PENILAIAN KUALITAS FASILITAS PEJALAN KAKI (WALKABILITY ASSESSMENT)

Main Article Content

Senjaya Setianto
Tri Basuki Joewono

Abstract

ABSTRAK

 

Berjalan kaki merupakan moda yang memiliki peranan penting terkait transportasi perkotaan. Peningkatan kualitas fasilitas pejalan kaki di suatu kawasan (walkability) dapat mendorong orang untuk berjalan kaki. Kawasan perguruan tinggi merupakan kawasan yang membututuhkan fasilitas pejalan kaki yang baik, sehingga dapat memfasilitasi mahasiswa untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari dengan hanya berjalan kaki. Studi ini bertujuan menentukan nilai indeks walkability untuk kawasan 20 kampus perguruan tinggi di kota Bandung dan menganalisis hasilnya. Studi ini menggunakan metode dan instrumen penilaian yang digunakan dalam studi Horacek et al. (2012), dengan melakukan beberapa penyesuaian berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia. Dari hasil penilaian, hanya terdapat satu kampus dengan nilai indeks walkability lebih besar atau sama dengan 55, yang artinya cukup baik untuk untuk berjalan kaki. Sementara 19 kampus lainnya memiliki nilai indeks walkability kurang dari 55, yang artinya masih buruk untuk berjalan kaki. Dari 12 aspek yang dinilai, semua kampus telah memiliki fasilitas permanen untuk berjalan paling tidak di salah satu sisi jalan. Sementara untuk aspek bikeability, tidak terdapat satupun kampus dengan fasilitas yang layak layak untuk aspek tersebut. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar kawasan yang dinilai, belum mampu memenuhi kebutuhan pejalan kaki and menarik minat orang untuk berjalan kaki.

 

Kata kunci: berjalan kaki, pejalan kaki, walkability, kawasan perguruan tinggi, transportasi perkotaan

 

 

ABSTRACT

 

Walking is one of the most important mode in urban transportation. Increasing the quality of the pedestrian’s facilities in specific area (walkability) may encourage people to walk. Higher Education Institutions Area is an area that needs good pedestrian facilities, so it can facilitate their students to meet their daily necessities by walking. This study aims to determine the walkability index score for 20 higher educational institutions campus area and analyze its result. This study is using the assessment method and instrument that were being used on Horacek et al. (2012) studies, with adjusting the parameters using Indonesian regulations. From the results of the assessments, there’s only one campus with overall walkability index score greater than or equal to 55, which means fair enough for walking. While the other 19 campuses have walkability index score lower than 55, which means poor for walking. From 12 aspects that being assessed, all campuses already have permanent walking facility at least on one side of the road. But none of the campuses have a good bikeability facilities. These results indicate that most of the campuseses that were being assessed, hasn’t been able to fulfill pedestrian needs and attracts people to walk.

 

Keywords: walking, pedestrian, walkability, higher education institutions, urban transportation

Article Details

Section
Jalan dan Jembatan
Author Biographies

Senjaya Setianto, Universitas Katolik Parahyangan

Department of Civil Engineering, Undergraduate Student.

Tri Basuki Joewono, Universitas Katolik Parahyangan

Department of Civil Engineering, Lecturer.

Director of Graduate School.

References

Auckland Regional Transport Authority. (2007). Sustainable Transport Plan 2006-16. Auckland: Auckland Regional Transport Authority.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Diansya, Irfan. (2015). Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015: A 033 - A 040.

Ford, A. M. (2013). Walkability of Campus Communities Surrounding Wright State University. Dayton, Ohio: Master of Public Health Program Student Publications, Wright State University, Wright State University.

Hadi, R. F. A. dan Indradjati, P. N. (2015). Walkability dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa untuk Berjalan Kaki pada Pusat Pendidikan Tinggi Jawa Barat di Jatinangor. Jurnal Perencanaa Wilayah dan Kota A SAPPK, 4 (2): 449-458. Bandung: Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB.

