Kokohnya Jembatan Gantung Krasak di Indramayu, Buat Warga Kepincut Melintasinya
Jum'at, 27/09/2024 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 140
Bandung, 27 September 2024 – Kehadiran Jembatan Gantung Krasak di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu yang genap satu minggu pasca diresmikan oleh Direktur Jenderal Bina Marga bersama Komisi V DPR RI dan Bupati Indramayu, berhasil mencuri hati warga untuk melintasinya. Tidak sedikit warga yang mengubah kebiasaan dari yang selalu menggunakan getek (rakit) untuk melintasi sungai Cimanuk dari Desa Krasak ke Krasak Blok Pulo atau sebaliknya, ataupun berputar dengan waktu yang lebih lama.
Menurut Saskum selaku Lurah Desa Krasak Kecamatan Jatibarang, kehadiran jembatan gantung tersebut secara tidak langsung menjadi daya tarik warga untuk melewatinya seperti beraktifitas pergi ke pasar atau ke sekolah yang menjadikan waktu menuju tempat-tempat tersebut menjadi lebih cepat.
“Manfaatnya sangat besar, bisa meningkatkan perekonomian Desa Krasak dan juga tetangga-tetangga desa, karena pasar sandang dan pasar pangan terbesar itu ada di Kecamatan Jatibarang. Pada akhirnya kita juga bisa mempersingkat waktu untuk datang ke pasar sandang, dan juga setelah ada pembangunan di Kecamatan Lohbener sebuah universitas Politeknik Negeri Indramayu (POLINDRA) akhirnya terbantu anak-anak untuk berangkat sekolah kurang lebih 15 menit yang dulunya harus memakan waktu 1 jam untuk muter ke Indramayu atau Jatibarang”, kata Saskum ditemui di lokasi jembatan (26/09/2024).
Salah satu warga sekitar Resiti (42), yang sehari-hari berjualan sayuran di pasar Jatibarang sengaja langsung mencoba jembatan dengan membawa barang jualannya.
“Ada jembatan ini bagus sih, dulu mah ada getek (rakit) takut tenggelam terus ada biayanya juga sekarang kan nggak ada, gratis kalo lewat jembatan ini, terus lebih cepat nyaman apalagi bawa barang jualan sayuran banyak begini susah kalo pake getek”, ujarnya.
Resiti juga sebenarnya merasakan waktu yang sangat lama jika dirinya harus menuju ke pasar untuk menjajakan jualannya. Kalaupun dirinya harus menggunakan getek, harus ada uang yang dikeluarkan sebagai ongkos menyeberang, dan kalaupun tidak menyeberang, dia harus berputar menggunakan jalan alternatif yang jarak dan waktunya relatif lebih lama.
“Kalaupun gak pake getek harus muter-muter makan waktu, sekitar 2 jam sampai pasar bolak balik kalau sekarang mah lewat sini (Jembatan Gantung Krasak) cuman 1 jam bolak balik, makanya sekarang mah kalau jualan di pasar sore juga bisa, dulu mah harus pagi-pagi banget karena jauh harus muter-muter”, ungkapnya lagi.
Selain Resiti, tampak sejumlah warga lainnya juga melintas di jembatan gantung dengan membawa hasil panen seperti buah mangga gedong gincu yang menjadi buah khas dari Indramayu, serta beberapa warga yang berjalan sembari mereka mengabadikan momen menggunakan ponsel dimana matahari menjelang turun yang menambah kokohnya Jembatan Gantung Krasak tersebut.