PENGEMBANGAN MODEL KERUNTUHAN LAPIS BEERASPAL

Main Article Content

Nyoman Suaryana Gelgel
Yohanes Ronny
Anita Jannatun Nissa

Abstract

ABSTRAK

Metode perencanaan tebal perkerasan yang saat ini dikenal terdiri dari metode perencanaan perkerasan secara empiris dan secara mekanistik empiris. Pedoman perencaan tebal perkerasan lentur yang resmi digunakan sebagai pedoman di Indonesia pada umumnya menggunakan pendekatan empiris yang berkembang berdasarkan analisis statistik kinerja perkerasan. Sedangkan metode lain untuk perencanaan tebal perkerasan adalah dengan metode mekanistik empiris. Metode ini menggunakan pendekatan respon dasar material perkerasan seperti tegangan, renggangan, dan deformasi. Metodologi penelitian dilaksanakan dengan pengujian laboratorium serta pengujian lapangan yang dilakukan untuk mengetahui kinerja perkerasan akibat beban lalu-lintas dan pengaruh lingkungan. Salah satu model fatigue yang banayak diadopsi dalam pedoman perencanaan perkerasan dengan pendekatan mekanistik adalah Persamaan Shell. Untuk mengetahui kesesuaian model fatigue shell dengan tipikal campuran beraspal di Indonesia, dilakukan validasi model fatigue dengan cara membandingkan model fatigue tersebut dengan hasil pengujian fatigue di laboratorium. Dari hasil analisis, umur fatigue hasil pengujian laboratorium cenderung lebih kecil dibandingkan umur fatigue metode Shell dengan perbandingan berkisar antara 0,8 sampai dengan 3 dengan rata-rata 1,8. Hal ini berdasarkan kondisi pengjuian kontrol regangan, temperature 20oC dan frekuensi 10 Hz.

Kata kunci :  empiris, fatigue, mekanistik empiris, model keruntuhan, perkerasan lentur

Article Details

Section
Jalan dan Jembatan