ANALISIS PERKUATAN BANGUNAN BAWAH JEMBATAN DENGAN RIP-RAP

Isi Artikel Utama

N. Retno Setiati
Elis Kurniawati

Abstrak

Jembatan eksisting di Indonesia yang dibangun pada tahun 1980-an umumnya secara desain kurang memperhatikan bentuk morfologi aliran sungai.  Hal ini berdampak pada jembatan yang dibangun di lokasi sungai mengalami keruntuhan akibat rusaknya pilar.  Kerusakan pilar disebabkan gerusan aliran sungai yang terjadi selama periode tertentu dan keruntuhannya tidak terjadi secara tiba-tiba.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya potensi gerusan aliran sungai pada pilar jembatan eksisting yang terjadi dalam periode waktu tertentu.  Analisis kedalaman gerusan dilakukan dengan menggunakan program Hydrologic Engineering Center's River Analysis System  (HEC-RAS).  Studi kasus dilakukan pada jembatan Cipamingkis (setelah perkuatan) dan jembatan Cipunegara.  Dalam studi kasus akan dibandingkan kedalaman gerusan dan bentuk penanganan yang sesuai pada masing-masing pilar jembatan untuk periode ulang banjir 100 tahun. Berdasarkan hasil analisis, kedalaman gerusan pada pilar jembatan Cipamingkis (setelah perkuatan) untuk periode ulang banjir 100 tahun adalah 5 meter. Sedangkan kedalaman gerusan untuk jembatan Cipunegara adalah 7 meter.  Kedalamanan gerusan pada pilar jembatan Cipunegara untuk periode ulang banjir 100 tahun  lebih besar dibandingkan pada jembatan Cipamingkis. Usaha mitigasi yang dilakukan untuk menghindari terjadinya keruntuhan pilar jembatan Cipunegara dan Cipamingkis adalah dengan membuat bangunan pengarah aliran sungai dan membuat bangunan pelindung  pilar.  Pembuatan rip-rap di sekitar pilar jembatan merupakan salah satu jenis penanganan yang dilakukan agar pilar jembatan tidak runtuh secara tiba-tiba.  Pemasangan rip-rap pada pilar jembatan Cipunegara dan Cipamingkis dapat mengurangi terjadinya proses gerusan sebesar 60% untuk periode ulang banjir 100 tahun.


Kata kunci: jembatan, pilar, eksisting, gerusan, Hec-ras, rip-rap

Rincian Artikel

Bagian
Roads and Bridges