Image Popup
Logo Bina Marga

Menguji Keandalan Kaca Jembatan Kaca Seruni Point, Bromo

Bandung, Jawa Barat| Baru-baru ini, telah terjadi peristiwa fatal pecahnya material kaca di Jembatan Kaca Limpakuwus, Banyumas yang mengakibatkan tewasnya satu orang pengunjung. Kabarnya hal ini disebabkan karena belum dilakukannya uji kelayakan pada jembatan kaca tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, adanya temuan pada bagian konstruksi kaca yang hanya menggunakan 1 lapis tempered glass berukuran 12 mm tanpa menggunakan laminasi khusus dan beberapa faktor lain seperti perbedaan lebar dan jumlah pilar penahan jembatan sehingga sehingga tekanan yang dihasilkan pada kaca tidak seimbang, yang mengakibatkan pecahnya material kaca.

Umumnya, kaca merupakan sebuah material konstruksi yang memiliki banyak manfaat dalam penggunaan kehidupan sehari-sehari. Termasuk pada jembatan kaca Limpakuwus, Banyumas dan juga Jembatan Kaca Seruni Point, Bromo, Tengger Semeru yang tentunya menggunakan material kaca sebagai lantai utama jembatan. Namun, perlu diketahui terdapat banyak sekali perbedaan mendasar antara kedua jembatan tersebut, salah satunya adalah dilakukannya pengujian keandalan kaca untuk proyek konstruksi Jembatan Kaca Seruni Point, Bromo, Tengger Semeru di laboratorium struktur Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur, Kementerian PUPR.


 


Kaca yang digunakan pada jembatan kaca Seruni Point sendiri memiliki 2 lapisan kaca dengan total ketebalan 25.52 mm. Kaca yang digunakan berukuran 1.8 m x 1.5 m dengan jenis kaca struktural Tempered Glass ditambah laminasi Interlayer Sentry Glass Plus dan bobot satu segmen lantai mencapai 180 kilogram. Dari spesifikasi yang terlampir, tentunya spesifikasi kaca yang digunakan pun sudah jelas berbeda dengan kaca yang digunakan pada jembatan kaca Limpakuwus, Banyumas.

Pengujian dilaksanakan untuk mensimulasikan beban rencana dengan dinaiki langsung oleh 8 orang dewasa dan juga menggunakan bantalan karet jembatan. Dalam keadaan tersebut, ternyata tidak terdapat kerusakan pada kaca. Uji pembebanan ini juga membuktikan bahwa kaca yang digunakan di Jembatan Kaca Seruni Point, Bromo Tengger Semeru 5x lebih kuat dari beban rencana.


 


Selain pengujian simulasi beban rencana, pengujian kaca juga dilakukan dengan melakukan pembebanan secara terpusat pada lantai kaca hingga pecah untuk melihat seberapa besar kekuatan kaca dalam menahan beban. Hasilnya, kaca pada lapisan pertama pecah terlebih dahulu dengan kekuatan 6290 kilogram atau setara 6,29 ton, kemudian pembebanan masih dilanjutkan sampai kaca lapisan kedua pecah pada kekuatan 3980 kilogram atau setara 3,98 ton. Dan setelah kedua lapisan kaca pecah, jembatan masih dapat dilalui dengan aman.

Faktanya, karena terdiri dari 2 lapisan yang diperkuat dengan SGP (Sentry Glass Plus) lapisan kaca yang pertama kali pecah adalah lapisan bagian bawah. Jadi kaca tidak langsung pecah seluruhnya karena kaca lapisan atas masih utuh. Dan ketika seluruh lapisan kaca sudah pecah termasuk pada lapisan atasnya, kaca tersebut masih bertumpu pada rangka dan masih mampu menahan beban. Hal ini dibuktikan pada pengujian kaca yang dilaksanakan di laboratorium struktur Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur pada tahun 2020 yang lalu.

Melalui rangkaian pengujian ini, jembatan kaca Seruni Point Bromo telah melewati beberapa tahapan uji laik fungsi untuk menjamin kekuatan dan keselamatan pengguna, tidak hanya dari penggunaan material kacanya saja tetapi juga didukung dengan metode konstruksi yang tepat. Kedepannya, pengunjung jembatan kaca Seruni Point Bromo juga akan diberikan safety tools salah satunya seperti kaus kaki khusus sebelum melintasi jembatan kaca.