Campuran Laston Untuk Lapis Antara Menggunakan Agregat Gamping

Isi Artikel Utama

Leksminingsih Leksminingsih

Abstrak

Deposit batu gamping yang sangat besar di Indonesia sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan untuk campuran beraspal, untuk itu perlu dilakukan sosialisasi penggunaan agregat gamping untuk konstruksi perkerasan jalan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat sifat-sifat teknis dari agregat gamping dan membandingkannya antara dua lokasi pengambilan batu gamping dari Won ogiri Jawa Tengah dan dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Kinerja laboratorium yang dibandingkan adalah laston lapis antara spesifikasi AC-binder untuk agregat gamping dari Tasikmalaya dan spesifikasi Bina Marga II untuk agregat gamping dari Wonogiri. Untuk agregat gamping ex Tasikmalaya mempunyai kadar aspal optimum 6,55%, stabilitas Marshall lebih tinggi 52%, stabilitas dinamis naik 23% dan modulus kekakuan pada temperatur 25°C lebih tinggi 24% terhadap agregat standar ex Sumedang. Agregat gamping ex Wonogiri mempunyai kadar aspal optimum 5%, stabilitas Marshall lebih tinggi 15%, stabilitas dinamis naik 8,7% dan modulus kekakuan pada temperatur 25°C naik 43,4% terhadap agregat standar ex Banjaran. Hasil penelitian terhadap agregat gamping keduanya menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap agregat standar, ini nenunjukkan agregat gamping mempunyai ketahanan terhadap desintegrasi pada perkerasan jalan.

Rincian Artikel

Bagian
Roads and Bridges