter dan jembatan Sigeleng sepanjang 32 meter.
Jembatan lainnya adalah jembatan Bugel sepanjang 21 meter, jembatan Kaligangsa sepanjang 320 meter, dan jembatan Kemiri yang terdiri dari dua bentang dengan total panjang 62 meter. Menurut Hedy, kedelapan jembatan tersebut dibutuhkan karena medan konstruksi yang melewati kawasan tambak dan hutan bakau. Akibatnya dibutuhkan perlakuan khusus dalam proses konsolidasi atau pemadatan tanah di lahan dengan kadar air tinggi.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY, Wida Nurfaida dalam paparannya kepada presiden dan rombongan mengatakan, pembangunan jalan lingkar ini tetap memperhatikan pelestarian lingkungan. Pihaknya melakukan penanaman 10.000 bibit pohon bakau yang ditanam di sepanjang jalan lingkar ini.
“Penanaman bibit pohon bakau ini untuk mendukung program penghijauan green road yang juga berguna untuk pelindung konstruksi tebing tanah, ” jelasnya.
Sebelumnya pada kesempatan yang berbeda, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, sebenarnya pembangunan jalan lingkar selebar 7,5 meter ini sudah dimulai sejak 2010 namun baru rampung pada 2021. “Sebelumnya, pembangunan Jalan Lingkar Brebes - Tegal sudah dimulai 4 Km tahun 2010, lalu 2,5 Km tahun 2017 dengan menelan biaya sekitar Rp. 115 Miliar,” jelas Basuki.
Pemerintah kembali memfokuskan penyelesaian pembangunan Lingkar Brebes-Tegal ini setelah BBPJN Jateng - DIY berkolaborasi dengan kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Melalui kontrak baru, pekerjaan dilanjutkan dengan biaya sebesar Rp. 224 Miliar dan masa pengerjaan Desember 2019-April 2021.
Jalan Lingkar Brebes-Tegal ini sudah dimanfaatkan dari beberapa bulan lalu. Jika pengguna jalan ingin mengakses jalan lingkar ini, dari sisi barat bisa berbelok di Klampok, Kabupaten Brebes jalur Pantura dan keluar di jalan nasional M.T Haryono, kota Tegal, Jawa Tengah.
Keberadaan jalan Lingkar Brebes-Tegal sepanjang 14,4 Km ini bisa mengurangi beban lalu lintas hingga 48 persen. Pasalnya jalan lingkar ini berfungsi sebagai jalur alternatif sehingga pengguna jalan tidak perlu melewati jalur Pantura eksisting yang melewati kota Tegal. Harapannya Brebes dan Tegal menjadi lebih lancar dan lebih cepat sampai tujuan. (ian/rko)