INDONESIA – KORSEL BERBAGI PENGALAMAN BIDANG INFRASTRUKTUR JALAN
Jum'at, 02/08/2024 00:00:00 WIB | Berita/Kementerian PUPR | 8
YOGYAKARTA – BINA MARGA Pemerintah Indonesia dan pemerintah Korea Selatan kembali mengadakan pertemuan guna bertukar ilmu terkait perkembangan dan kebijakan dalam pembangunan jalan di masing-masing negara. Kegiatan yang bertajuk The 19th Indonesia – Korea Road Conference (IKRC) ini merupakan forum untuk berbagi pengetahuan, menginspirasi kolaborasi, dan secara kolektif membentuk masa depan jalan di Indonesia.
Direktur Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rachman Arief Dienaputra mengatakan Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memiliki pertumbuhan ekonomi positif serta didukung jaringan infrastruktur yang terus berkembang. Hal ini menjadikan jalan menjadi urat nadi negara untuk menghubungkan masyarakat, bisnis, barang dan jasa.
“Jalan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial, dan integrasi regional. Selain itu di Indonesia dan Korea mengalami urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga memberikan tekanan yang sangat besar pada infrastruktur jalan,” tambah Dirjen Bina Marga di Yogyakarta, Rabu pagi (31/07/2024).
Kepada Delegasi Korea Selatan, Arief menjelaskan bahwa Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam aspek pemeliharaan jalan, peningkatan, dan perluasan infrastruktur, kemacetan lalu lintas, keselamatan jalan, kebutuhan akan jalan yang berkelanjutan. Maka dari konferensi ini diharapkan bisa membantu menemukan solusi yang inovatif bagi persoalan-persoalan tersebut.
Guna menjawab tantangan tersebut, dalam The 19th Indonesia – Korea Road Conference akan membahas sejumlah materi, misalnya Implementasi Structural Health Monitoring System (SHMS) di Indonesia, inovasi aplikasi in-slope untuk manajemen aset jalan, penggunaan CCTV-AI untuk pemantauan lalu lintas, dan penerapan aplikasi artificial intelegence atau AI untuk jalan pintar di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sejak tahun 2019 hingga 2023, Indonesia menerima hibah dari Kementerian Tanah, Infrastruktur dan Transportasi (Ministry of Land, Infrastructure and Transport/MOLIT) Korea Selatan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan jembatan di jaringan jalan nasional melalui program yang disebut Establishment of Integrated Management for Structural Health Monitoring System (SHMS). “Pada konferensi ini, kami juga ingin berbagi bagaimana implementasi SHMS itu di seluruh Indonesia,” kata Arief.
Dirjen Bina Marga juga menyinggung rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. IKN merupakan salah satu proyek besar yang ditargetkan tahap pertamanya selesai akhir tahun 2024. Dalam 19th Indonesia – Korea Road Conference dipaparkan juga peta jalan strategis untuk pengembangan jaringan jalan guna mendukung IKN serta rencana pembangunan teknologi immersed tunnel IKN.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Divisi Kebijakan Jalan Korea Selatan, Tae Suk Kang mengatakan kerjasama antara kedua belah pihak harus terus meningkat baik secara kuantitas dan kualitas. Berkaca dari sejarah dan kerjasama yang telah terjalin antara Indonesia dan Korea, Kang yakin bahwa kemitraan Korea dan Indonesia akan mencapai tingkat kolaborasi yang lebih tinggi di masa depan.
“Di Indonesia ada pepatah ‘berat sama dipikul ringan sama dijinjing’ saya rasa persahabatan ahli-ahli jalan selama 50 tahun Indonesia dan Korea bisa semakin erat dan mendalam. Saling sharing dan memanfaatkan waktu ini dengan baik,” ujar Kang.
Adapun dukungan Pemerintah Korea Selatan untuk infrastruktur Indonesia dalam kurun beberapa tahun terakhir, yaitu Sumatera Arterial Road Network Master Plan Project, Feasibility Study and Environmental Impact Assessment Report for the Sumatera Toll Road (Phase 1) Bakauheni – Palembang and Dumai – Tebing Tinggi, Padang Bypass Capacity Expansion Project, dan Establishment of Master Plan and Pilot System for Road Data Center Operation in Indonesia.
Selain itu, Korea Selatan juga memberikan hibah kepada Ditjen Bina Marga untuk kegiatan Establishment of Integrated Management for Structural Health Monitoring System of the National Bridges in Indonesia, Feasibility Study for Indonesia’s Nusantara Capital City Access Toll Road Project, dan hibah on-going pada pekerjaan Establishment of Intelligent Transport System (ITS) Master Plan and Pilot System for Jakarta Metropolitan Area .
“Melalui presentasi dan diskusi kita nanti, saya berharap kita bisa mengeksplorasi dan memahami strategi infrastruktur jalan yang sukses diterapkan di Korea dan bagaimana pendekatan serupa dapat diterapkan pada Indonesia,” pungkas Kang.
Dirjen Bina Marga berharap kolaborasi antara Indonesia dan Korea dapat menciptakan masa depan di mana jalan raya tidak hanya menjadi infrastruktur jalan biasa tetapi juga menjadi katalisator untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. “Mari kita manfaatkan kesempatan ini supaya dapat membangun infrastruktur jalan yang berkelanjutan bagi kedua negara, “ tutup Arief.
Konferensi selama dua hari ini turut dihadiri oleh Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan, Wilan Oktavian, Direktur Pembangunan Wida Nurfaida, Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Yudha Handita Pandjiriawan, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol, Apri Artoto; Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Jawa Tengah – D.I. Yogyakarta, Rien Marlia, Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur, Panji Krisna Wardana.
Sementara delegasi Korea terdiri dari Young Namyoung, Deputy Director MOLIT, Deuk Jae Lee, Assistant Director of Iksan Regional Construction Management Administration, Gwon Byeong Bak, Assistant Director of Iksan Regional Construction Management Administration; Sang Tae Cho, Senior Deputy Director, ROK Embassy in Indonesia; Hae Woong Park, Managing Director, Korea Expressway Corporation, Kang Hyun Lee, Senior Researcher, Korea Expressway Corporation, Hye Ran Kim, Managing Director, Korea Research Institute for Human Settlements, Han Byul Jang, Chief Research Director, The Korea Transport Institute, Ki Jae Yang, General Manager, Korea Authority of Land and Infrastructure Safety, In Soo Yeo, Director, Korea Road Association, Kyeo Re Lee, Assistant Manager, Korea Road Assosiaciation. (Ian)