Jaga Optimisme dan Kesinambungan Pembangunan Infrastruktur, Kementerian PUPR Tawarkan Investasi 6 Proyek Jalan Tol dan Jembatan Senilai Rp 80,84 Triliun
Jum'at, 01/05/2020 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 727
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penjajakan minat pasar (market sounding) melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk enam proyek infrastruktur senilai Rp 80,84 triliun. Penyelenggaraan market sounding ini sangat penting dalam menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di bidang jalan dan jembatan di tengah Pandemi COVID-19, dalam rangka memperlancar distribusi bahan pokok, mengurangi biaya logistik, menghubungkan kawasan produksi dengan kawasan distribusi, membuka lapangan pekerjaan serta mengakselerasi nilai tambah bagi perekonomian rakyat.
Enam proyek KPBU yang ditawarkan adalah:
1) Jalan Tol Semanan-Balaraja sepanjang 32,39 km dengan nilai investasi Rp 15,53 triliun,
2) Jalan Tol Layang Cikunir-Ulujami sepanjang 21,5 km dengan nilai investasi Rp 21,57 triliun,
3) Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat sepanjang 61,5 km dengan investasi Rp 15,38 triliun,
4) Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,7 km dengan nilai investasi Rp 7,53 triliun,
5) Jalan Tol Semarang Harbour sepanjang 21,03 km dengan nilai investasi Rp 12,05 triliun, dan
6) Jembatan Batam-Bintan dengan nilai investasi Rp 8,78 triliun.
Menteri PUPR Basuki mengatakan pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai “backbone” dalam pengembangan konektivitas antar wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia. Penyelenggaraan market sounding juga menjawab tantangan kebutuhan pembiayaan infrastruktur, khususnya saat masa sulit Pandemi COVID-19 yang terjadi sekarang ini.
"Apa yang tengah kita kerjakan sekarang adalah bagian dari persiapan kita untuk dapat segera take off saat Pandemi COVID-19 ini berakhir. Jadi dari sekarang sudah harus kita mulai persiapannya agar kita bisa langsung bekerja setelah pandemi ini berlalu," kata Menteri Basuki.
Diharapkan, keenam infrastruktur yang ditawarkan mendapat sambutan positif para investor karena memiliki prospek investasi yang baik dan kehadirannya sudah ditunggu oleh masyarakat. Misalnya Jalan Tol Akses Patimban yang tersambung dengan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Pelabuhan Patimban yang segera menjadi pelabuhan cargo terutama untuk ekspor mobil.
"Jalan Tol Akses Patimban nanti tidak hanya menghubungkan Patimban dengan Jalan Tol Cipali saja, tetapi juga melayani sepanjang tol ini. Nanti sepanjang Tol Akses Patimban akan muncul kawasan-kawasan industri baru. Makanya kita pilih karena di sana sudah ada kawasan calon industri baru dan ini akan sangat menguntungkan investasi Jalan Tol Akses Patimban," tutur Menteri Basuki.
Kemudian juga Jalan Tol Semarang Harbour yang akan menghubungkan antara kawasan industri di wilayah Kendal dengan Pelabuhan Tanjung Mas di Semarang. Tol tersebut akan berhubungan langsung dengan Tol Semarang - Demak sehingga terjalin sistem jalan tol untuk logistik yang baik. Termasuk juga pembangunan Jembatan Batam Bintan yang diharapkan semakin membuka peluang pengembangan kawasan industri dan kawasan pariwisata yang bertumpu pada keindahan alam di Provinsi Kepulauan Riau.
Market sounding merupakan forum yang diinisiasi Pemerintah untuk menyampaikan informasi menyeluruh terkait rencana pembangunan infrastruktur melalui skema KPBU kepada pasar atau calon investor. Selain itu juga untuk menjaring masukan, tanggapan dan minat calon investor terhadap proyek yang ditawarkan Kementerian PUPR selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) atau Government Contracting Agency.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi berbagai terobosan bagi pendanaan proyek-proyek infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR, salah satunya melalui skema KPBU. Di tengah ketidakpastian ekonomi nasional maupun global, utamanya atas dampak Pandemi COVID-19 terhadap stabilitas ekonomi, bidang infrastruktur menjadi salah satu prioritas Pemerintah dalam memobilisasi pendapatan negara untuk menarik investasi.
"Negara maju maupun berkembang pasti menjadikan indikator pembangunan infrastruktur pada tempat yang paling utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Saya percaya dalam menghadapi situasi Pandemi COVID-19 sekarang ini agar kita tetap bersabar, optimis, tetap disiplin, dan bekerja sama untuk keluar dari masa sulit ini," ujar Bahlil Lahadalia.
Kegiatan market sounding dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan melalui video conference pada Kamis, 30 April 2020 yang diikuti oleh para calon investor, lembaga keuangan, konsultan, asosiasi, organisasi internasional, perwakilan Kedutaan Besar Negara Sahabat, Pemerintah Pusat serta Pejabat Tinggi Pratama dan Madya di lingkungan Kementerian PUPR.
Setelah terselenggaranya market sounding, Kementerian PUPR akan terus menjalin komunikasi dengan para investor dan stakeholder lain dalam bentuk penyampaian perkembangan terkini mengenai persiapan proyek tersebut dan para investor mendapat kesempatan menggali informasi lebih rinci melalui forum market consultation yang akan diselenggarakan pada tanggal 14 Mei 2020.
Turut mengikuti video conference acara tersebut yakni Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Eko Djoeli Heripoerwanto, Ka BPJT Danang Parikesit, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Muhammad Wahid Sutopo, Direktur Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Hery Trisaputra Zuna, dan Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur PUPR Reni Ahiantini. (*)
Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR