Bina Marga Bangun Struktur Semi Jembatan pada Titik Longsor Cireki Jabar
- 27 Feb 2023
- Berita/Umum
- 358 viewed
SUMEDANG – BINA MARGA Pekerjaan penanganan pasca bencana alam longsor di ruas Sumedang-Cijelag KM 68, Cireki, Jawa Barat telah rampung. Titik jalan nasional penghubung Sumedang - Majalengka ini mengalami longsor pada bulan Maret 2022. Hal ini sempat menyebabkan antrian kendaraan cukup panjang mengingat longsor tersebut terjadi bersamaan dengan arus mudik lebaran.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 4.3, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta – Jawa Barat, Andi Bustami pada Jumat (24/02/2023) menjelaskan pihaknya membangun struktur semi-jembatan sepanjang 77 Meter sebagai langkah perbaikan permanen. Struktur semi-jembatan tersebut terdiri dari jalan elevated yang ditopang oleh bored pile berdiameter 150 cm dan 100 cm, masing-masing sebanyak 30 dan 25 buah.
Andi mengatakan desain tersebut dipilih agar pergerakan air dan tanah yang turun dari bukit di sisi utara jalan tidak terhalangi. Selain itu, pihaknya juga membangun sejumlah drainase kering yang berfungsi mengalirkan air ke Sungai Cireki di sisi selatan. “Air dan tanah bisa langsung mengalir lewat saluran dan kolong semi jembatan ini, jadi ruas jalan kita tidak menghalangi,” jelasnya.
Proses desain Slab on Pile ini melewati proses yang cukup panjang. Site Manager PT. PP, Ricky mengatakan desain slab on pile diambil setelah melakukan penyelidikan pada medan lokasi longsoran. Hasilnya menunjukkan bahwa bukit di sisi utara memiliki puncak berupa kawah. Kawah tersebut menampung air hujan yang turun dan seiring waktu air akan mengintrusi serta menggerus tanah tebing secara terus menerus.
Sementara aliran Sungai Cipamokolan di sisi selatan jalan menimbulkan erosi yang secara konstan mengurangi daya ikat tanah. “Iya, potensi longsor di lokasi ini datang dari bukit dan sungai,” jelas Ricky kepada tim Bina Marga bekas lokasi longsoran, Desa Bugel, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.
Ricky mengatakan lingkup kontrak penanganan bencana senilai Rp. 63,5 miliar ini meliputi konstruksi slab on pile, penanganan drainase, pemasangan bronjong, dan perkerasan jalan. Guna mengurangi erosi yang disebabkan oleh Sungai Cipamokolan, pihaknya memasang bronjong sepanjang 184 Meter yang diperkuat oleh steel pile diameter 20 cm sebanyak 346 buah. “Kombinasi struktur slab on pile, drainase, dan bronjong ini seharusnya bisa memitigasi erosi dan longsor dikemudian hari,” jelas Andi.
Tidak hanya itu, penyedia jasa juga menanam vegetasi rumput Vetiver pada seluruh lereng timbunan tanah di lokasi ini. Akar dari rumput Vetiver bermanfaat mengikat tanah sehingga lebih tahan terhadap terpaan air permukaan atau air hujan. Dengan kata lain, akar Vetiver mampu mencegah terjadinya longsor lereng di lokasi ia tumbuh.
Andi berharap ruas ini akan aman dari bahaya longsor sehingga arus mobilitas masyarakat, barang, dan jasa tidak terganggu dikemudian hari. Pelayanan arus mudik 2023 dari bandung-cirebon dan sebaliknya akan berjalan lancar. (ian)