Artikel

Beranda Artikel Semangat Pemuda Membangun Negeri
Beranda Artikel Semangat Pemuda Membangun Negeri

Semangat Pemuda Membangun Negeri

  •  07 Feb 2022
  • Artikel/Artikel
  • 1065 viewed
Semangat Pemuda Membangun Negeri
Foto: Semangat Pemuda Membangun Negeri
Oleh: Ani Mulyani

Kutipan Ir. Soekarno sebagai bapak bangsa Indonesia menyiratkan makna yang begitu mendalam untuk para pemuda. Bung Karno, menilai para pemuda sebagai manusia enerjik, aktif, dan memiliki semangat serta daya juang yang luar biasa.
Eksistensi pemuda dalam suatu negeri sangat menentukan masa depan bangsa. Pemuda merupakan harapan bangsa karena ditangan pemudalah yang dapat menentukan masa depan bangsa. Ketika pemudanya baik, maka baiklah suatu bangsa tersebut. Kontribusi pemuda selalu dibutuhkan untuk membangun sebuah bangsa.
Pemuda dinilai memiliki semangat dan pikiran yang segar serta kreatif untuk melahirkan inovasi-inovasi baru yang dapat memberikan solusi terhadap suatu tantangan.
Di era 4.0 saat ini, para pemuda berlombalomba menciptakan inovasi di berbagai bidang, salah satunya di bidang infrastruktur. Teknologi CMP (Corrugated Mortar 
Busa) sebagai salah satu karya anak bangsa di bidang infrastruktur diciptakan oleh Pemuda bernama Hardiansyah Putra. Pengembangan timbunan ringan mortar busa, digagas oleh tim Balai geoteknik terowongan dan struktur, tim yg terlibat antara lain: Rudy Febrijanto, Fahmi Aldiamar, Maulana Iqbal, Fasma Handayani, Purbosantoso, Rudi Rizal Pahlevi dan Amad Jaenudin.

HARDIANSYAH, SOSOK PEMUDA DI BALIK FLYOVER MANAHAN

Hardiansyah adalah sosok pemuda yang berhasil dalam pembangunan flyover Manahan Surakarta. Konstruksi flyover ini menerapkan teknologi baja bergelombang dan timbunan ringan mortar busa Pusjatan (Ditbintekjatan). Flyover ini dibangun bertujuan untuk menghilangkan persimpangan antara jalan yang digunakan kendaraan pada umumnya dengan jalur kereta api, sedangkan dari segi estetika Pemerintah Kota Solo mendesain dinding flyover Manahan dengan menampilkan seni mural bernuansa Jawa.
Diwawancarai tim redaksi baru-baru ini, insinyur yang kerap disapa Hardi bercerita mengenai debut karirnya di Kementerian PUPR. Menjadi PNS pada tahun 2006, Hardi ditempatkan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Bagian Standar Sekretariat Badan Litbang, banyak pengalaman berharga selama Ia ditempatkan di sana. Tidak berselang lama, Ia ditempatkan di Balai Litbang Geoteknik Jalan, Pusat Penelitian Jalan dan jembatan (saat ini Ditbintekjatan), pada saat itu Ia memilih untuk menjabat sebagai Peneliti. “Saat menjabat sebagai Peneliti, saya terlibat dalam beberapa kegiatan paket penelitian antara lain perkuatan lereng batuan, konstruksi jalan pada tanah ekspansif, timbunan ringan mortar busa, uji dinamik fondasi, terowongan jalan, dan pengembangan struktur teknologi struktur baja bergelombang. "Selain melakukan kegiatan penelitian, saya juga terlibat dalam kegiatan advis teknis untuk mendukung Direktorat Teknis terkait permasalahan dalam bidang Geoteknik Jalan” ungkapnya.

Banyak sekali pengalaman berharga yang telah dilalui pemuda kelahiran Palembang ini, antara lain pengalaman pertama ketika ia ditugaskan sebagai pengawas lapangan untuk pekerjaan pengambilan data bor teknik dan petugas pengambil data inclinometer di lokasi penanganan longsoran tol Cipularang, selama periode ini kurang lebih 2 bulan tidur di tenda bersama teknisi dan mandi di pancuran mata air alam. Pengalaman tidak terlupakan lainnya, ketika terlibat dalam kegiatan Kajian Aspek
Geologi, Geoteknik dan Kegempaan pada rencana terowongan Geurute Aceh tahun 2015, dengan didampingi masyarakat lokal ia bersama tim melakukan peninjauan rencana trase yang mengharuskan naik ke bukit Geurute dengan kondisi hutan masih rimbun dan lembab. Setelah turun dari bukit tersebut ia merasa sekujur badannya terasa gatal, ternyata ia melihat ada 9 pacet yang sudah gemuk menghisap darah dari badannya. Namun hal tersebut tidak membuatnya gentar, ia tetap menuntaskan tugasnya dengan baik.

