BINA MARGA TERUS KAWAL PEMBANGUNAN TOL PEMALANG-BATANG-SEMARANG
- 14 Feb 2018
- Berita/Umum
- 693 viewed
BINA MARGA (BATANG) – Memasuki awal tahun 2018 target penyelesaian jalan tol trang jawa pun semakin dekat. Rabu (14/02) silam, Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto kembali meninjau proyek Tol Pemalang-Batang dan Tol Batang-Semarang.
Saat ini pembangunan dua ruas yang masing-masing sepanjang 39,2 Km dan 75km ini masih berlangsung. Meski begitu masyarakat sudah dapat menjajal sebagian ruas tol tersebut dari exit Brebes Timur (Tol Pejagan-Pemalang) hingga exit di Weleri (Tol Batang-Semarang, Seksi 2) saat arus mudik 2017 silam.
Dirjen Bina Marga optimis bahwa mudik tahun 2018 ini, Tol Pemalang –Batang, dan Tol Batang-Semarang (Batang –Ngaliyan) bisa fungsional 1 jalur dengan perkerasan beton. Agar bisa memnuhi target tersebut masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan, diantaranya:
Misalnya proyek Tol Batang-Semarang yang masih klasik,yaitu pembebasan lahan. Menurut data yang diterima penulis, ruas tol ini masih perlu membebasakan beberapa makam, mushola, bangunan sekolah dasar, masjid, hingga tanah wakaf. “Untuk penyelesaian (tanah wakaf) masih menunggu kepres yang baru,” ujar Arie.
Jika diperhatikan, hampir semua Ruas Tol Trans Jawa akan dibangun dengan perkerasan beton. Sementara Arie menemukan masukan dilapangan bahwa untuk mendapatkan material pasir yang sesuai harus didatangkan dari Pontianak sehingga terjadi antrian yang menganggu kecepatan pekerjaan. Ia mengaku segara mencari solusi masalah ini.
“Aspal rigid perlu pasir dengan lumpur dibawah 2% dari pontianak dan itu agak berebut. Saya akan hubungi teman-teman di (Ditjen) Perhubungan Laut (Kemenhub) untuk menambah bars tongkang pengangkut pasir. Kemudian kita upayakan campurannya dari lokal (jawa),” ujarnya.
Meski proyek Tol Batang-Semarang tidak ada kendala teknik yang signifikan. Berbeda halnya dengan Tol Pemalang-Batang. Dari informasi yang diterima penulis, 80% tanah di lokasi pembangunan tol ini berupa tanah lunak. Bahkan di sejumlah titik tanah lunak yang dalamnya lebih dari 15 meter sehingga membutuhkan penanganan khusus.
“Di Pemalang-Batang banyak tanah lunak yang tebal-tebal. Nanti kita lihat. Saya minta perencana, pengawas, dan kontraktor bekerja lebih intens lagi. Ya kalau kita terlalu takut jadi lambat,aman memang. Karena kalau di tanah lunak,timbunannya harus kita lihat, pore water pressure-nya tidak boleh lebih dari kemampuannya. Kalau lebih dari itu bisa longsor,” kata Arie.
Ia juga menginstrusikan kepada pihak kontraktor dan owner agar memperhatikan pengawasan pada prosees pekerjaan timbunan. Menurutnya, banyak pekerjaan timbunan yang tidak memiliki tenaga pengawas. “Kita ingin ada pengawas tetapnya.Ini sedang kita dorong,” pungkasnya.
Berhubungan dengan sejumlah kecelakaan rubuhnya girder jembatan di beberapa lokasi proyek, pemerintah memberlakukan moratorium yang melarang pemasangan girder 50 meter atau lebih sampai Bina Marga melalui Direktorat Jembatan merumuskan panduan bekerja dengan girder panjang.
“Saya sudah ditelepon Direktur Jembatan, kamis (15/02) akan kita keluarkan panduan cara bekerja bentang lebih dari 50 meter ini,. Ini soal safety, tapi kalau tidak cepat dikeluarkan, ga selesai juga, karena ini mengganggu (progres) pekerjaan,” jelasnya. (ian)