Hujan Ekstrim Bulan Januari hingga Februari Menjadi Perhatian Khusus Sjofva Kepada Para Satker dan PPK Saat Memimpin Apel Pagi Perdananya di Balai DKI Jabar.
Selasa, 16/01/2024 00:00:00 WIB | Berita/Umum | 153
Bandung, 16 Januari 2024 – Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat Sjofva Rosliansjah memimpin kegiatan Apel pagi pada hari Senin (15/01/2024) yang dilaksanakan secara online dan dihadiri oleh seluruh pegawai di Lingkungan BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat.
Bertindak selaku Inspektur Apel Pagi, Sjofva dalam arahannya menyampaikan beberapa catatan penting kepada seluruh peserta Apel Pagi untuk menjadi perhatian kedepan dalam melaksanakan kegiatan di lingkup Para Satuan Kerja dan Para Pejabat Pembuat Komitmen di lapangan khususnya bulan Januari hingga Februari dimana kondisi cuaca hujan ekstrim yang masih berlangsung yang patut diwaspadai dan merupakan puncak-puncaknya musim penghujan.
“Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan beberapa hal yang bisa menjadi arahan kegiatan kita kedepan, dan mungkin bisa dicatat oleh teman-teman semua. Pertama bagaimana penanganan-penanganan jalan kita dan jembatan kita di musim hujan ini selama Januari sampai Februari. Saya minta semua Satker dan PPK untuk melakukan mitigasi bencana, jadi harus sering ke lapangan saat hujan”, ungkap Sjova saat mengawali penyampaian arahannya.
Sjova melanjutkan, selain mitigasi dan standby di lapangan saat musim penghujan, Satker dan PPK juga diminta untuk monitoring dan evaluasi potensi-potensi bencana di sepanjang ruas masing-masing dengan melakukan pengecekan titik-titik longsor, titik-titik banjir, potensi jembatan runtuh.
“Kalau jembatan runtuh ini umumnya adalah pondasi bawahnya akibat scoring, jadi lihat kondisi kerusakan tersebut, kalau bangunan atasnya umumnya tidak pernah runtuh lagi, jadi fokuskan ke skoring di bawah”, ungkapnya.
“Kemudian abrasi pantai, jangan sampai ke badan jalan kita, selanjutnya adalah coba disaat hujan perhatikan saluran-saluran drainase yang tersumbat, sehingga air itu melintas di atas badan jalan, kemudian dia menyeberang ke tebing bawah daripada lereng jalan kita, ini biasanya di pegunungan sehingga itu akan mengikis pada lereng yang mengakibatkan longsor bawah daripada bagian jalan, ini sulit ditangani. Semua hal tersebut tolong dituangkan ke dalam peta dalam peta rawan bencana,”, lanjutnya.
Selain peta rawan bencana, peta DRU (Disaster Relief Unit) juga harus segera dibuat oleh Satker dan PPK sebagai acuan kebutuhan-kebutuhan lokasi DRU berdasarkan hasil mitigasi bencana serta monitoring dan evaluasi titik-titik rawan bencana, sehingga nantinya mudah untuk memobilisasi alat-alat DRU tersebut, bahkan Jembatan darurat, bahan-bahan seperti bronjong, geobag, jumbobag pun selama musim penghujan ini diminta untuk disiapkan oleh Sjofva kepada para petugas dilapangan.
Selanjutnya hal sangat penting menurut Sjofva adalah terkait tanggap saat darurat. Prinsip tanggap darurat menurutnya adalah koordinasi dan gotong royong dalam pelaksanaan penanganan bencana.
“Biasanya saya coba mengklasifikasikan bencana itu kelasnya SML atau Small, Medium dan Large/besar, kalau Small Penanganannya cukup di PPK masing-masing dengan kemampuan yang ada, kalau Medium PPK terdekat saya minta untuk membantu dalam alat bisa juga mungkin makanan, karena yang bekerja harus fokus kepenanganan, PPK terdekat membantu akomodasi lain-lainnya, kalau Large atau besar itu nanti Balai yang akan ikut mengkoordinasikan antar Satker-satker lainnya, nah itu yang perlu diperhatikan. Kemudian kita sudah ada juga prosedur untuk penanganan daruratnya, berkoordinasi dengan BNPB kalau yang besar, kemudian dengan pihak kepolisian dan lain-lainnya. Jadi intinya kita jangan sampai ada PPK yang dapat bencana kita hanya melihat, saya berharap kita bisa membantu bergotong-royong koordinasi sehingga jiwa Korsa daripada Balai kita ini akan ditingkatkan dibanggakan”, kata Sjofva.
Di akhir, Sjovfa berpesan untuk memudahkan berkoordinasi selama pencegahan dan penanganan potensi-potensi bencana di ruas wilayah Jawa Barat, dirinya meminta kepada semua petugas penting di lapangan mulai dari para penilik, PPK, Kasatker, Kabid hingga Kepala Balai untuk aktif berbagi informasi melalui WhatsApp Group (WAG) Tim Reaksi Cepat (TRC).
“WAG TRC Balai segera dibuat, dengan ketua TRC masing-masing kepala Bidang sebagai Koordinator, Kepala Balai sebagai Pembina atau penanggung jawab, anggotanya Satker, PPK, yang saya harapkan nanti berita-beritanya, sistem bagaimana mitigasi dan tanggap darurat itu berjalan dengan baik. Dan WAG tersebut bila ada bencana disampaikan di group dan kita bersama saling bantu dalam menangani bencana yang ada. Jadi saya harapkan penanganan ini gerak cepat dan saling dukung”, pungkasnya.