PENGEMBANGAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI AGREGAT RINGAN UNTUK BETON NON STRUKTURAL (THE DEVELOPMENT OF SIDOARJO MUD AS LIGHT WEIGHT AGGREGATE FOR NON STRUCTURAL CONCRETE)
Isi Artikel Utama
Abstrak
Abstrak
Lumpur Sidoarjo merupakan bahan mineral yang keluar dari dalam bumi akibat kegagalan teknis dalam eksplorasi migas di Porong Sidoarjo. Material tersebut dalam istilah geologi dapat dikategorikan sebagai produk erupsi mud volcano yang bisa terjadi di suatu kegiatan pengeboran. Bahan ini berbentuk cairan berbutir halus, berwarna abu-abu kehitaman, dan sangat plastis. Hasil pemeriksaan terdahulu menunjukkan bahwa unsur kimia yang terkandung didominasi oleh silika (>50 %), alumina (>25 %), besi (>8 %) dan beberapa unsur lain seperti kalsium dan magnesium dengan jumlah relatif kecil. Dalam upaya peningkatan nilai guna dan pemanfaatannya, telah dikembangkan agregat ringan yang memenuhi syarat untuk beton non-struktural. Proses pembentukan agregat ringan dilakukan melalui pembakaran setelah bahan baku dikeringkan, di-crusher dan diayak sampai menjadi ukuran nominal 10 mm, selanjutnya proses pembakaran menggunakan tungku putar pada suhu sintering (900 – 1000) oC. Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan bahwa agregat ringan dari lumpur Sidoarjo cukup baik, keras, ringan, dan kuat dengan nilai kekerasan 10 % crushing value 94,18 kN, dan densitas antara (6,1–7,0) kg/L, sedangkan mutu beton ringan yang dihasilkan baru mencapai fc’ 15 MPa dengan densitas (1,3–1,4) kg/L. Untuk syarat pelaksanaan, penggunakan margin keamanan 7 MPa dengan kemungkinan cacad 5% masih perlu ditelusuri lebih lanjut.
Kata kunci: Lumpur Sidoarjo, mineral alam, proses pembakaran, agregat ringan, beton ringan
Â
ABSTRACT
The mud of Sidoarjo is a mineral that comes out of the earth due to technical failure in the exploration of oil and gas in Porong Sidoarjo. The material in geological terms can be categorized as a mud volcano eruption product that could occur in particular drilling activities. This material is finely granular, gray-black and very plastic. Previous investigation results showed that the chemical elements are dominated by silica (> 50 %), alumina (26 %), iron (8 %) and some other elements such as calcium and magnesium with a relatively small amount. In an effort to increase the use and practical application, a lightweight aggregate concrete is developed to meet the requirement of non-structural concrete. The lightweight aggregate formation process is done through burning the dried raw material, crushing, and sieved to be a nominal size of 10 mm, and subsequent combustion process in a rotary furnace at sintering temperatures of (900–1000) oC. The test results showed that lightweight aggregate of mud of Sidoarjo is good enough, hard, light, and strong in ten percent crushing value ( hardness value) of 94.18 kN, and a density between (6.1-7.0) kg /L, while the lightweight concrete quality in laboratory can reach fc’ 15 MPa with a density of (1.3- 1.4) kg /L. However, in practice, the construction requirement of 7 MPa as safety margin and 5% diffectiveness are need to be studied further.
Keywords:Â Â Sidoarjo mud, natural mineral, combustion process, lightweight aggregates, lightweight concrete
Rincian Artikel
Penulis yang menerbitkan jurnal ini setuju dengan persyaratan berikut:
- Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak jurnal publikasi pertama dengan karya yang secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain membagikan karya tersebut dengan pengakuan dari karya penulis dan publikasi awal dalam jurnal ini.
- Penulis dapat memasukkan pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan jurnal tersebut (misalnya, dimasukan ke repositori institusi atau publikasikan dalam sebuah buku), dengan pengakuan publikasi awalnya di jurnal ini.
