Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah - DI Yogyakarta

Jalan Prambanan–Gayamharjo: Menembus Bukit, Menyambung Ekonomi Selatan DIY


Senin, 21/04/2025 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   33

Yogyakarta – Pembangunan Jalan Prambanan–Gayamharjo sepanjang 9,08 kilometer terus menunjukkan perkembangan positif. Proyek ini menjadi bagian dari jaringan jalan strategis Prambanan–Gayamharjo–Tawang–Ngalang–Gading yang membentang sejauh 27,58 kilometer. Jalan ini bukan hanya membuka akses fisik antarwilayah, tetapi juga menjadi tumpuan baru dalam memperkuat ketahanan pangan, mendorong sektor pariwisata, dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi kawasan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Ruas ini berperan penting dalam mempercepat konektivitas antara Sleman dan Gunungkidul. Dengan jalan baru ini, waktu tempuh bisa berkurang sekitar 15 menit dan biaya logistik bisa ditekan,” ujar Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Provinsi DI Yogyakarta, Tisara Sita di Yogyakarta, Rabu (16/4).
Ia menambahkan, pembangunan jalan ini merupakan bagian dari pelaksanaan program Instruksi Presiden Jalan Daerah (IJD) yang diusulkan oleh Gubernur DIY. “Kami berharap proyek ini bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal, terutama dari sektor pariwisata dan pertanian,” imbuh Tisara.
Keberadaan jalan ini membuka akses langsung ke sejumlah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), seperti kompleks Candi Prambanan dan Ratu Boko, kawasan Prambanan–Kalasan, hingga Geopark Gunung Sewu yang telah diakui UNESCO. Integrasi dengan rencana Exit Tol Bokoharjo (Akses Jl.Nasional s.d. YORR di Simpang Susun Purwomartani Tol Solo-Jogja) juga mempercepat konektivitas dari jalur tol ke wilayah selatan DIY.
Progres fisik hingga April 2025 menunjukkan bahwa segmen 2.1 Pembangunan Jalan Prambanan-Gayamharjo yang dikerjakan dengan skema Single Year Contract (SYC) telah rampung 100 persen. Adapun segmen 1 dan 2.2 yang masuk dalam skema Multi Years Contract (MYC), masing-masing mencatatkan progres 18,873 persen dan 12,285 persen. Kementerian PU menargetkan seluruh pekerjaan tuntas pada Agustus 2025.
Rangkaian pembangunan ini akan tersambung dengan ruas sepanjang 1,275 kilometer yang lebih dulu rampung pada Tahun Anggaran 2023. Dengan demikian, lintasan dari Prambanan ke Gayamharjo akan menjadi satu kesatuan yang utuh dan mempermudah pergerakan orang dan barang antarwilayah.
Meski pembangunan berjalan sesuai rencana, proyek ini tetap menghadapi sejumlah tantangan teknis. Volume galian yang tinggi memerlukan lokasi buangan material yang memadai. Di sisi lain, cuaca ekstrem yang melanda wilayah DIY dari November 2024 hingga Februari 2025 sempat menghambat laju pekerjaan. Tak hanya itu, proyek ini juga menemukan artefak berupa arca yang membutuhkan penanganan khusus dan melibatkan instansi pelestarian budaya.
Namun demikian, transformasi kawasan mulai tampak. Daerah perbukitan yang sebelumnya sulit dijangkau kini mulai hidup. Antusiasme warga pun meningkat. “Warga sangat antusias, bahkan di ruas yang sudah terbangun sempat diadakan kegiatan car free day yang mendorong aktivitas ekonomi lokal,” kata Tisara.
Pembangunan Jalan Prambanan–Gayamharjo tidak terlepas dari sinergi lintas instansi. Pemerintah pusat dan daerah bahu-membahu menyukseskan proyek ini, mulai dari Dinas PUP-ESDM DIY yang menangani konstruksi dengan pembiayaan dari Dana Keistimewaan dan APBD DIY, hingga Pemerintah Kabupaten Sleman yang berperan penting dalam proses pembebasan lahan. Dukungan dari Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sleman memperkuat aspek pengelolaan pendanaan dan aset, sementara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X menjadi kunci dalam penanganan temuan arkeologis.
Jalan Prambanan–Gayamharjo tak hanya menyambung dua kabupaten, tetapi juga menghubungkan masa lalu, masa kini, dan harapan akan masa depan yang lebih inklusif bagi kawasan selatan DIY.