Home Logo

Peningkatan Kualitas Infrastruktur Jalan Pantai Utara dengan Metode Water-Cement Grouting


Rabu, 08/03/2023 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   197

Kementerian PUPR melalui BBPJN Jatim – Bali telah sukses menerapkan metode water-cement grouting dalam memperbaiki kondisi jalan rusak. Jalur pantai utara (Pantura), yang merupakan jalur favorit mobilitas orang, barang, dan jasa, sering menghadapi masalah volume lalu lintas tinggi dan kendaraan bermuatan berlebih. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas jalan adalah kondisi tanah dasar atau subgrade.

Metode water-cement grouting menjadi solusi yang efektif tanpa perlu mengganti atau membongkar subgrade. Prosesnya melibatkan pembuatan lubang pada badan jalan dengan jarak dan pola zig-zag tertentu. Kemudian, campuran air dan semen disuntikkan ke dalam lubang dengan tekanan tertentu. Hasilnya, nilai CBR (California Bearing Ratio) subgrade meningkat, menunjukkan kemampuan tanah untuk menahan beban yang lebih baik.

Implementasi metode ini telah berhasil pada proyek Preservasi Jalan Tuban – Babat – Lamongan – Gresik dan akan diterapkan pada proyek Preservasi Jalan Babat – Lamongan – Gresik dengan panjang efektif perkerasan rigid 16,64 km. Kelebihan metode water-cement grouting adalah kecepatan pelaksanaan dan peningkatan nilai CBR subgrade, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas jalan raya dengan biaya yang lebih terjangkau.

tahap awal untuk penerapan metode water cement grouting adalah dengan membuat lubang pada badan jalan sedalam 2,5 meter dengan diameter 1,5 inch dengan jarak antar lubang 2,5 meter, pembuatan lubang pada badan jalan dilakukan pada lokasi yang memiliki tingkat deformasi permanen tinggi, dengan pola zig-zag antara satu lubang dengan lubang yang lain.

Pada lubang yang telah dibuat dimasukan pipa baja dengan panjang 2,5 meter dan diameter 1,5 inch, selanjutnya siapkan campuran air dan semen dengan perbandingan 5 sak semen banding 300 liter air, dicampurkan kedalam tabung bertekanan, dan disuntikan dengan tekanan 5 kg/cm2 kedalam lubang yang telah disiapkan tadi.

Tekanan ini dibutuhkan agar campuran water-cement dapat menyebar secara merata pada lubang yang telah dibuat. Sebaran material yang terjadi maximum radius 25.48 cm

Hasil dari proses water cement grouting ini dapat dilihat dari peningkatan nilai CBR (California Bearing Ratio), yang merupakan ukuran kemampuan tanah untuk menahan beban. Sebelum dilakukan water cement grouting, kondisi subgrade memiliki nilai CBR yang rendah (<2,5%).

Setelah dilakukan grouting, hasil tes DCP pada lokasi yang sama menunjukkan peningkatan nilai CBR diatas >6%. Selain itu, secara visual di lapangan, getaran atau shock pada badan jalan ketika kendaraan besar melintas lebih teredam dibandingkan sebelum dilakukan grouting.

Metode water cement grouting telah sukses diterapkan pada pelaksanaan Preservasi Jalan Tuban – Babat – Lamongan – Gresik pada awal tahun 2021 di Km Sby 39+650 – 41+000 yang memiliki kondisi eksisting perkerasan aspal yang rusak berat. Dengan kesuksesan tersebut, metode ini diadaptasi kembali pada pelaksanaan paket selanjutnya yaitu Preservasi Jalan Babat – Lamongan – Gresik dengan panjang efektif perkerasan rigid 16,64 Km pada Tahun Anggaran 2021 – 2023 (MYC).

Dalam pengaplikasiannya, metode water cement grouting dapat menjadi alternatif yang efektif dalam memperbaiki kondisi jalan yang rusak. Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat dilakukan dengan cepat dan dapat meningkatkan nilai CBR pada subgrade, dengan adanya metode water cement grouting, diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas jalan raya dengan biaya yang lebih terjangkau.