Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah - DI Yogyakarta

Peresmian Jembatan Gantung Guyangan Kab. Pati


Sabtu, 26/03/2022 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   2397

Pati - Jembatan Gantung Guyangan yang selesai dibangun pada Bulan Desember 2021 pada Jumat (25/3) diresmikan oleh Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian, didampingi oleh Kepala BBPJN Jateng-DIY Wida Nurfaida serta Anggota Komisi V DPR RI Sudewo selaku pengusul dibangunnya jembatan tersebut.

Jembatan Gantung Guyangan menghubungkan dua wilayah yaitu Desa Guyangan Kecamatan Winong dengan Desa Karangwotan Kecamatan Puncakwangi. Jembatan Gantung Guyangan memiliki bentang 60 meter dengan lebar 1,8 meter dengan tipe jembatan rigid simetris.

Dirjen Bina Marga, Hedy Rahadian menyampaikan pembangunan Jembatan Gantung bertujuan agar kehidupan ekonomi dan kegiatan belajar mengajar anak anak di pedesaan dapat dilakukan dengan baik meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kementerian PUPR sudah membangun lebih dari 400 jembatan gantung di seluruh Indonesia atau sekitar 60-an jembatan dibangun setiap tahun” ujar Hedy.

Ia berpesan agar jembatan ini dipelihara dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah desa Guyangan dan Karangwotan serta Pemerintah Kabupaten Pati. Disampaikannya bahwa Ditjen Bina Marga melalui Direktorat Jembatan maupun BBPJN Jateng-DIY siap menerima konsultasi permasalahan teknis pemeliharaan jembatan gantung.

Kepala BBPJN Jateng-DIY, Wida Nurfaida menambahkan aturan penggunaan jembatan gantung telah dipasang di jalan pendekat jembatan dan dari pihak pemerintah desa perlu melakukan pengawasan dalam penggunaannya agar tidak over kapasitas dan jembatan dapat lebih awet.

Warga Guyangan dan Karangwotan turut memeriahkan acara peresmian tersebut dengan melakukan tasyakuran sedekah bumi di Jembatan Gantung Guyangan sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih atas dibangunnya jembatan tersebut.

Sebelumnya akses penghubung kedua desa memanfaatkan jembatan lama yang konon dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Pada jaman penjajahan jembatan tersebut digunakan sebagai rel untuk menyeberangkan hasil bumi. Seiring waktu masyarakat menggunakannya untuk menyeberang dengan berjalan kaki maupun berkendaraan roda dua. Tanpa ada pengaman di sisi kanan dan kiri serta kayu yang menjadi lantai pijakan sering menimbulkan kecelakaan, warga yang terjatuh dari jembatan, kayu yang lapuk dan sebagainya. Selain jembatan lama, jalan alternatif lainnya yang ditempuh oleh masyarakat harus memutar sejauh 25 km.

Kini, hadirnya Jembatan Gantung Guyangan akses warga masyarakat menjadi lebih mudah dan lebih aman dibandingkan sebelumnya. (LU)