Teknologi Mortar Busa Solusi Atasi Kondisi Tanah Dengan Daya Dukung Rendah
Rabu, 26/07/2023 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 127
Mempertahankan kondisi jalan dan jembatan dalam kondisi mantap dengan melakukan penanganan, perawatan, pencegahan, secara rutin agar infrastruktur terutamanya jalan dan jembatan dapat memberikan umur layanan sesuai dengan rencana yang di tentukan, terus dilakukan oleh BBPJN Jatim – Bali di ruas jalan nasional Jawa Timur – dan Bali.
Seperti halnya di PPK 1.2 Prov. Bali (Cekik - Bts. Kota Negara - Pekutatan - Antosari - Tabanan) yang secara rutin melakukan kegiatan preservasi di ruas jalan nasional yang menjadi tanggung jawabnya.
I Made Mardita selaku PPK 1.2 Prov. Bali menjelaskan terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kondisi jalan dan jembatan pada tahun anggaran (TA) 2023 diantaranya, paket pekerjaan preservasi jalan dan jembatan, perbaikan geomterik, padat karya, sedangkan untuk pekerjaan berupa pemeliharaan rutin kondisi jalan, holding jalan, dan pemeliharaan rutin jembatan dilakukan melalui E-katalog.
Selain itu, dalam pemeliharaan dan peningkatan kondisi jalan dan jembatan, Balitbang Kementrian PUPR juga menerapkan satu teknologi yang bernama Mortar Busa. Penerapan teknologi Mortar Busa sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kondisi tanah dengan daya dukung rendah.
Teknologi mortar busa digunakan PPK 1.2 Prov. Bali di ruas jalan Antosari - Bts. Kota Tabanan, yang salah satunya adalah Km 25+100 – 25+650 (Tanjakan Samsam), dilokasi tersebut terdapat tanjakan yang cukup curam dan kerap membuat truk dengan muatan berat sering mengalami gagal nanjak, bahkan tak jarang saat ditanjakan tiba – tiba truk mundur dan mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dan kemacetan.
Mardita mengatakan pemilihan mortar busa sebagai timbunan bisa dilakukan, sesuai dengan kebutuhan terutama dengan keterbatasan lahan. “ Selain mengatasi permasalahan karena keterbatasan lahan, Penggunaan timbunan biasa membutuhkan lahan yang relatif lebih luas dibandingkan timbunan biasa terutama dalam hal pemadatan tanah,” ungkap Mardita.
Lebih lanjut Mardita mengatakan untuk berat dari mortar busa ini lebih ringan dari material timbunan biasa, sehingga beban yang diterima oleh tanah dasar atau struktur dibawahnya lebih ringan, selain itu waktu setting mortar busa cukup cepat, sehingga dapat dikerjakan lapisan berikutnya setelah 4 jam.
Secara rinci Mardita menjelaskan, untuk pekerjaan preservasi meliputi rehabilitasi minor dan Rehabilitasi Minor padat karya yang dilakukan pada 6 ruas jalan, penanganan longsor pada bahu jalan 100 meter diruas Antosari – Bts. Kota Tabanan, penanganan black spot dengan memperkeras bahu jalan di ruas jalan Pekutatan – Antosari, dan Bts. Kota Negara – Pekutatan.
Pemeliharaan Berkala Jembatan (pekerjaan pemeliharaan dan Perbaikan Minor, patching aspal, expantion joint, pebaikan DPT, railing dan trotoar) pada 14 Jembatan, serta Rehabilitasi Jembatan meliputi pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan serta perkuatan struktur jembatan, perkuatan FRP pada bangunan atas jembatan, patching beton, perkuatan pilar dengan penambahan selimut beton pada 4 Jembatan.
Untuk total target panjang penanganan preservasi diantaranya, Rehabilitasi Minor jalan 1.87 Km, Rehabilitasi Minor jalan (padat karya) 3.16 Km, penanganan longsoran 100 meter.
“Paket Preservasi Jalan Cekik - Bts. Kota Negara - Pekutatan - Antosari - Bts. Kota Tabanan berada di ruas jalan nasional yang melewati kabupaten Jembrana dan Tabanan Provinsi Bali, untuk pekerjaan overlay ada 14 titik dengan panjang variasi 600 s/d 200 meter per segmen dan dikerjakan spot – spot. Untuk overlay 1 lapis dengan ketebalan 5 cm,” ungkap Mardita.
Terkait dengan sumber anggaran TA 2023, Mardita menyampaikan sumber anggaran menggunakan APBN 2023 dengan masa pelaksanaan 240 hari kalender, serta masa pemeliharaan selama 365 hari kalender