PERBANDINGAN KINERJA UNIT PENCAMPURAN ASPAL PANAS MODIFIKASI ( AMP MODFIKASI ) DENGAN KINERJA PAN MIXER DALAM MEMPRODUKSI CAMPURAN DINGIN ASPAL EMULSI

Isi Artikel Utama

Leksminingsih 2

Abstrak

Penggunaan aspal emulsi di Indonesia untuk perkerasan jalan selama ini sangat terbatas, yaitu hanya untuk lapis ikat ( tack coat ) saja, meskipun demikian pemanfaatan campuran dingin aspal emulsi dalam skala kecil, meliputi pekerjaan pemeliharaan berupa tambahan dan shurry seal.


Eendala pelaksanaan campuran dingin aspal emulsi adalah pada perkerasan campuran, dimana untuk mendapatkan komposisi agregat dan kadar aspal emulsi optimum harus melalui uji campuran beraspal di laboratorium.


Kendala lainnya adalah pada banyaknya campuran aspal emulsi yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemeliharaan dengan jumlah campuran yang banyak penggunaan alat pan Mixer kurang menandai, sehingga diperlukan alat pencampuran yang mempunyai kapasitas  besar, yaitu Aspahalt Mixing Plant ( AMP ) yang biasa digunakan untuk campuran aspal panas.Penggunaan AMP yang baku perlu dilakukan modifikasi, sehingga sesuai untuk campuran dingin.


Hasil penelitian campuran dingin aspal emulsi dengan menggunakan alat AMP dan Pan Mixer, yang dilakukan di DPU Kabupaten Bandung, didapatkan hasil komposisi capuran agregat kasar, sedang, halus, 33:27:40 dengan kadar aspal emulsi 10.5%,kadar air penyelimutan 14% dan kadar air pemadatan 6%, Dengan menggunakan AMP yang telah dimodifikasi didapat kadar aspal emulsi 10,7% dengan alat pan mixer kadar aspal emulsi 7,4% gradasi agregat untuk keduanya memenuhi persyaratan spesifikasi Puslitbang Jalan.

Rincian Artikel

Bagian
Roads and Bridges