Open Traffic Underpass Karangsawah Mengawali Penutupan Perlintasan Kereta Api
Kamis, 06/12/2018 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 2423
Brebes — Satu persatu perlintasan sebidang dengan Jalur Kereta Api mulai berkurang dengan pembangunan Fly Over maupun Underpass sebagai upaya mendukung zero accident. Salah satunya perlintasan sebidang di Ruas Jalan Prupuk-Batas Kab. Tegal/Banyumas tepatnya di Jalan Karangsawah, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.
Perlintasan di ruas yang menghubungkan jalur Utara (Tegal, Brebes) dengan jalur Tengah (Purwokerto) ini sebelumnya sering macet akibat antrian kendaraan saat kereta api melintas. Dengan adanya Underpass Karangsawah maka kepadatan kendaraan di jalur tersebut tidak akan terganggu oleh perjalanan kereta api yang sangat padat di perlintasan tersebut.
Untuk itu, Selasa, 4 Desember 2018 telah dilakukan sosialisasi penutupan perlintasan kereta api Karangsawah di lokasi underpass dan dilanjutkan dengan uji coba open traffic Underpass Karangsawah yang ditandai dengan pemotongan pita oleh Suparman, Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Jawa Tengah. Selanjutnya lalu lintas kendaraan umum dipandu oleh pihak Satlantas Brebes melewati Underpass Karangsawah untuk pertama kalinya.
Alik Mustakim, PPK Underpass Karangsawah cs menjelaskan, “Uji coba open traffic ini akan berlangsung 7 x 24 jam agar dapat diketahui pola lalu lintas pengguna jalan baik saat hari efektif maupun pada hari libur. Selama 7 hari akan dilakukan evaluasi, apabila ada pembenahan akan dilakukan segera”.
Selama 7 hari uji coba tersebut, perlintasan sementara akan ditutup menggunakan concrete road barrier portable. Setelah 7 hari apabila hasil evaluasi menyebutkan perlunya pembenahan underpass secara teknis dan non teknis maupun secara sosial, maka underpass akan ditutup sementara.
PT. KAI DAOP 5 Purwokerto yang diwakili oleh Hari S (Bagian Quality Control) juga menyampaikan apresiasinya. “Kami sangat mengapresiasi sekali apa yang dilakukan oleh Kementerian PUPR dengan adanya Underpass Karangsawah dapat mengantisipasi potensi bahaya baik dari masyarakat maupun dari PT. KAI. Saya berharap warga sekitar pada saat menyeberang diantisipasi agar bisa melewati jalur underpass ini”.
Pembangunan Underpass Karangsawah/ realinyemen jalan nasional sepanjang 850 meter termasuk pembangunan box underpass sepanjang 46 meter dan duplikasi Jembatan Pedes dengan bentang 60 meter. Alokasi anggaran untuk pembangunannya yakni 87 miliar rupiah yang berasal dari APBN 2018. Pembangunan Underpass Karangsawah terkontrak pada bulan Februari dan telah selesai pada tanggal 21 November 2018. Underpass Karangsawah ini telah diusulkan untuk diresmikan pada tanggal 22 Desember 2018 agar dapat operasional penuh pada libur Hari Natal dan Tahun Baru.
Dari segi estetika, Underpass Karangsawah dihiasi oleh motif batik salem yang merupakan batik khas Brebes untuk mengangkat kearifan lokal. Tujuannya agar Underpass Karangsawah ini bisa menjadi ikon di wilayah setempat. Selain itu Underpass Karangsawah juga dilengkapi dengan rambu-rambu yang telah dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan dan Satlantas Kabupaten Brebes dan konsultan Andalalin sesuai dengan standar yang diperlukan. Juga terdapat pemasangan 2 zebracross tepatnya di depan Sekolah Dasar Kutamendala dan Mts Nurul Ulum Karangsawah.
Sebelumnya, pada tahun 2015 saat mudik lebaran terjadi kemacetan panjang di wilayah Brexit. Oleh karena itu Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono mengusulkan agar dibangun flyover maupun underpass untuk menghindari 5 perlintasan sebidang kereta api dari Pejagan hingga Purwokerto. Sehingga pada Tahun Anggaran 2016/2017 telah dibangun pula 4 Flyover yakni FO Dermoleng, FO Klonengan, FO Kesambi dan FO Kretek untuk menghindari perlintasan sebidang rel kereta api dan sebagai jalur konektivitas Jalur Utara dengan Jalur Selatan yang dimulai dari Pejagan melewati Prupuk menuju Bumiayu dan Purwokerto.
Agung Sutardjo Kepada Bidang Pembangunan dan Pengujian BBPJN VII menjelaskan mengenai ketertinggalan pembangunan Underpass Karangsawah. “Underpass Karangsawah sendiri tertinggal dengan 4 flyover yang lain dikarenakan terdapat beberapa kendala salah satunya yaitu terjadi longsor di wilayah Ciregol. Sehingga prioritas penanganan dilakukan terlebih dahulu untuk mengatasi longsor tersebut dengan membuat jalan lingkar sepanjang 5 kilometer”.
“Pada tahun 2018 ini wilayah dari Tegal Prupuk hingga Purwokerto tidak ada lagi perlintasan sebidang untuk Hari Natal dan Tahun Baru dan tidak ada lagi hambatan. Saya berharap untuk mudik-mudik selanjutnya dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kemacetan” tutup Agung.