Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah - DI Yogyakarta

Penanganan Jalur Pantura Pemalang Hingga Plelen Atasi Lubang


Senin, 21/12/2020 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   2650

Kondisi jalan Pantura yang mengalami kerusakan berupa timbulnya lubang dari ruas Pemalang-Pekalongan-Batang-Plelen akibat curah hujan yang tinggi cenderung ekstrim di Bulan November sampai dengan Desember 2020 menjadi perhatian serius dari PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah. Jalur Pantura merupakan urat nadi transportasi dan logistik utama dan merupakan  jalan nasional yang kewenangannya berada dalam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di bawah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-DI. Yogyakarta.

Pejabat Pembuat Komitmen 1.2 Provinsi Jawa Tengah, Jodi Pujiadi Hutomo, ST, MT menuturkan bahwa timnya terus bekerja keras melakukan penanganan sepanjang ruas tersebut. Kegiatan preservasi jalan dan jembatan di Tahun Anggaran 2020 terus dilaksanakan setiap hari sejak terkontrak pada Bulan Januari 2020 dengan total panjang penanganan 96,29 km.

Lingkup kegiatan preservasi jalan dan jembatan yang dilakukan oleh PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah meliputi pemeliharaan rutin jalan, rutin kondisi, holding/penunjangan dan pemeliharaan rutin jembatan.

“Kegiatan pemeliharaan rutin kondisi merupakan pemeliharaan rutin pada perkerasan jalan maupun di luar perkerasan jalan, sepanjang ruas jalan Pemalang-Pekalongan-Batang-Plelen Tahun Anggaran 2020 yang bertujuan menjaga kondisi kemantapan dan kinerja jalan nasional dengan pemeliharaan perkerasan jalan (patching dan pemeliharaan perkerasan beton), pengendalian tanaman, pemeliharaan bahu jalan dan drainase samping, serta pemeliharaan struktur penunjang dan fasilitas pelengkap jalan”, tutur Jodi dari Kantor PPK 1.2 Provinsi Jateng di Plelen, Senin (21/12/2020).

Kondisi cuaca dengan curah hujan dan intensitas yang tinggi tersebut menimbulkan titik-titik lubang yang mengakibatkan perjalanan pengguna jalan menjadi terganggu. Jenis perkerasan beraspal memang memiliki potensi kerusakan yang lebih tinggi pada saat musim penghujan dibandingkan perkerasan beton dikarenakan daya rekat aspal akan berkurang ketika terkena air ditambah lagi dengan frekuensi dan beban kendaraan tonase tinggi dari kendaraan berat yang melintas di jalur Pantura. Dari data yang dihimpun oleh PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah, didapatkan sisa lubang yang masih harus ditangani sebanyak 203 lubang (status per 20 Desember 2020). Total penanganan lubang yang telah dilakukan sejak bulan Januari 2020 sebanyak 5.493 lubang.

Jodi menyebutkan untuk kejar target tutup lubang ada 3 tim sapu lubang yang diterjunkan setiap hari untuk menangani lubang-lubang tersebut dengan patching modul, 2 tim bertugas untuk menangani lokasi-lokasi rutin dan 1 tim ditempatkan di lokasi lingkup efektif rehabilitasi mayor di Lingkar Pemalang dengan rata-rata penggunaan aspal CAP mencapai 40 ton atau 4 dump truck.  

“Pengaruh cuaca di musim penghujan terhadap pekerjaan yang berlangsung saat ini dapat dikatakan menghambat proses penghamparan aspal di lapangan karena pekerjaan aspal memiliki batas minimal suhu hampar yang harus dijaga, maka ketika hujan turun pekerjaan aspal harus dihentikan supaya kualitas tetap terjaga, dan sebagai antisipasinya kami meminta kontraktor pelaksana untuk manmbah aspal dan lembur kerjanya sampai jumlah lubang ruas jalan kami benar-benar terkendali”, imbuh Jodi.

Selain penanganan lubang, beberapa waktu lalu tim PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah juga telah menangani beberapa titik longsoran yang cukup banyak seperti di KM 57+300, KM 60+800, KM 68+400, KM 84+600, KM 88+300 di Kabupaten Batang dengan pekerjaan perbaikan pasangan batu. Kegiatan lainnya seperti pengendalian tanaman (rumput liar) di ruang milik jalan (median, bahu jalan) juga terus dikebut dengan menerjunkan 54 orang yang terbagi dalam 5 tim di 5 lokasi yang berbeda.

Pada tahun anggaran 2020, untuk lingkup efektif rehabilitasi mayor jalan telah ditargetkan sepanjang 7,57 km, namun demikian karena realokasi anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 ini sebagian pelaksanaannya direlaksasi dimundurkan ke tahun anggaran 2021 sehingga hal ini menambah beban pemeliharaan jalan yang awalnya telah diprogramkan.

Jalur Pantura secara bertahap memang diusulkan/diprogramkan untuk ditangani dengan rigid (beton). Perkerasan beton dianggap lebih sesuai dengan karakteristik lalu lintas Pantura yang padat dan sarat muatan berat yang kinerja pelayanannya dituntut harus prima setiap saat tanpa ada gangguan.

Untuk penanganan efektif di tahun 2021, PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah telah mengusulkan program rekonstruksi jalan di ruas Batas Kota Batang-Batas Kabupaten Kendal yang rawan genangan apabila terjadi hujan deras dan perlu peningkatan karena sudah beberapa tahun terakhir ini hanya penanganan pemeliharaan rutin. Penanganan tersebut meliputi peningkatan jalan dari konstruksi perkerasan beraspal ke konstruksi perkerasan beton yang dilengkapi dengan drainase samping.

Lokasi yang diusulkan pada tahun 2021 tersebut sepanjang 7,54 km, yang meliputi lokasi Jembatan Kalikuto ke arah barat sepanjang 1,10 km; pertigaan Kutosari Gringsing sampai Pasar Plelen sepanjang 3,05 km; dan Km 66+950 sampai 70+340 ke arah barat sepanjang 3,39 km.

PPK 1.2 Provinsi Jawa Tengah ini berada di bawah Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Jawa Tengah, BBPJN Jawa Tengah - DIY yang mengampu tanggung jawab berupa pemeliharaan jalan dan jembatan pada jalan nasional di Provinsi Jateng sepanjang sekitar 500 km membentang dari barat (Losari/ Batas Jabar) sampai dengan timur (Bulu/ Batas Jatim) ditambah akses penghubung ke jalur selatan di ruas jalan Pejagan-Prupuk-Ajibarang- Wangon dan ruas jalan Rembang-Blora-Cepu. (LU)

Kegiatan Patching di Pemalang dan Batang

Kegiatan Patching di Pemalang dan Batang

Kegiatan Lapis Aspal AC-BC Mod di Jl. MT. Haryono Pemalang

Pemasangan rambu-rambu di KM 117+420