Standardisasi Peralatan AMP di Lingkungan BPJN Riau
Senin, 06/06/2022 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 245
Pekanbaru, Balai Riau- Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Riau akan melakukan standardisasi dan meningkatkan kualitas Asphalt Mixing Plant (AMP) di wilayah Provinsi Riau. Saat ini terdapat 44 unit AMP yang terdata di wilayah Riau dengan 6 unit AMP belum laik dan butuh perbaikan.
BPJN Riau merupakan unit kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di lingkungan Provinsi Riau. BPJN Riau diputuskan menjadi unit kerja mandiri pada tahun 2019 yang sebelumnya adalah satuan kerja di bawah BPJN II Medan. Pemeriksaan kelaikan operasi peralatan pencampur aspal panas yang biasa disebut unit AMP merupakan salah satu tusi unit kerja BPJN Riau. Pemeriksaan kelaikan operasi AMP menjadi salah satu dasar pekerjaan untuk menunjang mutu pekerjaan pembangunan konstruksi, untuk itu Kepala BPJN Riau memiliki perhatian khusus untuk melaksanakan standardisasi di Provinsi Riau. Saat ini terdapat 44 unit AMP yang terdata di wilayah Riau dengan 6 unit AMP belum laik dan butuh perbaikan.
Dalam menunjang peningkatan mutu pekerjaan konstruksi di wilayah Provinsi Riau, terutama pekerjaan konstruksi pembangunan dan preservasi jalan flexible pavement aspal, Langkah pertama yang dapat dilaksanakan yakni memastikan kondisi unit produksi campuran aspal panas telah laik operasi. Setiap komponen dipastikan lengkap dan dapat berfungsi dengan optimal sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dalam manual dan spesifikasi di lingkungan Bina Marga.
Manual dan Spesifikasi Standardisasi mengacu pada Manual Konstruksi Bangunan No.011-2/BM/2007 Pemeriksaan peralatan unit pencampur aspal panas (AMP) Buku 2, Standar Operasional Prosedur Sertifikasi Laik Operasi AMP dan Batching Plant SOP/UPM/DJBM-79 Rev:01 Tahun 2022 dan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Revisi 1. Ketiga manual NSPK ini merupakan panduan yang digunakan secara nasional sesuai kebijakan Menteri PUPR melalui Ditjen Bina Marga.
Infrastruktur jalan sebagai sarana mobilitas masyarakat tentu kondisinya harus dipertahankan dan ditingkatkan. Beberapa metode pekerjaan jalan yaitu Rehabilitasi Mayor dan Rekonstruksi. Di Provinsi Riau mayoritas pekerjaan ini dilaksanakan dengan material campuran aspal panas flexible pavement. Wilayah Provinsi Riau didominasi oleh daerah geografis rawa sehingga pekerjaan rigid pavement kurang tepat. Perkerasan kaku tentunya memerlukan teknologi terkini untuk mencapai mutu pekerjaan yang baik dan menghasilkan infrastruktur jalan dengan kemantapan mencapai target. Teknologi Perkerasan Flexible sangat ditentukan oleh Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan teknologi terkini. Dalam hal ini perlu perawatan dan pemeriksaan berkala guna memastikan ukuran takaran yang pas, komponen yang bekerja efektif dan lancar. Untuk itu, AMP yang telah beroperasi di atas 10 tahun perlu pelaksanaan peremajaan unit AMP. Saat ini terdapat beberapa AMP di daerah kabupaten kota yang telah menua dan sejatinya tidak laik operasi.
Perbaikan jalan dengan aspal merupakan pekerjaan yang membutuhkan teknologi, seperti AMP untuk perkerasan fleksibel dan Batching Plant untuk perkerasan kaku. Tentunya ini semua tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan Sumber Daya Manusia yakni Operator dan Mekanik, yang telah tersertifikasi keahlian khusus sesuai peraturan permenaker maupun perhimpunan keahlian/profesional. Timbangan dan dial-dial pada peralatan laboratorium AMP serta komponen AMP wajib dilakukan kalibrasi pada laboratorium standar KAN. Perlakuan terhadap material agregat pada stockpile juga harus ditingkatkan. Material harus disimpan dengan atap pelindung atau tertutup terpal sehingga terlindung dari perubahan cuaca serta lingkungan. Penggunaan bahan bakar yang tidak standar juga patut dihindarkan seperti minyak hitam, kayu dan batubara rendah kalori. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas aspal dan agregat. Kita sangat menghindarkan terjadinya kerusakan beberapa waktu setelah dilaksanakannya pekerjaan perbaikan dan pembangunan jalan yang disebabkan oleh SDM yang tidak terkualifikasi dan kinerja unit AMP yang tidak laik operasi.
Untuk catatan kepada Penyedia Jasa di lingkungan Provinsi Riau berikut beberapa komponen AMP yang secara umum ditemukan belum lengkap dan belum standar saat dilaksanakannya pemeriksaan yaitu:
- Oli Heater, merupakan komponen pemanas aspal dengan teknologi pemanasan oli secara konduksi. AMP lama secara umum belum memiliki komponen ini namun sangat berdampak kepada kualitas mutu aspal. Burner pada Kettle sudah tidak diperbolehkan karena merusak kualitas aspal.
- Penggunaan zat aditif anti stripping agent dengan komponel alat Dozing Pump, yang belum banyak dimiliki pada AMP. Dozing Pump dapat membantu input zat aditif secara stabil dengan ukuran CC per waktu sehingga pencampuran lebih homogen.
- Pemeriksaan Dust Collector dan kinerjanya belum sesuai sehingga menimbulkan dampak lebih buruk kepada lingkungan.
BPJN Riau telah melaksanakan Workshop tentang Pemeriksaan Unit Produksi Campuran Aspal Panas (AMP) di lingkungan BPJN Riau untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan SDM pada 24 Mei 2022. Workshop kali ini mengundang Narasumber Bapak Sugeng dari Balai Bahan Jalan, Direktorat Bintekjatan, Ditjen Bina Marga. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara berkala kedepannya dan akan mengikutsertakan baik pengguna jasa dan penyedia jasa kontruksi di Provinsi Riau. BPJN Riau juga berencana untuk melaksanakan monitoring minimal dalam 6 bulan sekali dan tidak segan-segan mencabut ijin laik operasi peralatan AMP dan peralatan lainnya yang tidak sesuai standar.
Menjaga kemantapan jalan nasional sesuai kewenangannya merupakan tugas dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dengan telah berdirinya Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Riau secara mandiri dapat meningkatkan kualitas pembangunan konstruksi secara khususnya mutu pekerjaan campuran aspal panas di wilayah Provinsi Riau. (Muhammad Heykal)