KAJIAN SIFAT KIMIA, FISIKA DAN MEKANIKA SEMEN PORTLAND DI INDONESIA

Isi Artikel Utama

Rulli Ranastra Irawan

Abstrak

Diproduksinya tipe semen PCC dan PPC saat ini didasarkan pada isu lingkungan, dimana emisi CO2 yang dihasilkan dalam produksi semen Portland dengan jumlah yang setara menjadi lebih sedikit, tanpa mengurangi kekuatannya. Namun, keraguan akan kinerja blended cement masih muncul dari para pelaku industri konstruksi terutama industri infrastruktur transportasi, seperti jalan dan jembatan yang masih enggan menggunakan PCC maupun PPC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran parameter sifat kimia,  fisika dan mekanika berbagai semen Portland yang tersedia di pasaran, sehingga dapat menjelaskan perbedaan antara OPC, PPC dan PCC di Indonesia secara ilmiah. Penelitian dilakukan dengan mengambil contoh semen Portland secara acak dari pasar di beberapa daerah di Indonesia untuk kemudian diuji sifat kimia, fisika dan mekaniknya, mengacu pada  Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. Pengujian kimia meliputi persentase dari bagian tak larut, SiO2, Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, SO3, hilang pada pemijaran, alkali sebagai Na2O, dan kapur bebas. Pengujian fisika meliputi kehalusan, waktu pengikatan awal, waktu pengukatan, akhir, kekekalan bentuk, pengikatan semu, penetrasi akhir,  kandungan udara dalam mortar, dan berat jenis, sedangkan pengujian mekanik  meliputi kuat tekan pada umur 3, 7 dan , 28 hari. Setelah itu, hasilnya dibandingkan dengan spesifikasi yang disyaratkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata contoh yang diperiksa memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam SNI, namun ternyata sebaran yang terjadi terhadap setiap parameter yang ditentukan dalam spesifikasi menunjukkan rentang yang cukup besar, dimana koefisien variasi sifat kimia terkecil sebesar 4 % dan terbesar mencapai 75 %, selanjutnya sifat fisika terkecil sebesar 1,7 % dan terbesar mencapai 105%, sedangkan sifat mekanika terkecil sebesar 17,6 % dan terbesar mencapai 20,4 %.

Rincian Artikel

Bagian
Roads and Bridges