Home Logo

Pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) Membawa Dampak Positif bagi Masyarakat dan Pariwisata di Kabupaten Tulungagung


Selasa, 23/01/2024 00:00:00 WIB |   Berita/Umum |   341

Pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) di Kabupaten Tulungagung telah mulai memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat setempat, termasuk para pelaku usaha dan sektor pariwisata. Inisiatif ini tidak hanya menyempurnakan infrastruktur jalan, tetapi juga mengubah panorama ekonomi dan pariwisata di wilayah tersebut.

Indahwati, seorang pengusaha ikan pindang, menyampaikan pengalamannya sejak JLS dibangun. Usaha pindang keluarganya yang telah berjalan sejak tahun 1970-an merasakan peningkatan efisiensi dalam distribusi produk. "Sebelum adanya JLS, jalan banyak yang rusak dan waktu tempuh pengiriman sangat lama. Sekarang, dengan adanya JLS, jalan sudah baik dan pengiriman barang kami lebih lancar," ungkap Indahwati.

Produk pindangnya kini dapat lebih mudah menjangkau kota-kota seperti Tulungagung, Kediri, hingga Surabaya. Dampak positif JLS juga dirasakan oleh sektor pariwisata. Imam Masrum, pengelola tempat wisata Pantai Pacar di Tulungagung, mengakui bahwa pembangunan JLS telah mempermudah akses ke pantai-pantai yang sebelumnya sulit dijangkau.

"Dulu, akses jalan yang buruk membuat pengembangan wisata tersendat dan wisatawan enggan berkunjung. Sekarang, dengan JLS, pariwisata berkembang pesat. Kami bahkan baru saja meraih juara tiga dalam penghargaan Insan Pariwisata di Tulungagung," tutur Imam.

I Made Budiana, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pansela 1 (Pansela Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung), menjelaskan bahwa pembangunan JLS bertujuan utama mengurangi beban lalu lintas di jalur utara (Pantura) dan mendorong pemerataan ekonomi di sisi selatan Pulau Jawa. Pembangunan JLS, terutama di Lot 6, Lot 6A, dan Lot 6B, telah selesai dengan rincian sebagai berikut:

Lot 6 (Prigi – Batas Kabupaten Tulungagung – Klatak – Brumbun): Panjang efektif 18,30 km, terdiri dari Karanggongso – Ngalarap (10,60 km), Ngalarap – Klatak (4,31 km), dan Besole – Brumbun (2,87 km). Masa pelaksanaan 1.155 hari kalender dan masa pemeliharaan 365 hari kalender, dengan sumber dana dari Islamic Development Bank (IsDB).

Lot 6A (Pantai Sine – Batas Kabupaten Blitar 1): Panjang 6,394 km, didanai oleh IsDB.

Lot 6B (Pantai Sine – Batas Kabupaten Blitar 2): Panjang 7,341 km, juga didanai oleh IsDB.

"Masa pelaksanaan untuk Lot 6A dan Lot 6B adalah 21 bulan, dengan waktu penyerahan pekerjaan (PHO) pada 31 Desember 2023," jelas Budiana. Ia berharap pembangunan ini dapat mempermudah konektivitas masyarakat dan meningkatkan perekonomian. "Saya harap masyarakat turut menjaga jalan ini, serta tidak melakukan kegiatan balap liar dan mendirikan bangunan tanpa izin," tambahnya.

Dengan selesainya pembangunan JLS, diharapkan akan semakin banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Tulungagung dan sekitarnya, baik dalam sektor ekonomi maupun pariwisata. Perubahan ini membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan memperluas aksesibilitas bagi para pelaku bisnis serta para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam pantai Tulungagung.