Harahap, F. R. (2013). Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di Indonesia. Jurnal Society, I (1): 35-45. Bangka: Jurusan Sosiologi Universitas Bangka Belitung.

Hall, R. A. (2010). HPE’s Walkability Index – Quantifying the Pedestrian Experience. ITE 2010 Technical Conference and Exhibit Compendium of Technical Papers.

Horacek, T. M., A. A. White, G. W. Greene, M. M. Reznar, V. M. Quick, J. S. Morrell, S. M. Colby, K. K. Kattelman, M. S. Herrick, K. P. Shelnutt, A. Mathews, B. W. Phillips, dan C. Byrd-Bredbenner. (2012). Sneakers and Spokes: An Assessment of the Walkability and Bikeability of US Postsecondary Institutions. Journal of Environmental Health. 74: 8-15.

Joga, Nirwono. (2013). Gerakan Kota Hijau. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jou, K. K. (2012). Walking and Sustainable Urban Transportation. International Journal of Civil, Environmental, Structural, Construction, and Architectural Engineering. 6 (7): 496-501.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. (2016). Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. http://forlap.ristekdikti.go.id/. (Diakses 13 Desember 2016).

Krambeck, H. V. (2006). The Global Walkability Index. Master of City Planning and Master of Science in Transportation Thesis. Cambridge: Massachusetts Institute of Technology.

Leather, J., Herbert Fabian, Sudhir Gota, dan Alvin Meija. (2011). Walkability and Pedestrian Facilities in Asian Cities. Metro Manilla: ADB Sustainable Development Working Paper Series.

Litman, T. (2003). Reinventing Transportation: Exploring The Paradigm Shift Needed to Reconcile Transportation and Sustainability Objectives. Victoria: Victoria Transport Policy Institute.

Litman, T. A. (2014). Economic Value of Walkability. Victoria Transport Policy Institute.

Lo, R. S. Hutabarat. (2011). Walkability Planning in Jakarta. Doctor of Philosophy in City and Regional Planning Dissertation. Berkeley: University of California, Berkeley.

Moore, T. dan Pulidindi, J. (2011). Understanding Urban Transportation Systems: An Action Guide for City Leaders. Washington, D.C.: National League of Cities.

Nguyen, L. H. (2012). Walkability at Wright State University. Dayton, Ohio: Master of Public Health Program Student Publications, Wright State University.

Nyagah, Peris. (2015). A Multi-~Procedural Approach to Evaluating Walkability and Pedestrian Safety. UNLV Theses, Dissertations, Professional Papers, and Capstones. Paper 2568. Nevada: University of Nevada, Las Vegas.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/Prt/M/2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan. (2011). Penyusunan Naskah Ilmiah Fasilitas Pejalan Kaki. Bandung.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan. (2013). Rancangan Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki. Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

Rukmana, D. (2013). Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

Setianto, S. dan Joewono, T. B. (2016). Penilaian Walkability Untuk Willayah Perkotaan di Indonesia. The 19th International Symposium FSTPT. Yogyakarta: 11-13 Oktober, 2016.

Susantono, Bambang. (2013). Transportasi & Investasi. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Susantono, Bambang. (2014). Revolusi Transportasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tanan, N. (2011). Fasilitas Pejalan Kaki. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

United Nations Department of Economics and Social Affairs. (2012). Shanghai Manual: A Guide for Sustainable Urban Development of the 21st Century. Nagoya: United Nations Center for Regional Development.

Walkable and Livable Communities Institute. (2012). Walkability: Making the Case. Walkability Workbook. Port Townsend, Washington D.C.

Wibowo, S. S., Natalia Tanan, dan Nuryani Tinumbia. (2015). Walkability Measures for City Area in Indonesia (Case Study of Bandung. Journal of The Eastern Asia Society for Transportation Studies. 11: 1507-1521.

Williams, K. (2005). Spatial Planning, Urban Form and Sustainable Transport: An Introduction. Surrey: Ashgate Publishing.