Home Logo

Bangun Jembatan Gantung Sementara Untuk Jaga Konektivitas


Selasa, 17/05/2022 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   189

Erupsi gunung Semeru yang terjadi pada sabtu (4/12) menimbulkan dampak kerusakan. Tak hanya rumah warga, kerusakan pada sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan nasional juga terjadi. Robohnya jembatan Besuk Kobo’an akibat terjangan material vulkanik mengakibatkan terputusnya konektivitas yang menghubungkan Lumajang-Turen-Malang.

Guna menjaga konetivitas warga sekitar jembatan dapat tetap berjalan, BBPJN Jawa Timur – Bali melalui PPK 1.5 Prov. Jawa Timur (Probolinggo – Lumajang – Turen) telah membangun jembatan gantung sementara. Lokasi pembangunan jembatan gantung tersebut tepat diatas jembatan Besuk Kobo’an yang runtuh. Perlu diketahui jembatan Besuk Kono’an yang runtuh memiliki panjang 129 meter.

Rizal Sanaba, ST selaku PPK PPK 1.5 Prov. Jawa Timur mengatakan pembangunan jembatan gantung sementara tersebut dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Jembatan gantung sementara tersebut memilik panjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter. “untuk jembatan gantung dapat dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda 2, kalau untuk keadaan darurat jembatan gantung tersebut dapat dilalui mobil ambulan yang kecil.” Ungkap Rizal.

Jembatan gantung sementara tersebut dibangun untuk konektivitas warga sementara waktu, disaat yang bersamaan akan dibangun jembatan pengganti jembatan Besuk Kobo’an. “nanti akan dibangun jembatan pengganti jembatan Besuk kobo’an, jadi sementara waktu masyarakat sekitar bisa memanfaatkan jembatan gantung sementara untuk konektivitas.” Ungkapnya.

Nantinya jembatan pengganti Besuk Kobo’an akan memiliki panjang 140 meter, lebar jembatan 12,5 meter yang sekarang dalam tahap pembangunan, sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi banjir lahar dingin, pembangunan kembali jembatan Besuk Kobokan tidak lagi menggunakan pilar-pilar di tengah tapi jembatan langsung menggunakan rangka baja, dengan menggunakan sistem penyambungan dua arah dari sisi Malang dan sisi Lumajang, dan jembatan dibangun di tempat yang sama.

Selain pembangunan jembatan gantung sementara dan pembangunan jembatan pengganti Besuk Kobo’an, beberapa penanganan infrastruktur khususnya jalan dan jembatan nasional yang terdampak erupsi gunung Semeru juga dilakukan, Rizal menambahkan beberapa penanganan di infrastruktur yang terdampak letusan erupsi antara lain, pembersihan badan jalan, rekonstruksi jalan nasional sepanjang 7 Km, serta pekerjaan penanganan jalan alternatif ruas Pasirian – Tempursari.

Rizal menjelaskan untuk pembersihan badan jalan nasional yang tertutup pasir dengan ketinggian antara 2 – 5 meter akibat banjri bandang. “Ruas jalan nasional di daerah kamar kajang juga tertutup pasir sepanjang 500 meter, kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk membersihkan badan jalan tersebut.” Imbuh Rizal.

Untuk rekonstruksi jalan nasional link 062 Ruas bts. Kab. Malang – Bts. Kab. Lumajang dengan total panjang 7 Km. Rizal menceritakan ruas jalan tersebut mengalami kerusakan berat akitabt tonase yang berlebih. “Terutama truk bermuatan pasir, yang bercampur air yang membuat badan jalan menjadi rusak berat.” Tandasnya. Semula badan jalan tersebut memiliki lebar 5 meter dan akan direkonstruksi dan diperlebar menuju standar. “Pembangunan penanganan untuk rigid sepanjang 5,5 km, dan rekonstruksi jalan sepanjang 1,5 km, target waktu penyelesaian 8 bulan yang berakhir pada bulan Juli 2022.” Ujar Rizal Sanaba lebih rinci.