Antisipasi Kanker Serviks Sejak Dini, Dharma Wanita Ditjen Bina Marga Selenggarakan Talkshow dan Pemeriksaan
- 01 Nov 2023
- Berita/Umum
- 1339 viewed
Jakarta – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga adakan kegiatan Talkshow tentang antisipasi kanker sejak dini, terutama pada kanker serviks atau kanker leher rahim. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) menghadirkan dokter spesialis bidang obstetri dan ginekologi yang membahas terkait organ reproduksi wanita. Acara tersebut dilaksanakan di Ruang Serbaguna Lantai 1 Gedung Bina Marga, Jakarta pada Selasa (31/10/2023).
Hadir sebagai narasumber, Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan yaitu dr.Dinda Derdameisya, Sp.OG. Kepada para anggota Dharma Wanita dan pegawai Ditjen Bina Marga yang hadir, dr. Dinda menjelaskan, penyakit kanker serviks di Indonesia ini cukup tinggi, namun sebenarnya penyakit tersebut dapat diantispasi.
“Merujuk pada masalah kesehatan dunia, ada penyakit yang menular dan ada penyakit yang tidak menular. Penyakit menular berupa infeksi bakteri, virus, dan jamur, sedangkan penyakit yang tidak menular itu penyakit kanker,” terang dr.Dinda.
Mengenai fakta tentang kanker di Indonesia, dr. Dinda menjelaskan, berdasarkan prevalensi kanker menurut jenis kelamin di Indonesia, penyakit kanker yang dialami oleh laki-laki di tahun 2012 berada di angka 0,6 persen dan meningkat menjadi 0,74 persen pada tahun 2018. Sedangkan pada perempuan pada tahun 2012 berada di angka 2,2 persen dan menjadi 2,85 persen pada tahun 2018. Berdasarkan data tersebut, perempuan lebih tinggi faktor risiko mengidap kanker.
“Perempuan memiliki resiko lebih tinggi dari pada laki laki, karena organ perempuan memiliki organ reproduksi. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, yang paling tinggi terjadi kanker pada perempuan yaitu kanker payudara dengan tingkat proporsi sebesar 34,30 persen dari penduduk perempuan di Indonesia. Sedangkan yang paling tinggi kedua yang sering terjadi di perempuan yaitu kanker serviks dengan tingkat proporsi 19,12 persen dari penduduk perempuan di Indonesia,” jelas dr.Dinda.
Dokter yang juga aktif membagikan konten edukasi mengenai kanker serviks ini menerangkan bahwa kanker payudara dapat dideteksi dini melalui Sadari yang dapat dilakukan oleh sendiri secara mandiri untuk mengetahui benjolan disekitar payudara, atau bisa dilakukan dengan Sadanis dibantu oleh tenaga kesehatan.
“Sedangkan untuk deteksi dini pada kanker serviks dapat dilakukan melalui mekanisme IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Papsmear. Mekanisme tersebut bisa dilakukan oleh tenaga Kesehatan,” jelasnya.
Selain mendengarkan edukasi mengenai bahaya dan antisipasi kanker, para peserta juga melakukan pemeriksaan IVA dan darah sewaktu di Poliklinik Kementerian PUPR. Walaupun kanker serviks adalah kanker yang banyak menyebabkan kematian pada perempuan, namun kanker serviks dapat dicegah melalui pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan antibodi, dan deteksi sedini mungkin dengan PAP SMEAR dan IVA yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan. (fqn/gir)