Pengenalan Jenis Dan Penggunaan Aspal Buton Untuk Perkerasan Jalan
- 10 Jan 2022
- Artikel/Artikel
- 13204 viewed
Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara sejak dahulu tersohor dengan kekayaan alam berupa tambang aspal hingga mancanegara. Sejarah Aspal Buton atau Asbuton dikelola pertama kali era Hinda Belanda oleh perusahaan Buton Asphalt (Butas) milik Belanda sejak 1925. Memasuki era kemerdekaan, Asbuton dikeloa oleh Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) dengan nama perusahaan Buton Aspal Negara (PAN). Pemanfaatan Asbuton untuk proyek-proyek ruas jalan di Indonesia sudah dilakukan di tahun 1970, lebih tepatnya pada ruas Cimahi – Padalarang, Jawa Barat sepanjang 3 km. Asbuton memasuki puncaknya di era 1980an, sayangnya kejayaan tersebut berangsur suram dan produksi aspal mulai menurun setelah PAN mengalami akuisisi oleh PT. Sarana Karya sekira tahun 1987.
Turunnya produksi Asbuton disebabkan kurangnya pemanfaatan aspal alami yang dipergunakan untuk proyek pembangunan ruas jalan Nasional, Provinsi, serta Kabupaten/Kota. Padahal Asbuton sebagai aspal alami hanya dapat ditemukan di dua wilayah dunia, yakni di Indonesia dan Trinidan, Amerika Selatan. Kebutuhan aspal di Indonesia untuk pekerjaan pengaspalan adalah sekitar 1,2 juta ton pertahun, sekitar 0,6 juta ton saja yang dapat dipenuhi pemasok dalam negeri sedangkan sisanya dipenuhi melalui impor. Oleh karena itu, pemerintah kembali mencoba mengembalikan kejayaan Asbuton melalui pengelolaan dan pemanfaatan Asbuton dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 35 Tahun 2006 tentang Peningkatan Pemanfaatan Aspal Buton untuk Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan.
Pengurangan impor aspal tersebut dapat dilakukan dengan kembali memanfaatkan Asbuton dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Deposit asbuton terdapat pada beberapa lokasi antara lain Rongi, Kabungka, Lawele, Epe, Rota, dan Mandullah dengan jumlah deposit sekitar 663 juta ton dengan kadar aspal ratarata 20% atau setara dengan 133 juta ton aspal murni (Pusjatan 2011).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan telah melakukan kajian untuk pemanfaatan aspal buton (asbuton) untuk perkerasan jalan bahkan sampai dengan saat ini sudah diaplikasikan di ruas-ruas jalan Nasional, Provinsi, serta Kabupaten/Kota. Asbuton yang sudah dikembangkan adalah asbuton olahan seperti asbuton dengan bentuk butiran (asbuton butir) dan memodi?kasi aspal minyak pen 60 dengan menambahkan asbuton (asbuton pracampur) sebagai bahan untuk campuran beraspal. Jenis teknologi yang digunakan untuk perkerasan jalan yaitu terhadap teknologi campuran beraspal panas menggunakan asbuton, asbuton campuran panas hampar dingin (cold paving hot mix asbuton, CPHMA), lapis penetrasi macadam asbuton (LPMA), dan lapis tipis asbuton butur (butur seal).Teknologi tersebut telah dikembangkan untuk lalu lintas berat, sedang dan ringan sesuai dengan pemilihan teknologi campuran yang digunakan.
Sebagian besar asbuton olahan yang digunakan bersumber dari dua daerah di Pulau Buton, yakni Kabungka dan Lalawe. Deposit daerah Kabungka menghasilkan aspal yang berkarakter rata-rata lebih keras. Deposit daerah Lawele menghasilkan aspal yang rata-rata lebih lunak. Daerah deposit tersebut dapat terlihat pada Gambar 2 dan 3.
- Kebakan Penggunaan Aspal Buton -
Berdasarkan Permen PUPR RI Nomor 18/PRT/M/2018 tentang Penggunaan Aspal Buton untuk Pembangunan dan Preservasi Jalan, menimbang:
Selanjutnya pembangunan dan preservasi jalan diprioritaskan sesuai dengan kelas lalu lintas jalan dan ketersediaan rantai pasok melalui penetapan ruas jalan dan jenis teknologi. Penggunaan teknologi dan jenis asbuton seperti dalam Tabel 1;
- Produk Asbuton Olahan -
Produk asbuton olahan yang dapat ditemukan di pasaran wilayah Indonesia hanya berjenis Asbuton butir dan pracampur. Sayangnya, Asbuton murni belum dapat dipasarkan karena masih dalam tahap kajian yang mendalam hingga saat ini. Produk asbuton olahan dibagi berdasarkan jenis, lokasi bahan, proses dan fungsi asbuton seperti dalam Tabel 2.
Produk Asbuton yang dihasilkan dari Deposit Kabungka dan Lalawe masuk pada jenis Asbuton B 5/20, Asbuton B5/30, Asbuton Pracampur, dan Asbuton Murni. Produk Asbuton lebih jelas terlihat pada Gambar 4.
- Produk Asbuton Olahan -
Produk asbuton olahan yang dapat ditemukan di pasaran wilayah Indonesia hanya berjenis Asbuton butir dan pracampur. Sayangnya, Asbuton murni belum dapat dipasarkan karena masih dalam tahap kajian yang mendalam hingga saat ini. Produk asbuton olahan dibagi berdasarkan jenis, lokasi bahan, proses dan fungsi asbuton seperti dalam Tabel 2.
ASPABI lebih rinci menjelaskan lokasi pabrik Asbuton olahan tidak terlepas dari jenis Asbuton yang akan diolah, seperti pada Tabel 3.
- Teknologi Asbuton Indonesia -
Berdasarkan, penggunaan asbuton terhadap teknologi asbuton beserta spesi?kasi seperti dalam Tabel 4.
Penerapan teknologi asbuton tersebut sudah diterapkan untuk pembangunan ruas jalan di beberapa daerah diantaranya : Gorontalo, Makasar dan Buton yang dapat dilihat dalam Gambar 7, Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11, Gambar 12, dan Gambar 13.
Sumber : BINEKA, Vol. 2 Edisi April 2021