- Penulis diijinkan untuk memposting data/karya tulis ilimiah yang terdahulu secara online (mis., repositori institusi atau di situs web penulis) karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan karya yang diterbitkan sebelumnya dan yang terdahulu.
Setiap naskah yang dikirimkan harus disertai dengan "Pernyataan Keaslian Naskah", dan "Pernyataan Copyright Transfer".
Referensi
Badan Standar Nasional (BSN). 2013. SNI 2847:2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta: BSN.
---------.2014a. Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur SNI 2461:2014. Jakarta: BSN.
--------. 2014b. Metode uji bahan organik dalam agregat halus untuk beton. SNI 2816:2014. Jakarta: BSN.
Bardhan, R., Helgesen, and Ikeda. 1995. “Lightweight aggregate concrete in UKâ€. International Symposium on Structural Lightweight aggregate concrete. Norway. pp 52-69.
Dharmagiri, I.B., I Ketut Sudarsana, dan Ni Made Tutarani. 2008. “Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon)â€. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil 12(1): 75-85.
Ekaputri, Januarti Jaya. 2012. “Pemanfaatan lumpur bakar Sidoarjo sebagai bahan campuran pada pembuatan beton ringan dengan menggunakan tambahan buih dan serat alamâ€. Jurnal Teknik POM ITS 1(1):1-5.
Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 2013. Kajian Teknis Kriteria Ekolabel. Jakarta: KLHK.
Indonesia. 2010. Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan. Divisi 7. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
Indonesia. 2012. Tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan beton massa. SNI No. 7656-2012. Jakarta: BSN
Lasino, M. Edi Nur, dan Dani Cahyadi. 2010. “Penelitian Pemanfaatan Lumpur Sidoarjo Untuk Bata Merah Dan Gentengâ€. Jurnal Permukiman 5(3): 132-138.
Liu. J, Bin Shi, Hongtao Jiang, Sunyoung Bae, He Huang. 2009. “Improvement of water-stability of clay aggregates admixed with aqueous polymer soil stabilizersâ€. Catena 77(3): 175–179.
Oesman, M. 2007. Pemanfaatan Limbah Lumpur Lapindo dalam Campuran Beton. (Normal,digilib.polban.ac.id/download.php?id=6719).
Pujianto. 2011. Beton mutu tinggi dengan admixture superplastiziser dan additive silica fume. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika 14(2): 177-185.
Pusat Litbang Permukiman (Puskim). 2009. Pengembangan Bahan Bangunan Alternatif dari Lumpur Lapindo Dengan Bahan Aditif. Laporan Internal. Bandung: [s.n.].
--------. 2014a. Pengembangan panel ringan dengan agregat ringan buatan (artificial lightweight aggregate). Laporan Internal. Bandung: [s.n.].
--------. 2014b. Artificial Lightweight Aggregate dari Lempung Bekah. Laporan Internal Bandung: [s.n.].
Randing. 1996. “Penelitian Tanah Liat dari Lahan Gambut Kalimantan Tengah untuk Bahan Bangunanâ€. Jurnal Penelitian Permukiman 12(7): 1–13.
Sugiarto, A. dan Lasino. 2014. “Pengembangan agregat dari tanah (ARTA) di Merauke-Papuaâ€. Informasi teknologi keramik dan gelas 35(1).
Suprianto. 2012. Tinjauan Kuat Tekan Beton dengan Pemanfaatan Lumpur Kering Tungku ex Lapindo Sebagai Pengganti Semen. Skripsi. Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah.
Suripto, M. A. 1995. Teknologi Bahan Bangunan dari Tanah Liat. Bandung: Balai Besar Industri Keramik.
Susanto, A. 2012. “Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai Pengganti Agregat Kasarâ€. Simposium Nasional RAPI XI FT UMS.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Yoshihiko Ohama. 1995. Handbook of Polymer-Modified Concrete And Mortars: Properties and Process Technology. New Jersey: Noyes Publications.