PENGALAMAN MEMBANGUN FLYOVER MANAHAN
Jabatan Hardi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen di Solo tidak terlepas dari kegiatan penelitian yang terkait timbunan ringan mortar busa dan struktur baja bergelombang di Balai Litbang geoteknik jalan. Pada tahun 2016, ia melakukan uji coba Full Scale pembuatan flyover di jalan Antapani Bandung. “Teknologi Timbunan ringan adalah material konstruksi yang berupa campuran pasir, semen, air dan busa sehingga menjadi konstruksi yang cukup kuat serta ringan dan bisa di fungsikan sebagai timbunan pada oprit jembatan/flyover sedangkan struktur baja bergelombang adalah material konstruksi berupa lempengan baja yang dibuat bergelombang sehingga mempunyai nilai inersia yang lebih tinggi dan dapat difungsikan sebagai struktur jembatan” paparnya.
Pada tahun 2017 Pemkot Solo mengajukan pembuatan flyover di beberapa lokasi kota Solo dan direspon oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dengan memasukkan anggaran pembangunan melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang.
Pada proses perencanaan Hardi memberikan pemikirannya untuk konstruksi flyover akan menggunakan material timbunan ringan pada opritnya dan girder beton untuk bentang Utama Jembatan, dan dilengkapi dua lengkung struktur baja bergelombang. Dengan penggunaan teknologi ini, maka ia dipercaya pimpinan untuk menjadi Pejabat Pembuat Komitmen di BBPJN VII Semarang. Perjalanan membangun flyover Manahan memberikan banyak pengalaman bagi Hardi.

Banyak tantangan yang dihadapi oleh pria yang memiliki hobi olahraga dan membaca ini, tantangan tersebut disebabkan karena lokasi proyek pembangunan berada di tengah
kota Solo maka permasalahan yang timbul terkait pembebasan lahan, dan relokasi utilitas seperti relokasi jaringan kebel listrik, dan kabel fiber optik. Namun, untuk pembebasan lahan ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintahan Kota Solo begitu juga terkait pemindahan lokasi utilitas.
Terkait permasalahan utilitas, saat akan dilaksanakan konstruksi terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan penyelidikan lapangan. Selanjutnya, didapati jalur jaringan listrik utama tegangan tinggi bawah tanah di salah satu area fondasi flyover, maka pada titik ini dilakukan verifikasi lapangan saat pelaksanaan pekerjaan fondasi dan rekayasa teknik berupa perubahan konfigurasi agar tidak mengganggu jaringan listrik tersebut. Langkah tersebut dilakukan Hardi dengan sangat cermat, jika jaringan bawah tanah ini terganggu akan berdampak pada pemadaman listrik yang luas di Kota Solo dengan estimasi waktu perbaikan jaringan listrik yang lama, ini akan sangat merugikan masyarakat.

Flyover Manahan dibangun di atas rel kereta Api yang mempunyai frekuensi lalu lintas kereta yang tinggi, sehingga pada saat pelaksana erection girder jembatan hanya diberikan waktu kurang lebih 51 menit mulai pukul 23.00 WIB. Hal ini agar tidak menimbulkan gangguan dari jadwal kereta, dengan waktu yang sangat ketat pelaksanaan erection girder harus dilakukan dengan cepat sekaligus hati-hati, maka diperlukan koordinasi yang baik dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI).
Penyelesaian pekerjaan flyover dilakukan dalam waktu 10 bulan dengan dukungan dari berbagai pihak terutama pihak penyedia jasa yakni PT. Yasa Patria Perkasa, Konsultan Pengawas PT. Anugrah Kridapradana, rekan sejawat di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Semarang, dan dukungan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Bagi Hardi melaksanakan pekerjaan ini memberikan pengalaman bahwa selain aspek teknis untuk menuntaskan pekerjaan konstruksi juga ada faktor non teknis yang harus dikelola.
Pembangunan flyover Manahan merupakan tugas yang harus diselesaikan, selama proses pembangunan, ia tinggal di kontrakan bersama rekan-rekannya dan harus tinggal jauh dengan keluarga merupakan suka duka yang harus ia lalui.
Lebih dalam lagi Hardi membagikan pengalaman paling berkesan dalam proses pembangunan flyover adalah ketika hari Sumpah Pemuda 28 oktober 2018. Pada hari tersebut flyover Manahan digunakan sebagai lintasan lomba lari Solo Open 10 Kilometer, sebagian besar pekerjaan struktur memang sudah selesai akan tetapi pada satu sisi (Jalan Moewardi) elevasi jalan pendekat masih dibutuhkan penambahan volume timbunan ringan, pekerjaan itu terselesaikan pada tanggal 28 Oktober 2018 pada pukul 04.00 dini hari, hanya selisih 3 jam sebelum dilintasi oleh para peserta lomba. Hal ini sungguh sangat menguji adrenalin Hardi. Harapan Hardi ke depan agar ada pemanfaatan teknologi-teknologi baru pada pekerjaan di Kementerian PUPR, selain itu semakin banyak yang akan meningkatkan kompetensi pegawai Kementerian PUPR. “Rekan-rekan muda yang baru masuk PUPR banyak belajar untuk meningkatkan kemampuan teknis sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya” pungkasnya.

 

Sumber : BINEKA, Vol. 2 Edisi Oktober 2021