Home Logo

Penerapan Teknologi Penggunaan Aspal Karet pada Preservasi Pematang Reba - Siberida - Batas Provinsi Jambi


Senin, 05/12/2022 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   162

Inovasi merupakan peningkatan dan pengembangan akan sesutu hal yang menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Hampir disemua lini teknologi khususnya teknologi kontruksi diperlukan sebuah inovasi. Konstruksi jalan merupakan salah satu yang tidak luput dari perkembangan inovasi tersebut, dalam meningkatkan kualitas perkerasan jalan diperlukan inovasi salah satunya yaitu menggunakan karet alam.

Pekanbaru, Balai Riau - Teknis aspal modifikasi yang mengandung vulkanisat karet alam padat Standard Indonesian Rubber 20 (SIR 20), yang selanjutnya disebut Aspal Karet Alam Padat (AKAP), yang digunakan sebagai bahan pengikat untuk perkerasan jalan beraspal dengan kinerja yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu aspal karet alam padat. Sebagai produsen karet alam, Indonesia perlu mencari alternatif pemanfaatan karet alam tersebut, termasuk memanfaatkannya sebagai bahan modifikasi aspal. Penelitian ini dilakukan uji laboratorium berupa Aspal Karet (Natural Rubber) dengan mencakup penetrasi pada 25°c, 100g, 5 detik, titik lembek, viskositas kinematis pada 135°c, daktilitas pada 25°c, 5cm/menit, titik nyala (COC), kelarutan dalam C2HC13, berat jenis, perbedaan titik lembek setelah stabilitas penyimpanan, kehilangan berat, penetrasi setelah TFOT pada 25°c,5cm/menit dan keelastisan setelah pengembalian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan Karet Alam SIR 20 dapat meningkatkan nilai parameter, yang membuat campuran aspal lebih kaku, lebih tahan terhadap rutting,lebih tahan terhadap retak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani karet.

Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk melakukan mobilisasi keseharian sehingga volume kendaraan yang melewati suatu ruas jalan mempengaruhi kapasitas dan kemampuan dukungnya. Dalam penelitian karet alam (SIR 20) akan digunakan sebagai bahan campuran aspal karena karet merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia di pasar ekspor yang kini harganya tengah turun di pasar dunia, terkait adanya penurunan ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama dengan Kementerian Perdagangan berinisiatif untuk lebih bisa memanfaatkan karet sebagai bahan campuran aspal dengan melakukan berbagai kajian terlebih dahulu. Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Riau telah melaksanakan teknologi aspal karet ( AC-WC nr ) melalui PPK 2.3 Provinsi Riau ruas Pematang Reba – Rengat Kab Inhu  pada paket  Rehabilitasi jalan minor ( AC-WC Nr ) dan Rehabilitasi  jalan mayor  (AC-WC Nr ) dengan total panjang efektif 2.61 km.

Karet bongkah (block rubber) SIR 20 adalah karet alam dengan standar spesifikasi mutu kadar kotoran, kadar abu dan  kadar zat menguap yang telah sesuai dengan Standar Indonesia Rubber, yang proses pengolahannya dari bahan baku koagulum (lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah karet alam dapat digunakan sebagai bahan tambah (additive) pada campuran AC-WC NR, mengetahui manfaat karet alam SIR 20 sebagai bahan tambah (additive) pada campuran AC-WC NR dalam hal peningkatan parameter marshall dan mengetahui komposisi campuran antara karet alam (SIR 20) dan aspal terbaik yang dapat meningkatkan mutu lapis aus permukaan aspal (AC-WC NR)

Untuk pengujian aspal termasuk juga pengujian penetrasi, titik nyala-titik bakar, titik lembek, kehilangan berat,daktalitas dan berat jenis. Sedangkan metode yang digunakan sebagai penguji campuran adalah metode Marshall, dimana dari pengujian Marshall tersebut didapatkan hasil-hasil yang berupa komponen-komponen Marshall, yaitu stabilitas, flow, void in mixture (VIM), Void in the Mineral Agreggat (VMA), void filled asphalt (VFA) kemudian dapat dihitung Marshall Quotient- nya

Dalam pelaksaanaannya ada 3 tahapan mutu pengendalian yang harus diperhatikan 

1.Pengendalian mutu bahan baku ( Misalnya batu, aspal, semen dll)

2.Pengendalian mutu bahan olahan ( Misalnya aggregat, campuran aspal beton, adukan beton semen dll)

3.Pengendalian mutu pekerjaan ( Misalnya course tergelar padat, wearing course tergelar padat, pilar jembatan beton dll ) 

 

Ada 2 Jenis pengendalian mutu yang baik yang harus kita lakukan

1.Mutu tentang dimensi ( panjang, lebar, tebal, elevasi, kemiringan, kerataan dll)

2.Mutu tentang kualitas fisik ( Kepadatan, stability, Kuat tekan, kuat lentur, CBR dll)

Aspal karet memiliki kelebihan  dalam penggunaan penanganan jalan diantaranya yaitu:

  • Dapat meningkatkan ketahanan aspal pada temperature
  • Dapat meningkatkan ketahanan campuran beraspal terhadap deformasi
  • Meningkatkan konsumsi pemakaian karet alam 
  • Meningkatkan ketahanan lelah pada campuran beraspal
  • Mengurangi terjadinya pelepasan butir karena lebih lengket dengan agregat sehingga permukaan tidak cepat retak dan berlubang
  • Pemanfaatan modifier alam lokal

 

Namun ada beberapa kekurangan juga dalam penggunaan aspal karet salah satunya dari segi harga relatif lebih mahal, sekitar 10-20% dari harga aspal konvensional, namun demikian penggunaan aspal karet dapat memberikan layanan 1,5 hingga 2 kali lebih panjang dibandingkan aspal konvensional. Menurut Pejabat Pembuat Komitmen 2.3 Provinsi Riau Irfan Luthfi, ST  aspal karet justru menghemat biaya pemeliharaan dan perbaikan jalan tetapi yang pasti kita ketahui dalam prosesnya membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pengolahan karet alam menjadi bahan campur aspal karena ada beberapa tahapan yang harus kita jalani seperti pembelian bahan mentah karet alam diolah menjadi Sir 20 lalu menjadi kompon karet dan melalui tahapan proses extruder sampai menjadi aspal karet

 

Ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan contohnya masih kurang pengetahuan terhadap penerapan aspal karet di lapangan dan Intensitas hujan yang tinggi saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagai tindak lanjutnya Saya selaku penanggung jawab PPK 2.3 melakukan advis dengan ahli material aspal modifikasi dari awal persiapan pembuatan JMF, pelaksanaan serta pengujian dan menyiapkan diagram metode pelaksanaan/flowchart action plan, koordinasi dengan melakukan rapat mingguan.

Kedepannya semoga dengan semakin meningkatnya dalam penggunaan aspal karet  merupakan upaya yang maksimal dalam menstabilkan harga karet dan mendukung upaya pemerintah dalam mensukseskan Pemulihan Ekonomi Nasional.