Pelaksanaan Uji Beban Jembatan Sei Alalak Banjarmasin
Kamis, 09/09/2021 20:34:11 WIB | Berita/Umum | 2699
BANJARMASIN -- Jembatan Sei Alalak Banjarmasin yang rencananya akan diresmikan pada September 2021 sudah memasuki proses pelaksanaan uji beban atau loading test dengan tujuan untuk mengetahui keamanan struktur jembatan sebelum jembatan tersebut dapat dioperasionalkan.
“Loading test di Jembatan Sei Alalak ini dimulai dengan rapat lapangan pra pengujian beban pada 29 Agustus 2021, kemudian dilanjut dengan pelaksanaan uji beban dinamik, uji beban statik sesi 1, dan uji beban statik sesi 4 tanggal 30 agustus 2021. Dan dilanjutkan dengan Pelaksanaan uji statik sesi 2, uji statik 3, uji beban dinamik pasca uji statik, rapat lapangan hasil pengujian beban tanggal 31 agustus 2021,” ujar Prof. Jamasri Anggota Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Selasa (7/9/2021).
Jembatan yang dibangun oleh PT. Wijaya Karya ini akan diuji beban dengan melibatkan 32 truk dengan masing-masing membawa beban sebesar 24 ton. Proses uji beban jembatan tersebut, setiap 4 truk berbaris yang diikuti oleh truk lainnya dan bersama-sama melintasi jembatan Sei Alalak Banjarmasin secara bergantian.
Pelaksanaan uji beban dimulai dengan melakukan pengujian beban dinamik, dilanjutkan uji beban statik sesi 1, 4, 2, 3, dan pengujian dinamik ulang pasca pengujian statik. Kegiatan dilanjutkan dengan rapat lapangan terkait hasil pengujian beban. Seluruh rangkaian kegiatan mendapatkan pendampingan dari Narasumber KKJTJ.
Setelah melalui uji beban ini, Kementerian PUPR akan menerima sertifikat laik fungsi dan jembatan secara resmi bisa beroperasi dan digunakan untuk menunjang kepentingan masyarakat. Hasil Uji beban ini akan menentukan rekomendasi keluar tidaknya sertifikat laik fungsi dari KKJTJ RI, dan melihat secara jelas, bahwa uji beban berlangsung baik dan lancar.
Jembatan Sei Alalak Banjarmasin merupakan jembatan bertipe cable stayed, panjang bentang utama 130 meter, pileslab 295 meter, oprit 425 meter, panjang efektif 850 meter, dengan pembangunan dari sumber dana Surat Berharga Syariah Negara
Sebagai informasi, Jembatan Sei Alalak Banjarmasin mulai dibangun sejak tahun 2018 dan merupakan jembatan cable stayed pertama di indonesia dengan struktur pylon melengkung. Jembatan yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala ini dibangun untuk menggantikan jembatan kayu tangi 1 yang sudah berusia 30 tahun.
Penggantian jembatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jaringan jalan di Provinsi Kalimantan Selatan yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Jembatan Sei Alalak didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton, lebih kuat dari struktur jembatan lama Kayu Tangi 1 yang berasal dari rangka baja kelas B dengan kemampuan menahan beban kurang dari 8 ton. Selain itu, juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa dan masa layanan hingga 100 tahun.