Fly Over Manahan Gunakan Teknologi Corugated Mortar Busa
- 20 Agus 2019
- Artikel/Artikel
- 4109 viewed
Kota Surakarta adalah salah satu kota besar di Jawa Tengah yang memiliki jalur kereta api yang menghubungkan bagian tengah Jawa Tengah dengan bagian selatan Jawa Tengah dan DIY serta bagian utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan letaknya yang cukup strategis ini menjadikan kota Surakarta yang terkenal dengan khazanah budaya Jawa Tengahnya yang kental ini sebagai kota yang memiliki jalur perjalanan kereta api yang padat. Beberapa perlintasan sebidang di kota ini terletak di tengah kota yang sibuk lalu lintasnya oleh sebab itu kehadiran Fly Over dinilai sebagai salah satu solusi pengurai kemacetan untuk masyarakat Surakarta.
Kemacetan pada perlintasan sebidang di Jalan Dr. Moewardi yang juga terhubung dengan Jalan Adi Sucipto dan Jalan MT Haryono diatasi dengan membangun Fly Over Manahan sepanjang 600 meter dengan lebar 9 meter. FO Manahan yang berlokasi cukup dekat dengan Stadion Manahan ini dibangun dari dana APBN sebesar 43 miliar dengan penyedia jasa PT. Yasa Patria Perkasa – PT. Virama Karya (Persero) KSO.
FO Manahan telah selesai dibangun dan dilakukan Serah Terima Pertama atau Provisional Hand Over (PHO) pada tanggal 10 Desember 2018. Sebelum dilakukan open traffic dilakukan uji beban untuk melihat kekuatan struktur baja bergelombang. Hasilnya menunjukkan defleksi dan regangan aktual yang terjadi masih di bawah nilai ambang batas yang diizinkan sehingga dapat disimpulkan konstruksi struktur baja bergelombang kuat untuk menahan beban mati dan beban lalu lintas yang melintasinya.
Setelah dinyatakan memenuhi standar uji beban maka pada tanggal 22 desember 2018 dilakukan Uji Open Traffic berkoordinasi berbagai instansi yakni Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Surakarta, Dinas PUPR Pemerintah Kota Surakarta dan Satlantas Kota Surakarta. Tujuannya untuk melihat perilaku pengendara sekaligus sosialisasi terhadap masyarakat. Dari hasil pengujian open traffic ini kemudian dilakukan evaluasi sistem pengaturan lalu lintas yang akan dipakai di FO manahan serta perbaikan fasilitas dengan penambahan rambu-rambu dan marka jalan untuk meningkatkan keselamatan berlalu lintas.
“Semoga dengan adanya FO manahan dapat bermanfaat bagi masyarakat Kota Surakarta dalam melakukan aktifitas keseharian” tutur Hardiansyah Putra, PPK Flyover Manahan.
Sebelumnya, dalam proses pembangunan rupaya Hardiansyah dan tim konstruksi sempat mengalami beberapa kendala seperti perlintasan tak sebidang dengan jalur kereta api dan harus mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan untuk pemanfaatan lahan/aset PT KAI. Selain itu dalam proses pembangunan juga perlu merelokasi utilitas PDAM dan PLN (tiang dan jaringan listrik). Namun kendala-kendala tersebut telah berhasil diatasi setelah dilakukan koordinasi intensif dengan instansi-instansi terkait.
FO Manahan Dipercantik Dengan Kearifan Lokal
Untuk meningkatkan daya tarik masyarakat dan untuk memberikan sentuhan budaya khas Surakarta maka Dinas PUPR Kota Surakarta mempercantik estetika FO Manahan. Pada bagian dinding FO yang melintas di jalan Moewardi dipasang mozaik yang terbuat dari keramik yang mempunyai dua tema yaitu tema air dengan corak yang didominasi warna biru serta tema tanah yang corak keramiknya didominasi warna coklat. Sedangkan dinding FO yang berada di jalan Adi sucipto dan MT Haryono dihiasi mural dengan Tema Ramashinta, Pandawa dan Olahraga. Untuk mural ini Pemkot Surakarta menggandeng komunitas Indonesia Mural Company. (ck)
CMP Sebagai Solusi Efisiensi Pembangunan FO Manahan
Selama berlangsungnya pembangunan konstruksi FO Manahan maka terjadi penutupan di sepanjang lokasi kontruksi sehingga dilakukan pengalihan lalu lintas kendaraan yang berdampak pada kemacetan di sejumlah ruas jalan utama kota Surakarta. Untuk itu ketepatan waktu pembangunan menjadi salah satu hal yang sangat krusial sehingga penggunaan teknologi CMP ini sangat membantu efisiensi dalam pembangunan.
