Pembangunan 6 Jembatan Gantung Berhasil Sambungkan Sendi-Sendi Kehidupan Warga Jawa Barat
Kamis, 07/03/2024 00:00:00 WIB | Berita/Video | 320
Bandung, 7 Maret 2024 - Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat pedesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan serta akses silaturahmi antar warga, dimana secara fisik sebelum kehadirannya (jembatan gantung) menjadi pemisah semua hal tersebut.
Begitu pentingnya keberadaan jembatan gantung, sejak tahun 2015 Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga menempatkan infrastruktur kerakyatan ini sebagai program tetap yang tiap tahun dibangun.
Jembatan gantung, jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki, merupakan salah satu wujud kebijakan Presiden untuk membangun infrastruktur daerah pedesaan terutama yang sulit dijangkau sehingga lebih terbuka. Kehadiran jembatan gantung sangat dibutuhkan masyarakat karena kondisi geografi wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah dan sungai.
Untuk menghapus kesenjangan tersebut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat di tahun 2023 lalu telah berhasil menyambungkan 6 (enam) jembatan gantung yang tersebar di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Barat. Pembangunan jembatan gantung ini merupakan salah satu wujud infrastruktur kerakyatan yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
6 (enam) jembatan gantung yang dibangun tersebut, berada di Kabupaten Cianjur (Jembatan Gantung Desa Gelarpawitan-Desa Neglasari), Kabupaten Cirebon (Jembatan Gantung Desa Babakan Losari Lor), Kabupaten Subang (Jembatan Gantung Desa Bobos), Kabupaten Ciamis-Kota Banjar (Jembatan Gantung Kedung Ampel), Kabupaten Sumedang (Jembatan Gantung Desa Wanajaya), dan Kabupaten Tasikmalaya (Jembatan Gantung Ciloa).
Manfaat kehadiran jembatan gantung tersebut di Jawa Barat, dirasakan langsung oleh warga Subang dan Indramayu. Jembatan gantung Baleraja di Desa Baleraja Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat yang diresmikan langsung oleh Menteri Basuki di bulan November 2023 yang lalu dengan spesifikasi panjang 180 meter dan bentang tengah sepanjang 120 meter berhasil memangkas jarak dan meningkatkan mobilitas warga.
“Sebelum ada jembatan ini, jualan sayur ke desa sebrang susah lah jalannya nanjak turun, dorong-dorong naik jukung/getek bayar sepuluh ribu bolak balik, sekarang mah gak bayar udah enak lewat jembatan jualan lancar bolak balik lewat ini aja. Dulu mah jualan bisa seharian, soalnya antri banyak pada naik getek, sekarang mah setengah hari juga udah pulang lagi, terima kasih sudah dibuatkan jembatan ini”, ungkap Duloh salah satu warga setempat yang sehari-hari hilir mudik melewati jembatan tersebut untuk menjajakan jualannya dari desa ke desa.
Hal yang sama diutarakan Jajang salah satu warga Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya yang juga merasakan manfaat kehadiran jembatan gantung Cayur. “Dengan adanya Jembatan Cayur ini jelas terasa Pak pemanfaatannya, terutama buat anak-anak sekolah yang biasa jauh muter ke arah Lengkong Kecamatan Lengkong, ya dengan adanya jembatan ini Alhamdulillah anak sekolah bisa cepat datang sekolahnya. Seperti itulah manfaatnya, utamanya masalah ekonomi ya yang biasanya kemarin tuh terhambat oleh banjir, dengan adanya jembatan ini Alhamdulillah ekonomi lancar lah dan mudah-mudahan semakin lancar”, ungkapnya.
“Sesudahnya ada jembatan gantung Cayur, dengan warga dan saudara menjadi lebih dekat dan bisa bertemu tiap hari juga, pedagang juga bisa lalu lalang. dan juga anak-anak kalau sekolah lewat jembatan ini juga. Alhamdulillah setelah adanya jembatan ini banyak pisan manfaat yang dirasakan”, ujar Nana warga dari Desa Sindangkasih.
Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Agung Yudhianto mengatakan, jembatan-jembatan gantung tersebut dibangun dalam rangka mewujudkan Nawa Cita Presiden Republik Indonesia, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
“Dengan hadirnya jembatan gantung di beberapa daerah tersebut diharapkan dapat membantu akses penghubung antar desa yang memiliki peran vital untuk mempermudah mobilitas orang, jasa, dan logistik. Tentunya akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat ke tempat yang dituju,” ucap Agung.
Agung menilai kehadiran 6 (enam) jembatan gantung tersebut sangat dibutuhkan masyarakat karena kondisi geografi di setiap wilayahnya. Kondisi tersebut kerap menjadi pemisah antar lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik.
“Dengan adanya pembangunan jembatan gantung ini akan langsung dirasakan masyarakat setempat sebagai akses penghubung antar desa, serta menjadi jalan produksi pertanian warga sehingga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal,” pungkasnya.