Bina Marga Lakukan Pendampingan Teknis Bagi Akademisi Untuk Surveyor dan Supervisor Kondisi Jalan
- 29 Apr 2017
- Berita/Umum
- 1301 viewed
Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan melalui Sub Direktorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem mengadakan Pendampingan Teknis Survei Kondisi Jalan dan Verifikasi serta Validasi Data Jalan Nasional pada 25 – 28 April 2017 di Makassar, Sulawesi Selatan. Peserta yang ikut dalam acara kali ini merupakan para akademisi yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri yang berasal dari sembilan provinsi di Indonesia.
Pendampingan teknis ini dilaksanakan untuk menumbuhkan pemahaman kepada para mahasiswa selaku surveyor serta para dosen selaku supervisor dalam mengambil dan mengolah data survei kondisi jalan yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap data yang di laporkan oleh Pengawasan dan Perencanaan Jalan Nasional (P2JN).
“Dengan data yang akurat dan berkualitas tentu akan menghasilkan perencanaan dan program penanganan jalan tepat sasaran, efisien, dan efektif. Hal tersebut tentu akan mendukung pencapaian target Renstra Direktorat Jenderal Bina Marga 2015-2019 yaitu kemantapan jalan nasional di akhir 2019 sebesar 98%,” tutur Plt. Kepala Sub Direktorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem, Nazib Faisal, saat membacakan sambutan Direktur Pengembangan Jaringan Jalan.
Nazib menyatakan bahwa pada akhir acara akan ada evaluasi sehingga para peserta akan dinilai dan diberi ranking. Hasil dari ranking tersebut akan dilaporkan ke P2JN dan konsultan, sehingga nanti para peserta terbaik dapat digunakan tenaganya untuk membantu mengambil dan mengolah data survei kondisi jalan.
“Tujuan besar dilakukan kegiatan ini adalah untuk industri survei kondisi jalan. Diharapkan ke depannya baik P2JN maupun para konsultan dapat dengan mudah melakukan pencarian orang,” terangnya.
Nazib menambahkan, acara tersebut merupakan tindak lanjut dari Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dan Kerjasama Operasional (KSO) dengan 20 Politeknik bidang Sipil pada 7 Maret 2017 lalu. Perjanjian tersebut disebut juga sebagai sarana ‘Link and Match’ yakni menghubungkan antara kebutuhan tenaga ahli dan penyediaannya dari lingkungan pendidikan.
“Perjanjian tersebut sebenarnya bukan hanya pelatihan saja. Ke depannya, PUPR akan merangkul akademisi untuk meminta masukan, dan yang terpenting para akademisi dapat memahami apa yang dibutuhkan oleh praktisi dari PUPR. Jadi ke depannya kita dapat lebih banyak mengadakan kuliah umum dan para mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk berkecimpung di bidang survei jalan,” ujar Nazib.
Sebagai penutup, Plt. Kepala Sub Direktorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem mengharapkan para dosen atau para mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan pembekalan ini dapat menularkan pengetahuannya kepada mahasiswa lainnya sehingga tenaga surveyor ataupun supervisor dari politeknik dapat berkesinambungan.