Pembangunan 6 Jembatan Baru Ruas Jalan Peana - Kalamanta
Rabu, 01/11/2023 00:00:00 WIB | Berita/Berita | 75

Editor : Jihan Tri Maulinda
BPJN Sulteng - Akses jalan dari Desa Gimpu menuju Desa Peana serta Desa Pelempea adalah akses jalan daerah di Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Kondisi ruas jalan ini sangat memprihatinkan sehingga hanya sepeda motor yang dapat melalui akses ini. Sepeda motor pun harus dimodifikasi, karena banyak tanjakan dan tikungan tajam serta kondisi jalan yang dipenuhi dengan batu, semak dan rawan longsor. Masyarakat disekitar ruas ini memanfaatkan akses tersebut sebagai jalan untuk mengangkut hasil perkebunan. Komoditas utama di ruas ini berupa pertanian kopi dan kakao. Kopi dan kakao tumbuh dengan baik di lokasi ini karena tanah yang sangat subur secara alami tanpa pupuk kimia. Bahkan karena sangat mensejahterakan warga, kopi dan kakao dijuluki sebagai “emas” dipinggiran hutan Pipikoro. Namun kondisi akses jalan yang sulit dilalui menjadi kendala terbesar bagi para petani untuk mendistribusikan hasil pertanian. Hal tersebut membutuhkan perhatian khusus agar akses Ruas Jalan Peana – Pelempea dapat dilalui secara aman dan nyaman, sehingga kegiatan perkebunan kopi dan kakao dapat dipermudah.
Lokasi pekerjaan di ruas ini melewati 6 (enam) desa berawal dari Desa Lawua - Desa Koja - Desa Mapahi - Desa Murui - Desa Peana-Desa Pelempea yang berada di Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Lokasi ini, tak hanya memiliki keindahan alam, tapi komoditas kebun andalan seperti kopi dan kakao. Lokasi ini berupa pegunungan, yang tidak mudah dilalui. Jalanan tanah yang rata sudah sesuatu yang harus disyukuri karena banyak jalan lainnya ialah jalan setapak melintasi sungai, melintasi lereng bekas longsor, ataupun jalan dengan penuh batuan besar. Sulitnya akses jalan ini,menyebabkan waktu tempuh sampai ke lokasi pembangunan jembatan di Desa Pelempea kurang lebih 5 (lima) jam dengan jarak hanya 43 km. Infrastruktur jalan yang sangat buruk menyebabkan harga kebutuhan pokok dan material bangunan meningkat menjadi tiga kali lipat. Selain akses jalan yang memprihatinkan, juga terdapat akses jembatan di Desa Pelempea yang masih sangat konvensional menggunakan batang kayu sehingga sangat menghambat lalu lintas. Jembatan ini hanya dapat dilalui oleh sepeda motor secara bergantian. Masyarakat akan sangat terganggu apabila menghadapi masa panen, karena harus hasil perkebunan diangkut secara sedikit demi sedikit. Selain itu kondisi jembatan kayu yang mulai lapuk serta tanpa pengaman samping sehingga rawan kecelakaan.
Dengan adanya Inpres Jalan Daerah (IJD) diharapkan bisa memberikan manfaat maksimal dalam mendorong perekonomian nasional maupun daerah, menurunkan biaya logistik nasional, menghubungkan dan mengintegrasikan dengan sentra-sentra ekonomi dan membantu pemerataan kondisi jalan yang mantap, sebagai upaya mendukung pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2O2O-2O24. Kondisi ruas jalan Peana - Pelempea adalah salah satu ruas jalan yang masuk dalam paket penanganan IJD. Hal ini karena akses ini merupakan dukungan terhadap sentra perkebunan kopi dan kakao yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Pelaksanaan proyek dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.2 pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Sulawesi Tengah (Satker PJN 2). Lokasi pekerjaan di ruas ini melewati enam desa, di antaranya Desa Lawua - Desa Koja - Desa Mapahi - Desa Murui - Desa Peana - Desa Pelempea yang berada di Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Lokasi ini, tak hanya memiliki keindahan alam, tapi komoditas kebun andalan seperti kopi dan kakao. Lokasi ini berupa pegunungan, yang tidak mudah dilalui. Jalanan tanah yang rata sudah sesuatu yang harus disyukuri karena banyak jalan lainnya ialah jalan setapak melintasi sungai, melintasi lereng bekas longsor, ataupun jalan dengan penuh batuan besar. Sulitnya akses jalan ini,menyebabkan waktu tempuh sampai ke lokasi pembangunan jembatan di Desa Pelempea kurang lebih lima jam dengan jarak hanya 43 km.
