Pemanfaatan Teknologi Pengaspalan
Senin, 25/04/2022 10:00:00 WIB | Berita/Umum | 1253
SIGAP membangun negeri. Moto ini menjadi spirit Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam menjaga kualitas jalan nasional di Banua yang terbentang sepanjang 1.204,30 Kilo Meter. Terlebih perbaikan pasca banjir besar yang sempat melanda 11 kabupaten/kota di Kalsel, pertengahan Januari 2021. Terdapat sejumlah titik jalan nasional yang mengalami kerusakan dan butuh penanganan cepat dan terencana. Namun, sepanjang perbaikan dan pemeliharaan kualitas jalan dilakukan, tentu saja tidak hanya sekadar berbekal spirit, akan tetapi juga dibutuhkan tindakan nyata disertai sumber daya manusia kompeten dalam pemanfaatan pengetahuan teknologi untuk melakukan inovasi tepat guna. Nah, berikut sederet penerapan inovasi baru pemeliharaan dan perbaikan jalan nasional di Banua yang dilakukan BPJN Kalsel tahun ini, antara lain :
1. Perbaikan Jalan Jorong-Asam Asam dengan Sistem CTRB
Ruas Jalan Nasional Jorong-Asam Asam, Kabupaten Tanah Laut merupakan penopang sektor transportasi dan pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir Kalsel, yang terkoneksi hingga Kalimantan Timur (Kaltim). Berada di bawah tanggung jawab PPK 1.1 Provinsi Kalimantan Selatan, Mirnasari Daulay, perbaikan ruas Jorong-Asam Asam dengan sistem Cement Treated Recycling Base (CTRB) untuk pertama kalinya diterapkan pada jalan nasional di Kalsel. Sistem CTRB sendiri merupakan teknologi daur ulang dengan cara menstabilisasi lapis pondasi (terutama agregat) dengan semen. Dilakukan terhadap jalan rusak di ruas Jorong-Asam Asam sepanjang 4,9 Kilo Meter, dengan 6 segmen, sekaligus untuk pelebaran jalan. Pada segmen 1 hingga 3 lebar jalan yang dilakukan perbaikan yakni 7,5 meter. Sedangkan pada segmen 4 hingga 6 memiliki lebar 8 meter.
Terdapat beberapa tahapan perbaikan jalan menggunakan sistem CTRB, sebagai berikut:
1. Persiapan penghamparan semen.
2. Tahap recycling atau daur ulang dengan menggunakan recycling machine yang berfungsi untuk mendaur ulang aspal dan agregat yang dicampur dengan semen dan dialiri air dari recyling machine.
3. Setelah proses daur ulang, tahapan selanjutnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan alat pada foot roller atau sheep foot roller.
4. Setelah dilakukan pemadatan, kemudian dilakukan pembentukan elevasi atau kemiringan badan jalan sesuai dengan gambar rencana dengan menggunakan alat motor grader.
5. Setelah badan jalan terbentuk kemudian dilakukan pemadatan kembali dengan menggunakan alat smooth drum roller.
6. Setelah itu dilakukan pemeliharaan atau curing time bisa dengan menggunakan air, penyemprotan dengan emulsi atau bisa juga dengan menggunakan karung gom yang dibasahi air selama masa pemeliharaan.
7. Setelah dilakukan pemeliharaan (curing), area tersebut belum dapat dilalui beberapa saat, namun selambat2nya 14 hari setelahnya harus dilakukan pengaspalan.
Setelah didaur ulang harus segera dilakukan pemadatan dan tidak boleh dibiarkan hingga lebih dari 30 menit Perbaikan ruas Jorong-Asam Asam sendiri merupakan bagian dari preservasi Jalan Trans Kalimantan meliputi ruas Anjir Pasar (Batas Provinsi Kalteng)-Bati Bati-Batas Kota Pelaihari-Kampung Asam Asam dalam paket MYC tahun 2020-2022 dengan nilai Rp 139 miliar, yang dikerjakan oleh Wasco Bawan KSO.
