Home Logo

Presiden Lakukan Pencanangan Tol Pertama di Aceh Sekaligus Meresmikan Beberapa Proyek Infrastruktur


Sabtu, 15/12/2018 00:00:00 WIB |   Berita/Kementerian PUPR |   1994

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dengan didampingi oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono melakukan pencanangan Tol Banda Aceh – Sigli pada Jumat (13/12) di Blang Bintang, Aceh. Tol pertama di Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam sepanjang 74km ini rencananya akan beroperasi di tahun 2021 dengan lalu lintas harian lebih dari 3.000 kendaraan per hari.

Tol Aceh – Sigli terdiri dari 6 seksi yakni Seksi 1 Padang Tiji-Seulimeum (25,7 km), Seksi 2 Seulimeum-Jantho (6,3 km), Seksi 3 Jantho-Indrapuri (16 km), Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang (13,5 km), Seksi 5 Blang Bintang-Kuto Baro (7,7 km), dan Seksi 6 Kuto Baro-Simpang Baitussalam (4,8 km). Tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera yang menyambungkan Aceh hingga Lampung dan rencananya akan terhubung seluruhnya di tahun 2024.

Presiden mengungkapkan bahwa pada awalnya banyak yang menyangsikan saat pertama kali mulai membangun jalan tol Trans Sumatera Bakauheni hingga Terbanggi Besar. Namun pada kenyataannya sebentar lagi ruas tersebut akan diresmikan.

“Saya yakin di tahun 2024 dari Bakauheni sampai titik ini akan terhubung. Namun tentunya perlu dukungan dari pemerintah daerah agar pembebasan tanah bisa cepat selesai. Karena problem terbesar pembangunan jalan adalah mengenai pembebasan tanah,” ujar Presiden dalam kata sambutannya.

FO Simpang Surabaya dan Underpass Berawe Diresmikan

Pada kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga meresmikan Fly Over (FO) Simpang Surabaya dan Underpass Berawe. Kedua infrastruktur senilai 250 miliar rupiah tersebut dibangun dengan menggunakan dana Surat Berharga Syariat Negara (SBSN) dengan pola kontrak tahun jamak yakni 2015-2018. Pembangunan FO Simpang Surabaya dan Underpass Berawe untuk mengurangi kemacetan akibat padatnya arus lalu lintas di kota Banda Aceh dan berada di ruas penghubung antara lintas timur dengan pelabuhan Malahayati yang merupakan kawasan wilayah pengembangan strategis.

Sebagai informasi, FO Simpang Surabaya memiliki panjang 881 meter dan lebar 16,5 meter. Sementara panjang underpass Berawe adalah 202 meter dan lebarnya 10,4 meter. Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Sugiyartanto, yang melakukan kunjungan lapangan sesaat sebelum kedua infrastruktur tersebut diresmikan menyatakan bahwa dengan adanya FO dan underpass sangat membantu mengurangi masalah kemacetan.

“Saat ini Kota Banda Aceh sedang bertransformasi dari kota besar menuju kota metropolitan. Akibatnya, terjadi peningkatan jumlah frekuensi penggunaan kendaraan. Dengan adanya FO dan underpass ini terntunya akan mengurangi tingkat kemacetan,” tutur Sugi.

Sugi menambahkan bahwa secara keseluruhan, kemantapan jalan di Aceh sudah mencapai 95% sehingga jalan sudah bagus. Namun, ada beberapa daerah di Aceh yang rawan longsor karena masalah cuaca, dan pihaknya sudah menyiapkan alat-alat berat di dekat lokasi rawan tersebut untuk bersiaga mengantisipasi bencana. (KompuBM)