Infrastruktur jalan yang sangat buruk menyebabkan harga kebutuhan pokok dan material bangunan meningkat menjadi tiga kali lipat. Selain akses jalan yang memprihatinkan, juga terdapat akses jembatan di Desa Pelempea yang masih sangat konvensional menggunakan batang kayu sehingga sangat menghambat lalu lintas. Jembatan ini hanya dapat dilalui oleh sepeda motor secara bergantian. Masyarakat akan sangat terganggu apabila menghadapi masa panen, karena harus hasil perkebunan diangkut secara sedikit demi sedikit. Selain itu kondisi jembatan kayu yang mulai lapuk serta tanpa pengaman samping sehingga rawan kecelakaan. Dokumentasi kondisi empat jembatan kayu.
Berdasarkan latar belakang kondisi jalan dan jembatan yang masih belum dapat mendukung sentra perkebuanan kopi dan kakao di ruas jalan Peana - Pelempea, maka program IJD yang telah disetujui akan melaksanakan pekerjaan pembangunan yang masuk dalam paket pekerjaan pembangunan enam jembatan baru dengan panjang total 55 meter, terdiri dari empat jembatan box culvert, jembatan balok T, dan Jembatan Rangka Baja (RBA). Namun, dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan pekerjaan, diusulkan dengan skema Multi Years Program (MYP), yaitu pada Tahun Anggaran (TA) 2023 akan dilaksanakan pekerjaan dua jembatan box culvert sepanjang 19,15 meter. Sisa target penanganan dua jembatan box culvert dengan total sepanjang 16,95 meter akan dilaksanakan pada TA 2024. Output pekerjaan jembatan box culvert tersebut adalah pembersihan dan pembentukan badan jalan, serta yang utama adalah pembuatan jembatan beton sebagai pengganti jembatan kayu. Pada tahun ini akan dilaksanakan pembangunan jembatan box culvert di 2 titik sepanjang 7,55 meter dan 3 titik lokasi sepanjang 11,60 meter. Hal ini karena di lokasi tersebut sering terjadi banjir yang mengganggu lalu lintas masyarakat. Penandatanganan kontrak pelaksanaan pekerjaan pembangunan jembatan baru 2 di lokasi ini dilaksanakan pada tanggal 04 September 2023. Pelaksana pekerjaan adalah CV. Sambulugana dengan nilai kontrak sebesar Rp.12.478.810.000. Waktu pelaksanaan adalah 119 hari, dengan batas waktu sampai dengan 31 Desember 2023.
|
|
|
Pekerjaan lapangan sudah mulai dilakukan, salah satunya pembentukan dan pembersihan badan jalan, sehingga pengiriman material untuk pembangunan jembatan dapat dilaksanakan. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat berat yang terdiri dari excavator, bulldozer, dan alat pemadat. Kondisi infrastruktur jalan yang buruk menyebabkan para petani kopi dan kakao kesulitan dalam mendistribusikan hasil perkebunan di ruas jalan Peana - Pelempea. Pembangunan empat jembatan baru dengan skema MYP pada TA 2023- 2024 merupakan salah satu solusi dalam memberikan akses infrastruktur jalan yang layak bagi warga sekitar. Program IJD di lokasi itu diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mayoritas adalah petani kopi dan kakao, sehingga suburnya tanah di Peana dan Pelempea yang dapat menumbuhkan tanaman tanpa pupuk kimia dapat terus menjadi sumber penghasilan utama warga. Senandung dan salam damai dari Bumi Pipikoro, tanah subur alami. Negeri di atas awan. Salam hangat dari Puncak Mama, Desa Pelempea…. Terakhir…… Salam NKRI…