Optimalisasi Perbaikan Jalan Nasional : Tantangan, Kendala, dan Upaya Berkelanjutan
Rabu, 25/09/2024 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 10
Pejabat Pembuat Komitmen 1.5 Provinsi Sulawesi Tenggara (Barat), oleh Nyoman Widya, S.T, bertanggung jawab untuk mengelola dan melaksanakan berbagai kegiatan terkait preservasi jalan dan jembatan. Tugas ini mencakup pemeliharaan dan perbaikan jalan serta jembatan yang memiliki total panjang sekitar 67,99 Kilometer. Ruas jalan yang menjadi fokus adalah Jalan Wolo - Batas Kota Kolaka dan Jalan Dalam Kota Kolaka.
Target yang ingin dicapai ialah meningkatkan kualitas dan kemantapan jalan nasional, agar lebih baik untuk digunakan oleh masyarakat. Namun, dalam mencapai tujuan ini, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah penambahan empat ruas jalan kabupaten yang telah diupgrade menjadi jalan nasional.
karena kondisi serta tingkat kerusakan jalan yang ada di lapangan tidak sebanding dengan jumlah dana yang telah dialokasikan untuk perbaikan. Akibatnya, proses perbaikan ruas jalan tersebut tidak dapat diselesaikan pada tahun 2024 seperti direncanakan.
Situasi ini menunjukkan pentingnya perencanaan yang lebih matang dan pengalokasian sumber daya yang efektif untuk memastikan bahwa semua ruas jalan yang membutuhkan perhatian dapat ditangani dengan baik. Dengan melakukan hal ini, diharapkan kemantapan jalan nasional akan meningkat, memberikan manfaat yang lebih besar bagi pengguna jalan dan mendukung perkembangan infrastruktur di daerah tersebut.
Keberlanjutan program yang direncanakan untuk tahun berikutnya sangat penting agar pekerjaan PPK 1.5 dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang diharapkan. Tanpa adanya kelanjutan ini, akan sulit untuk mencapai kemantapan yang diperlukan dalam proses pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa semua pihak yang terlibat harus berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil saat ini akan berpengaruh positif pada perkembangan di masa mendatang. Selain itu, dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satu kesulitan utama adalah keberadaan berbagai utilitas yang harus diperhatikan, seperti jaringan listrik dari PLN, saluran air dari PDAM, dan layanan telekomunikasi dari TELKOM.
Utilitas ini seringkali berlokasi di area yang sama dengan pekerjaan, sehingga memerlukan perencanaan dan penanganan yang cermat untuk menghindari gangguan pada layanan yang ada. Keberadaan utilitas ini juga bisa menambah kompleksitas dan risiko dalam pelaksanaan proyek, yang dapat memengaruhi jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perhatian yang serius terhadap masalah ini sangat dibutuhkan agar pekerjaan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan pekerjaan rekonstruksi atau pelebaran jalan, terdapat berbagai tantangan yang dapat menghambat efektivitas pekerjaan. Salah satu tantangan utama adalah proses pemindahan utilitas seperti saluran air, kabel listrik, dan pipa yang seringkali memerlukan waktu dan perhatian lebih. Ketika utilitas tersebut harus dipindahkan, hal ini bisa menyebabkan penundaan pada keseluruhan pekerjaan, sehingga pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan efisien.
Lebih jauh, perilaku lain yang perlu diperhatikan adalah tindakan mencoret-coret jembatan serta merusak rambu-rambu jalan. Tindakan-tindakan ini tidak hanya merusak estetika dan fungsi infrastruktur, tetapi juga dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan. Upaya kolaboratif ini diperlukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan keutuhan infrastruktur agar pekerjaan rekonstruksi atau pelebaran jalan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Dengan melibatkan masyarakat dan mengedukasi mereka mengenai dampak dari perilaku yang kurang baik, diharapkan akan tercipta lingkungan yang lebih mendukung bagi keberhasilan pekerjaan.