07 July 2025 |  WIB

12 Paket IRSL, Kerja Keras BPJN Sulawesi Tengah Dalam Pemulihan Pasca Bencana


Senin, 03/04/2023 00:00:00 WIB |   Berita/Berita |   398

Bencana alam gempa, tsunami dan likuifaksi di provinsi Sulawesi Tengah (Kota Palu, Sigi dan Donggala) yang terjadi pada tanggal 28 September 2018 lalu, masih menyisakan duka dan kesedihan bagi masyarakat setempat. Dalam hal penanganan pasca bencana, Pemerintah terus berupaya melakukan pemulihan baik dalam segi infarsturktur maupun ekonomi. Sebagai bagian dari Kementerian PUPR, BPJN Sulawesi Tengah turut andil dalam melaksanakan pembangunan kembali infrastruktur terdampak bencana melalui program rehabilitasi, rekonstruksi dan pembangunan infrastukrur di Kota Palu, Sigi dan Donggala dengan skema pendanaan berupa Loan/pinjaman yang dalam hal ini disebut program IRSL (Infrastucture Reconstruction Sector Loan). Terdapat 12 paket pekerjaan fisik pemulihan pasca bencana yang dilaksanakan BPJN Sulawes Tengah sejak tahun 2020 hingga saat ini yang dilaksanakan dalam 2 tahap.

 

IRSL 1st Package terdiri atas 3 paket pekerjaan fisik, dimana 2 diantaranya telah selesai dilaksanakan pekerjaan konstruksi.

A10-Penggantian dan Rehabilitasi Jembatan Provinsi Sulawesi Tengah

Merupakan program pemulihan terhadap 4 jembatan yang terdampak bencana, diantaranya  Penggantian Jembatan Lompio 1 (18,6m) dan Jembatan Lompio 2 (12m) yang berada di Desa Lompio Kec. Sirenja Kab. Donggala, Penggatian Jembatan Talise 1 (9,8m) di Kelurahan Talise, Kec. Mantikulore Kota Palu dan Rehabilitasi Jembatan Buluri (12,5m) di kelurahan Buluri, Kec. Mantikulore Kota Palu.

 

 

A4-Pembangunan Jembatan Akses Utama Huntap-Tondo-Talise

Merupakan pembangunan 5 Jembatan yang menjadi akses menuju huntap Tondo dintaranya Jembatan Tondo 1 (34,8m), Jembatan Tondo 2 (13,5m), Jembatan Tondo 3 (7m), Jembatan Tondo 4 (13,5m) dan jembatan Tondo 5 (13,5m) serta pembangunan jalan akses menuju huntap Duyu sepanjang 0,8 km.

 

 

A3-Rekonstruksi Jalan Kalawara-Kulawi dan Sirenja

Memilki total panjang penanganan 18,9 Km yang terdiri dari penanganan jalan di kawasan Sirenja, Jalan Kalawara – Kulawi, Biromaru – Palolo – Jona Oge dan Jalan Kalukubula – Kalawara.

 

 

IRSL 2nd Package terdiri atas 9 paket pekerjaan fisik dan 1 diantaranya merupakan hibah (Grant JICA)

G1-Pembangunan Jembatan Palu 4

Jembatan Palu IV merupakan jembatan penghubung dua kecamatan di kota Palu yaitu Kec. Palu Timur dengan Kec. Palu Barat yang merupakan salah satu jalur utama perekonomian untuk kota palu dan sekitarnya. Maka dari itu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PUPR membangun kembali Jembatan Palu IV berdasarkan Perjanjian Hibah antara pemerintah Indonesia dengan Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) pada tanggal 21 Juni 2019 lalu yang disebut juga sebagai perjanjian Grant Agreement for The Programme for The Reconstructions of Palu IV Bridges yang nantinya diharapakan dengan adanya jembatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di kota Palu dan sekitarnya.

