BBPJN VII Kebut Pembangunan 8 Jembatan Gantung Sampai Akhir Tahun
- 13 Nov 2018
- Berita/Umum
- 998 viewed
MAGELANG (BINA MARGA) - Mendekati akhir tahun 2018 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Semarang terus mengerjakan pembangunan beberapa Jembatan Gantung di wilayah Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta.
BBPJN VII tengah membangun 8 jembatan gantung yakni 2 buah di Kabupaten Magelang, 1 di Kabupaten Temanggung, 2 di Kabupaten Cilacap, 2 di Kabupaten Kendal, dan 1 di Kabupaten Gunung Kidul. Sementara dua jembatan gantung di Magelang yaitu Sudisari dan Glagah telah selesai dan dimanfaatkan masyarakat. totalnya tahun ini pemerintah melalui BBPJN VII mengerjakan 10 jembatan.
Kedua jembatan itu dibangun untuk menggantikan jembatan yang terputus oleh lahar dingin saat Erupsi Merapi tahun 2010 silam. Jembatan Gantung Sudisari sepanjang 60 meter dengan lebar 1,7 meter menghubungkan Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan dengan Desa Ngrajek, serta Dusun Nariban, Desa Progowati, Kecamatan Mungkid. Sedangkan Jembatan Gantung Glagah sepanjang 32 meter dan lebar 1,8 meter berada di Dusun Glagah, Desa Sirahan menghubungkannya dengan Dusun Berokan, Dusun Candi,Kecamatan Salam.
Manfaat dari kedua jembatan gantung tersebut dirasakan oleh masyarakat yang hendak pergi ke sekolah, para pedagang dan pembeli yang menuju ke pasar, para petani menuju ladang atau sawahnya, dan berbagai keperluan lainnya. Di Jembatan Glagah misalnya dimanfaatkan oleh anak-anak sekolah dari Dusun Glagah yang sebelumnya untuk menuju SMP Negeri 2 salam dan SMK Pertanian harus memutar melewati Dusun Pracetan dengan menempuh 15-20 menit mengendarai motor. Setelah ada jembatan ini anak sekolah hanya cukup berjalan kaki sekitar 5-7 menit saja.
Kepala BBPJN VII, Akhmad Cahyadi menyebutkan bahwa 8 jembatan gantung lainnya yang baru terkontrak bulan ditargetkan selesai bulan Desember 2018.“Sesuai dengan waktu kontrak yang sudah direncanakan 8 unit yang akan selesai akhir tahun ini bisa kita selesaikan tepat waktunya. Dengan catatan bahwa material, atau bahan jembatan gantungnya tidak ada kendala” kata Akhmad Cahyadi di lokasi pembangunan Jembatan Gantung Tempak, Magelang, Selasa (13/11) Siang.
“Kita titip pesan ke masyarakat karena nantinya setelah selesai, jembatan gantung akan diserahkan ke kabupaten . Kita mohon masyarakat agar dapat ikut memelihara jembatan ini sesuai kegunaannya agar umur jembatan ini dapat panjang sesuai dengan desain yang telah direncanakan,” terang Akhmad Cahyadi.
Selain untuk menguatkan dukungan dan bantuan doa serta restu dari masyarakat dan para stakeholders yang terlibat, juga untuk menyosialisasikan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam memelihara jembatan setelah nantinya dihibahkan ke pemerintah daerah setempat.
Pemeliharaan jembatan gantung yang melibatkan masyarakat diantaranya membersihkan sampah yang menyangkut di jembatan, lalu untuk tidak memakai jembatan ini untuk jual beli makanan yang mengandung cuka karena bisa merusak atau menyebabkan karat pada jembatan. Selain itu masyarakat juga diminta melakukan pengawasan karena jembatan ini juga didesain untuk lalu lintas rendah untuk pejalan kaki, sepeda motor, atau maksimum untuk roda 3 sehingga tidak boleh dilewati oleh kendaraan yang bermuatan berlebih sehingga membahayakan kestabilan jembatan gantung ini sendiri.
Sebagai informasi, pada tahun 2016 di Jawa Tengah pemerintah membangun 4 Jembatan Gantung dan pada 2017 dibangun 5 buah. jembatan-jembatan tersebut tersebar di Kabupaten Magelang, Temanggung, Kebumen, Brebes, Purworejo, dan Grobogan. (ian)