Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah - DI Yogyakarta

Jalan Dilebarkan, Perlancar Aktivitas Perekonomian di Kawasan Rembang – Blora - Cepu


Selasa, 21/07/2020 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   3385

Rembang - Kementerian PUPR melalui BBPJN Jawa Tengah – DI Yogyakarta telah melakukan upaya peningkatan kualitas dan kapasitas jalan di sepanjang jalan penghubung Kabupaten Rembang dengan Kabupaten Blora hingga Cepu. Peningkatan status ruas jalan Rembang – Blora – Cepu yang semula merupakan jalan provinsi menjadi jalan nasional pada tahun 2015 bertujuan untuk mendukung pengembangan kawasan industri di Rembang, Blok migas di Cepu - Blora.

“Penanganan di ruas ini untuk mendukung pengembangan daerah di Cepu dan sekaligus konektivitas Pantura dengan batas Jatim di Bojonegoro dan yang menuju ke Tol Ngawi” ujar PPK 1.5 Provinsi Jawa Tengah, I Nyoman Yasmara.

Pada Tahun Anggaran 2020 dianggarkan 25,8 miliar rupiah untuk paket longsegmen Preservasi Jalan Rembang – Blora – Cepu yang meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin jalan sepanjang 34,19 km, pemeliharaan rutin kondisi sepanjang 19,37 km, pekerjaan penunjang / holding sepanjang 11,98 km, preservasi rekonstruksi dan rehabilitasi jalan sepanjang 1,75 km, pelebaran jalan menuju standar sepanjang 3,2 km, preservasi rutin jembatan sepanjang 754,2 km dan preservasi berkala jembatan sepanjang 9,5 m. Total penanganan Paket Preservasi Ruas Rembang – Blora – Cepu sepanjang 70,14 km.

Ia menjelaskan dengan adanya refocusing atau relaksasi anggaran di Kementerian PUPR menuntut adaya penyesuaian di paket tersebut.

“Di 2020 kami kena refocusing atau relaksasi. Awalnya secara kontrak nilainya 25 miliar, kena refocusing relaksasi 13,2 miliar pada lingkup pelebaran jalan. Namun demikian penyedia jasa siap menyelesaikan sampai di akhir Desember dan pembayaran di 2021” Ujar PPK 1.5 Provinsi Jawa Tengah, I Nyoman Yasmara.

“Kita ada efektif pelebaran jalan dengan sepanjang 3,2 km. Jadi untuk ruas Rembang – Blora – Cepu yang dulu ruas jalan provinsi lalu naik status menjadi jalan nasional pada tahun 2015 ada kurang lebih 18 km yang secara lebar belum memenuhi lebar standar. Dan di tahun 2020 ini alokasi anggaran untuk menangani pelebaran 3,2 km. Saat ini progress di lokasi pelebaran jalan sudah mencapai 41,29 %” Ujar Yasmara (10/6).

Yasmara menjelaskan untuk desain pelebaran jalan terdiri dari AC Base 8 cm, AC BC 6 cm, AC WC 4 cm dan untuk eksisting sendiri ada dua lapis AC BC 6 cm AC WC 4 cm. Pekerjaan yang masih dilaksanakan yaitu pekerjaan saluran, AC WC, Agregat S dan bangunan pelengkap lainnya.

Selain lingkup pelebaran jalan di ruas Rembang – Blora – Cepu ini juga terdapat pekerjaan rehabilitasi jalan sepanjang 1,4 km di mana titiknya tersambung dengan pekerjaan pelebaran jalan tepatnya di Rembang - Batas Kabupaten Blora. Yasmara menyebutkan bahwa pekerjaan perkerasan untuk rehabilitasi jalan sudah selesai dilakukan. Pekerjaan yang tersisa adalah pekerjaan agregat S dan marka jalan.

Kondisi jalan usai dilakukan rehabilitasi di KM SMG 143+500 (dok. PPK 1.5 Provinsi Jawa Tengah)

“Lalu lintas kendaran berat di ruas ini sebagian besar truk truk bermuatan pasir dari Cepu ke Rembang, truk muatan minyak dan gas dari Cepu dan truk semen di daerah Bulu. Kawasan di sekitar ruas ini juga masih banyak berupa lahan pertanian.” Kata Yasmara.

Untuk pemeliharaan berkala jembatan di Genjahan ada penambahan tangga inspeksi dan pengecatan jembatan. Secara kondisi jembatan Genjahan masih dalam kondisi sangat baik karena jembatan tersebut masuk dalam penanganan efektif tahun 2019.

“Kami ada padat karya rutin jalan yaitu pembersihan patok, pembersihan rambu, pembersihan drainase, pengendalian tanaman dan pengecatan jembatan. Untuk padat karya non rutin untuk efektif ada galian untuk selokan dan saluran drainase dan pasangan batu dengan mortar” tambahnya.

Padat karya di ruas ini untuk di lingkup rutin sekitar 15 orang terbagi di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora. Pekerja padat karya yang mengerjakan drainase dan mortar berjumlah kurang lebih 20 orang.

“Tapi menyesuaikan juga dengan kondisi volume pekerjaan di lapangan. Jadi rata-rata sekitar 15-20 orang itu” pungkasnya.  (LU)