 

 

A1- Rehabilitasi Ruas Jalan Dalam Kota Palu, Rekonstruksi dan Penanganan Tanggul Jalan Rajamoili - Cut Mutia (Coast Area) dan A2- Rekonstruksi dan Penanganan Tanggul Jalan Cumi - cumi (Coast Area)

Panjang penanganan A1 terdiri dari 14,134 Km peningkatan jalan kota/provinsi dan 2,121 km Elevated Road. Peningkatan Jalan Kota/Prov bertujuan untuk mambangun jaringan jalan yang tahan bencana. Sementara panjang penanganan A2 terdiri dari 2,26Km elevated road. Elevated road pada A1 maupun A2 ditujukan sebagai salah satu mitigasi tsunami disepanjang Teluk dan sebagai akses menuju Jembatan Palu 4.

 

 

A5- Pembangunan Jalan Akses Utama Huntap 2

A5 berfungsi sebagai akses utama ke Huntap Talise yang dibangun sebagai hunian untuk masyarakat yang terdampak gempa bumi dan tsunami tahun 2018 dengan panjang penanganan untuk ruas jalan ini yaitu 1,02 Km.

 

 

 

A6-Rekonstruksi Jalan Akses Danau Lindu

Memiliki total panjang penanganan  17,87 km dari jalan Kalawar-Kulawi ke Danau Lindu. Pembangunan jalan ini diharapkan dapat membuka aksesibilitas pada desa-desa terpencil, mempermudah proses perpindahan barang dan manusia, mendorong peningkatan ekonomi masyarakat setempat dan mendukung monitoring kawasan Taman Nasional Lore Lindu oleh aparat terkait. Saat ini, paket ini dalam proses evaluasi JICA terkait environmental and social guidelines status dikarenakan area pekerjaan paket A6 melintasi Taman Nasional.

 

 

A7- Rekosntruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 1 dan A8- Rekonstruksi Jalan Lingkar Dalam Kota Palu 2

A7 dan A8 berfungsi sebagai akses alternatif di dalam kota Palu selain Akses Jembatan Palu IV yang dibangun untuk menyediakan jalan akses baru bagi pengembangan permukiman perkotaan baru dan masa depan dalam kaitannya dengan penguatan ketahanan bencana.  Panjang penanganan A7 yaitu 28,39 km dan A8 yaitu 13,208 km.

 

 

 

A9-Penanganan Longsoran Ruas Tambu-Tompe-Pantoloan

Tujuan A9 adalah mengamankan jaringan transportasi jalan dan menjaga aksesibilitas jalan saat terjadi bencana dengan mencegah runtuhnya lereng jalan di sepanjang Jalan Nasional yang menghubungkan kawasan Tambu-Tompe-Pantoloan. Pada paket ini terdapat 10 titik penanganan longsoran di gunung Bosa dan Enu dengan total panjang penanganan  1,64 Km.

 

 

 

A11-Rehabilitasi Jembatan Sulawesi Tengah 2 Cs

Berupa Rehabilitasi Jembatan Palu II (122 m)  dan Jembatan Palu III (130 m) yang merupakan akses penghubung antara Wilayah Barat dan Wilayah Timur Kota Palu. Jenis penanganan yang dilakukan yaitu berupa perawatan struktur jembatan  untuk memperkuat struktur dan memperbaiki beberapa bagian yang mengalami kerusakan pasca gempa bumi untuk memperpanjang umur jembatan. Saat ini, paket pekerjaan ini telah selesai dilaksanakan. Sasaran program pemulihan pasca bencana tersebut tidak hanya Jalan Nasional yang terdampak, namun juga Jalan Provinsi dan Kabupaten. Oleh karena itu, sinergitas antar instansi pemerintah sangatlah penting dalam pelaksanaan program-program tersebut. Seluruh program penanganan pemulihan pasca bencana yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas di Sulawesi Tengah, khususnya pada daerah Palu, Sigi dan Donggala sehingga dapat mempermudah mobilisasi barang/manusia dan secara perlahan dapat membantu mendorong peningkatan ekonomi.