Kolaborasi BBPJN Jawa Tengah - D.I.Yogyakarta dan SLB Negeri Semarang : Ciptakan Layanan Publik Inklusif dan Ramah Kelompok Rentan
Rabu, 28/08/2024 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 70
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah - DI Yogyakarta mengundang Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang untuk melakukan pendampingan penyelenggaraan pelayanan publik inklusif dan ramah kelompok rentan pada hari Rabu, 28 Agustus 2024 di Gedung Pelayanan Publik Terpadu BBPJN Jawa Tengah - DI Yogyakarta.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen BBPJN Jawa Tengah - DI Yogyakarta dalam menciptakan lingkungan yang lebih aksesibel dan inklusif bagi semua kalangan, khususnya bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Kami disini ingin meningkatkan layanan publik, sehingga kami sangat berterima kasih kepada bapak dan ibu yang telah hadir untuk memberikan masukan dan wawasan baru bagi kami terkait sarana dan prasarana, serta kebijakan atau layanan apa saja yang bisa kami tingkatkan untuk semua kalangan, khususnya kelompok rentan” Ucap Kepala Bagian Umum dan Tata Usaha, Fadil Arif Nadia pada saat membuka acara tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Tim SLB Negeri Semarang yang terdiri dari 7 orang guru spesialis kebutuhan khusus (salah satunya juga penyandang tuna netra) beserta 1 orang siswa penyandang tuna daksa menyampaikan masukan-masukan untuk perbaikan layanan.
Kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan langsung terhadap sarana dan prasarana yang ada di BBPJN Jawa Tengah - DI Yogyakarta, guna memastikan sudah sesuai dengan standar aksesibilitas yang dibutuhkan oleh kelompok rentan. Peninjauan ini tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga kesiapan tim layanan dalam menghadapi kebutuhan khusus, seperti berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan peningkatan kesadaran akan pentingnya keberagaman dalam pelayanan publik.
Aris Wibowo Guru SLB Negeri Semarang, menekankan pentingnya aksesibilitas yang meliputi aspek fisik dan non-fisik. “Akses bagi orang difabel harus mencakup aksesibilitas khusus, baik fisik maupun non-fisik. Untuk akses fisik, insyaAllah akan lebih mudah diwujudkan, tetapi akses non-fisik mungkin membutuhkan usaha lebih karena memerlukan karakter seperti kesadaran akan keberagaman.” jelas Aris.
Setelah melakukan peninjauan, Tim SLB Negeri Semarang menyampaikan hasil evaluasi kepada BBPJN Jawa - Tengah - DI Yogyakarta untuk ditindaklanjuti dengan menyempurnakan sarana dan prasarana standar untuk kelompok rentan.
Salah satu rencana yang akan segera ditindaklanjuti antara lain mengikutsertakan petugas pelayanan untuk mendapatkan pelatihan bahasa isyarat dan pemahaman diversity awareness berkolaborasi dengan SLB Negeri Semarang serta kolaborasi dalam bentuk penyediaan cetak buku braille.
Harapannya melalui kegiatan ini BBPJN Jawa Tengah - DI Yogyakarta dapat mengidentifikasi dan mengatasi berbagai tantangan dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi kelompok rentan. Dengan demikian, layanan publik yang disediakan dapat semakin responsif dan adaptif untuk semua kalangan khususnya kelompok rentan. (Winda)