2. Pemeliharaan Ruas 033 Pasar Panas-Kelua, ruas Batas Kota Banjarmasin-SP Liang Anggang dan Jembatan Pangeran Antasari dengan Metode Pelapis Slurry Seal
Ruas 033 Pasar Panas - Kelua berada di Kabupaten Tabalong. Jalan ini merupakan salah satu akses vital bagi perekonomian masyarakat wilayah Banua Enam, sebutan sejumlah kabupaten di Hulu Sungai, yang dapat pula terkoneksi ke jalur utama menuju Kalimantan Tengah (Kalteng). Slurry seal adalah pekerjaan lapis penutup bubur aspal emulsi (Emulsified Asphalt Slurry Seal). Penggunaannya mencakup perbaikan minor terhadap retakan halus, mengisi rongga, pengausan, pelepasan butir dan memperbaiki variasi tekstur penampang permukaan perkerasan jalan. Pemeliharaan ruas 033 Pasar Panas - Kelua dengan metode ini diterapkan disepanjang 1 kilometer, dengan lebar 7 meter. Pemeliharaan ruas ini termasuk bagian meliputi paket preservasi Jalan Pantai Hambawang - Batas Kota Amuntai (Kabupaten Hulu Sungai Utara) - Pasar Panas - Kelua - Tanjung (Kabupaten Tabalong) Tahun Anggaran 2021. PPK 2.3 Provinsi Kalimantan Selatan, M. Shalafuddin, selaku penanggung jawab mengatakan bahwa penerapan metode pelapis slurry seal ini adalah salah satu metode pemeliharaan preventif jalan yang ekonomis, ramah lingkungan, dan tidak menimbulkan resiko kesehatan bagi pekerja. Hasilnya pun patut mendapat apresiasi, karena mutu jalan yang dihasilkan membuat masyarakat puas.
Pemeliharaan Ruas 033 Pasar Panas - Kelua, Kabupaten Tabalong menggunakan metode Slurry Seal.
Pemeliharaan jalan di Jembatan Pangeran Antasari, Kota Banjarmasin menggunakan metode pelapis Slurry Seal.
Sementara itu penerapan metode slurry seal tipe 3 juga digunakan pada mas Bts Kota Banjarmasin-SP Liang Anggang dan perkerasan Jembatan Antasari dalam Kota Banjarmasin. Adapun tahapan atau Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Slurry Seal:
1. Uji Komposisi Mix Design
2. Setting Alat Slurry Paver
3. Trial Mix
4. Penghamparan Slurry Seal
5. Pengujian Mutu
Menurut PPK 1.5 Provinsi Kalimantan Selatan Andika Mulrosha, alasan penggunaan teknologi baru ini khususnya di Jembatan Antasari karena dinilai cepat dalam pengerjaannya dan menambah umur layanan. Khusus Jembatan Antasari yang sudah berumur lebih dari 30 tahun, penggunaan material slurry seal dinilai tepat karena jembatan yang sudah berumur ini pastinya memerlukan penanganan yang tidak menimbulkan penambahan beban significant tehadap jembatan dan bahkan menimbulkan kegagalan pada saat pelaksanaan. Diharapkan dengan penggunaan metode pelapisan slurry seal ini dapat mencegah kerusakan jalan dan jembatan guna menjaga kualitas jalan untuk bisa bertahan lebih lama dari sebelumnya.
3. Penanganan pascabanjir di Jalan A Yani Banjarbaru dengan Metode CTB
Selain jembatan putus, sejumlah Jalan A Yani yang merupakan jalan protokol turut terdampak banjir besar dalam kurun 30 tahun terakhir di Kalsel, pertengahan Januari lalu. Sejumlah titik di antaranya harus dilakukan penanganan serius, seperti ruas Jalan Nasional Liang Anggang (Kota Banjarbaru) Martapura - (Kabupaten Banjar). Berada di bawah PPK 2.1 Provinsi Kalimantan Selatan, Bambang Raharmadi, penanganan jalan ini menggunakan metode CTB (Cement Treated Base). Yakni, stabilisasi campuran semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Sistem CTB juga baru pertama kali diterapkan pada jalan nasional di Banua. Tanpa mengurangi kualitasnya, metode ini dinilai lebih cepat dalam pelaksanaannya, karena menggunakan peralatan mekanis seperti alat milling (pencampur cement agregat, air), pad foot roller dan smoothdrum roller sebagai pemadat. Sehingga tidak begitu berdampak pada arus lalu lintas pengguna Jalan A Yani, khususnya Banjarbaru dan Kabupaten Banjar yang kian padat.
Penanganan pascabanjir di Jalan A Yani, Kota Banjarbaru, dengan metode CTB.
Lantas, penggunaan metode CTB ini dinilai cocok dengan struktur jalan mulai dari:
Segmen 1 di Liang Anggang Km 23 dengan panjang (p) 1.050 m dan lebar (l) 19 m Segmen 4 di lokasi km 28 (depan makam umum CTN) dengan panjang (p) : 300 m dan lebar (I) : 12 m. Segmen 6 dilokasi km 33 (depan Giant Banjarbaru) dengan panjang (p): 200 m dan lebar (I): 14 m. Adapun keuntungan metode CTB ini, selain durasi penanganan yang relatif cepat, juga tidak memerlukan bekisting atau tulangan, sehingga tak mempengaruhi arus lalu lintas yang padat. Penanganan jalan pascabanjir diruas Liang Anggang-Martapura ini ditargetkan rampung akhir Desember 2021. Semoga dengan sederet inovasi perbaikan dan pemeliharaan di ruas Jalan Nasional Kalsel ini mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna jalan.