Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah - DI Yogyakarta

Refleksi Kinerja Jalan Nasional Usai Puncak Lebaran


Jum'at, 11/04/2025 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   23

SEMARANG – Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, menggelar rapat evaluasi arus mudik dan balik Lebaran 2025 pada Kamis, 10 April 2025. Diselenggarakan secara daring dari Jakarta dipimpin oleh Direktur Preservasi Wilayah I, I Nyoman Suaryana, dan diikuti oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis Sumatera-Jawa-Bali, termasuk Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah–DIY.
Dalam arahannya, Nyoman menegaskan pentingnya evaluasi pasca-Lebaran sebagai pijakan untuk perbaikan berkelanjutan. "Harapannya ada peningkatan pelayanan jalur lebaran Ditjen Bina Marga dalam menghadapi arus mudik lebaran maupun arus mudik nataru berikutnya," ujarnya.
Sejumlah isu menjadi bahan pembahasan, mulai dari kemantapan jalan nasional sebelum dan sesudah Lebaran 2025, hingga usulan alokasi anggaran untuk mempertahankan kualitas jalan. Isu-isu penting lainnya seperti lokasi rawan kemacetan, kejadian bencana seperti banjir dan longsor, kondisi volume lalu lintas, serta data kecelakaan. Efektivitas posko mudik turut menjadi sorotan, dinilai berdasarkan jumlah kunjungan dan jangkauan informasi kepada masyarakat.
Kepala BBPJN Jawa Tengah–DIY, Khusairi, dalam laporannya menyampaikan bahwa kondisi kemantapan jalan nasional di wilayahnya sempat menurun di awal tahun akibat cuaca ekstrem dan kebijakan efisiensi anggaran.
"Kondisi saat ini kemantapan di bulan Februari 2025 sebesar 92,31% atau sebelum lebaran, terjadi penurunan dari Semester II Tahun 2024 yang 96,7%. Untuk kemantapan setelah lebaran akan dilakukan survei kembali,” tutur Khusairi.
Khusus untuk ruas Pantura Timur Jawa Tengah, Nyoman meminta penentuan lokasi prioritas penanganan dan usulan pembukaan blokir anggaran agar penanganan bisa lebih efektif dan tepat sasaran.
Beberapa isu krusial turut mencuat dalam rapat, termasuk banjir di Sayung, Demak; genangan di Underpass Prupuk, Tegal; dan luapan air di ruas Bts Kota Klaten–Prambanan, Kabupaten Klaten. Di Sayung, penanganan sementara masih mengandalkan crane derek untuk membantu kendaraan mogok. Solusi jangka panjang baru akan hadir setelah rampungnya pembangunan tanggul laut dalam proyek Jalan Tol Semarang–Demak Seksi 1.
Di Prupuk, banjir terjadi akibat luapan anak Sungai Pemali. BBPJN Jateng–DIY mengusulkan pembukaan blokir anggaran untuk pengadaan pompa dan pengamanan sementara menggunakan sheet pile. Penanganan permanen berupa pembangunan flyover menjadi kebutuhan jangka panjang.
Sementara di Ceper, Klaten, luapan air berasal dari aliran sungai perkampungan dan persawahan, diperparah oleh sedimentasi saluran drainase. Penanganan awal dilakukan melalui pembersihan saluran oleh PPK 3.4 Provinsi Jawa Tengah, sedangkan solusi jangka panjangnya adalah penggantian sistem drainase secara menyeluruh.
Dari sisi teknologi, BBPJN Jateng–DIY melaporkan pemanfaatan delapan unit CCTV berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menghitung volume kendaraan sebelum dan sesudah masa Lebaran. Inovasi ini memperkuat basis data pengambilan kebijakan dan evaluasi teknis di lapangan.
Selama arus mudik 2025, BBPJN Jateng–DIY juga menyiagakan 24 posko layanan. Posko PPK 1.3 Jawa Tengah di Jalan Lingkar Kaliwungu, Kendal, menjadi yang paling ramai dikunjungi, yakni 52 pemudik. Sementara di wilayah DIY, Posko PPK 1.1 DIY di Ring Road Utara Yogyakarta mencatat 23 kunjungan.
Evaluasi ini menegaskan bahwa keberhasilan layanan mudik tak semata diukur dari kelancaran lalu lintas saat puncaknya, tetapi juga dari keseriusan menjaga infrastruktur tetap prima sebelum dan sesudahnya. Jalan bukan sekadar urusan aspal dan beton—ia adalah urat nadi kehidupan yang mesti dirawat tanpa henti, demi pelayanan publik yang terus bergerak maju.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Pembangunan Jembatan sekaligus Plt. Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan (SSPJJ), Rakhman Taufik