Menteri PU Tinjau Jalur Pantura untuk Pastikan Arus Mudik 2025 Aman
Jum'at, 28/03/2025 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 28
Semarang - Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyusuri jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) guna memastikan kesiapan infrastruktur dalam mendukung arus mudik dan balik Lebaran 2025. Tinjauan tersebut dilakukan mulai dari Cikampek (wilayah Jawa Barat) hingga Semarang (wilayah Jawa Tengah) pada Jumat (28/3/2025).
Menteri Dody menyampaikan bahwa hasil evaluasi menunjukkan kondisi jalan Pantura di wilayah Jawa Barat hingga Jawa Tengah dalam kondisi baik kendati masih terdapat beberapa titik yang mulai bergelombang. "tapi memang sudah kita sudah kita anggarkan untuk melakukan preservasi menengah hingga berat tergantung kondisi jalannya. Semua posko telah disiapkan dengan alat berat dan alat tambal cepat untuk memastikan lubang-lubang yang muncul bisa segera ditangani," ujarnya saat singgah di Posko PPK 1.1 Provinsi Jawa Tengah yang berada di ruas Jalan Batas Kota Tegal - Batas Kota Pemalang, Jumat (28/3).
Ia menambahkan, meskipun sudah melewati H-10, namun jika ditemukan lubang baru, maka akan segera dilakukan penanganan saat volume lalu lintas tidak terlalu padat agar tidak mengganggu arus perjalanan pemudik.
Terkait koordinasi dengan pihak terkait, Menteri Dody mengungkapkan rencana diskusi dengan Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian mengenai usulan agar kendaraan berat diarahkan ke jalan tol setelah Lebaran. "Jalan nasional ini kan punya batas tonase maksimal 10 ton dengan asumsi tidak ada over dimension dan overload (ODOL). Namun begitu ada kendaraan yang lewat melebihi batas tersebut, kami akan sarankan untuk menggunakan jalan tol," jelasnya.
Menurutnya, hal ini penting untuk mengurangi beban APBN yang harus menanggung biaya perbaikan jalan nasional akibat kendaraan ODOL. "Harusnya perbaikan dilakukan 6 bulan atau setahun sekali, tapi jika kendaraan ODOL tetap melintas, jarak waktu perbaikan akan semakin pendek. Kalau dibiarkan, berisiko menimbulkan kecelakaan, terutama bagi pengendara motor yang mendominasi volume kendaraan di Indonesia," paparnya.
Menteri Dody menambahkan bahwa ia akan mengusulkan kebijakan tarif khusus di jalan tol agar truk-truk lebih memilih jalur tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa dampak pada pelaku UMKM di sepanjang jalan nasional juga perlu dipertimbangkan. "Kalau truk pindah ke tol, pasti ada dampaknya bagi penjual makanan dan pelaku UMKM. Itu juga harus kita pikirkan," katanya.
Terkait anggaran preservasi jalan nasional, Menteri Dody menyampaikan bahwa dirinya akan mengecek ulang angka terkini. "Feeling saya bisa lebih besar dari tahun 2022 yang mencapai Rp40 triliun, mengingat kondisi cuaca saat ini yang lebih ekstrem dari sebelumnya," katanya
Faktor cuaca yang tak menentu, termasuk hujan yang masih terjadi di saat seharusnya sudah memasuki musim kemarau, menjadi tantangan tambahan dalam pemeliharaan jalan.
Ia menambahkan bahwa penanganan masalah ODOL perlu melibatkan kementerian terkait, seperti Kementerian Ekonomi, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian PU untuk merumuskan solusi terbaik secara komprehensif.
Saat ditanya tentang dampak penerapan sistem one way di jalan tol terhadap jalan nasional, Menteri Dody menuturkan bahwa pada siang hari dampaknya tidak terlalu terlihat, namun pada malam hari arus kendaraan dari Jakarta ke arah Jawa terasa cukup padat.
Mengenai kondisi mudik tahun ini secara umum, Menteri Dody menilai bahwa situasinya lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. "Di jalan tol hampir tidak ada kemacetan, kalaupun ada hanya sedikit. Jalan nasional juga ramai lancar, aman, dan terkendali. Ini berkat penambahan posko oleh berbagai pihak yang semakin peduli pada keselamatan pengguna jalan," ujarnya.
Sebagai penutup, Menteri Dody menghimbau para pengendara, khususnya yang memilih jalur nasional, agar berkendara dengan aman. "Jika melintas di contraflow, mohon jangan terlalu bersemangat. Jaga kecepatan, berkendara dengan aman, dan jika lelah sebaiknya beristirahat lebih dahulu," pesannya.
Turut mendampingi Menteri PU, Kepala BBPJN Jawa Tengah-DI Yogyakarta Khusairi, Kepala Bidang Preservasi I Tri Bakti Mulianto, Kepala Bidang Preservasi II Aris Rudianto Nugroho, Kepala Satker PJN I Provinsi Jawa Tengah Syidik Hidayat dan PPK 1.1 Provinsi Jawa Tengah Jodi Pujiadi Hutomo.