Deded Permadi Sjamsudin, Kepala Pusjatan pada saat meninjau FO Manahan November 2018 silam menyampaikan dalam mengatasi persoalan persimpangan sebidang rel kereta api dengan cepat maka teknologi yang dapat diterapkan yakni dengan pembangunan flyover menggunakan teknologi baja bergelombang atau Corrugated Steel dan timbunan ringan mortar busa yang telah dikembangkan oleh Pusjatan Balitbang Kementerian PUPR.
Bentang utama FO menggunakan balok girder dan bagian U-turn menggunakan struktur baja bergelombang, sedangkan pada oprit jembatan menggunakan timbunan ringan mortar busa. Material ringan mortar busa ini menyerupai beton yang difungsikan sebagai bahan pengganti timbunan tanah. Efeknya adalah waktu pembangunan FO Manahan dapat diselesaikan selama 10 bulan.
Deded menjelaskan kelebihan selain mempersingkat waktu yaitu mampu menekan biaya secara total sehingga menjadi lebih hemat. Penerapan teknologi CMP bisa diterapkan di daerah perkotaan karena tidak menggunakan kendaraan-kendaraan pengangkut yang cukup besar.
Iwan Zarkasi, Direktur Jembatan pada kesempatan yang sama menambahkan “Rencana penggunaan teknologi CMP untuk kedepannya dapat terus digunakan dan diterapkan lebih bermacam-macam. Batasan untuk teknologi CMP ini yaitu 22 meter. Untuk kedepannya kita akan menggunakan teknologi ini lebih tebal dan lebih panjang”.
Kepala Pusjatan Deded Permadi Sjamsudin (kiri) dan Direktur Jembatan Iwan Zarkasi (kanan) di FO Manahan (11/2018)
Proses mencampurkan foam agent dengan air
Bagaimana pelaksanaan proses CMP ini?
Proses pelaksanaan timbunan ringan mortar busa ini, pertama, diperlukan campuran mortar yang terdiri dari semen, pasir dan air. Pencampuran mortar dilakukan di batching plant Waduk Cengklik. Setelah material dicampur kemudian diangkut menggunakan truck mixer ke lapangan/ lokasi konstruksi.
Di lapangan telah disiapkan campuran foam yang komposisinya adalah foam agent dan air. Komposisi air dan foam adalah 1 : 30. Pemilihan foam agent dilakukan dengan cara menguji coba beberapa merek sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Foam agent tersebut dicampur air kemudian disedot ke generator dan di aduk di dalamnya, kemudian akan keluar berupa busa. Busa ini dimasukkan ke dalam truck mixer untuk diblending (dengan campuran mortar) selama 7-9 menit. Setelah mortar tercampur dengan foam dilakukan pengambilan sampel untuk ditimbang dan dites konsistensi berat jenisnya. Setelah dinyatakan sesuai dengan spesifikasi kemudian campuran tersebut dihamparkan untuk timbunan.
Adapun persiapan lain di lokasi sebelum mortar busa dihamparkan yaitu permukaan jalan diaspal kasar yang berfungsi sebagai pengikat lean concrete setebal 10 cm dan memasang wire mesh (besi atau kawat anyam) dengan interval 1 meter.
Penghamparan mortar busa di bekisting oprit FO Manahan
Tebal hamparan mortar busa per segmen adalah 50 cm. Total volume timbunan ringan mortar busa adalah ± 16000 m³. Setelah dihamparkan, timbunan ringan mortar busa ini tidak boleh terkena air atau hujan sehingga harus ditutup dengan terpal. Setelah timbunan berumur 1 hari akan dites menggunakan Penetrometer langsung di lokasi. Untuk timbunan yang berumur 3, 7 dan 17 hari kemudian diambil sampelnya dan diuji UCS atau kuat tekan di laboratorium base camp.
Timbunan mortar busa yang berumur 3 hari sudah bisa diinjak oleh truck mixer, dan normalnya setelah umur 3 hari akan ada penurunan sekitar 2 cm. Dari segi efisiensi waktu lebih cepat dibandingkan timbunan tanah. Selain itu timbunan ringan ini kuat tekannya lebih tinggi dibanding timbunan tanah. Untuk mobilisasi materialnya dinilai lebih efektif karena jika menggunakan timbunan tanah dengan posisi lokasi konstruksi di tengah kota dapat mengotori jalur yang dilewati. (ck/lu)