07 July 2025 |  WIB

Kokohnya Konstruksi Fondasi Bored Pile Rekonstruksi Jembatan Palu 4 Didesain Mampu Menahan Gempa Dan Likuefaksi


Kamis, 13/04/2023 00:00:00 WIB |   Artikel/Artikel |   569

Oleh : Rizal Anggiawan, S.T.

PENDAHULUAN

Rekonstruksi Jembatan Palu 4, sudah 10 bulan berlalu sejak tanda tangan kontrak tanggal 17 Juni 2022 antara Pemerintah Indonesia, Kementerian PUPR c.q. Kepala Satker PJN I Provinsi Sulawesi Tengah dengan Kontraktor Jepang Tokyu Construction Co., Ltd menggandeng PT. Waskita Karya Tbk. telah mengalami banyak kemajuan progress pekerjaaan. Pekerjaan yang saat ini dilakukan antara lain Pekerjaan bored pile, Pekerjaan abutmen, dan Pekerjaan dinding penahan tanah (retaining wall).

Kasatker PJN I Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Pihak Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, melalui Surat Dirlantas Polda Sulawesi Tengah nomor:B/90/III/YAN.2.14/2023, Jalan Rajamoili ditutup untuk sementara waktu sampai tanggal 5 Juli 2023 untuk memperlancar dan mempercepat pekerjaan di lapangan.

 

DESAIN

Pekerjaan fondasi bored pile dibagi menjadi 4 zona kerja dengan jumlah titik 44 titik dengan uraian di Abutmen 1 (A1) 6 titik, Abutmen 2 (A2) 6 titik, Pilar 1 (P1) 16 titik dan Pilar 2 (P2) 16 titik. Pekerjaan ini menjadi salah satu hal menarik perhatian stakeholder konstruksi saat ini dikarenakan desainnya yang lain daripada yang lain. Desain fondasi bored pile dalam readiness criterianya menggunakan standar peraturan Jepang dan peraturan Indonesia yang didesain untuk memitigasi potensi likuifaksi dan menahan gempa yang cukup besar. Konstruksi pondasi didesain secara massif dari segi diameter dan kedalamannya. Diameter fondasi 1,8 meter dengan kedalaman 68 meter didesain dengan mempertimbangkan nilai seismic gempa dan merupakan salah satu pondasi yang cukup besar yang dilaksanakan di Indonesia.

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan pengeboran menggunakan mesin Auger dan Mesin Reverse Circulation Drilling atau biasa disingkat RCD yang didatangkan langsung dari Jakarta. Auger berfungsi untuk melakukan pengeboran hingga kedalaman 30 meter dan setelah itu dilanjutkan dengan Mesin RCD sampai dengan dasar kedalaman 68 meter. Penggunaan zat aditif bentonite digunakan untuk mencegah keruntuhan lubang pengeboran, zat ini sudah di uji di laboratorium dan merupakan zat tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Siklus (cycle time) pelaksanaan 1 fondasi bored pile dari pengeboran hingga pengecoran memakan waktu 3 hari.

 

KEBERMANFAATAN

Hal menarik lain yang menjadi perhatian akademisi adalah pengujian daya dukung fondasi menggunakan Metode O-Cell Test yang jarang dilakukan di Indonesia dikarenakan biayanya yang mahal. Pengujian O-Cell Test dilakukan di zona kerja A1 dan A2 masing-masing 1 titik sedangkan P1 dan P2 masing-masing 2 titik. Selain pengujian O-Cell test dilakukan juga pengujian Koden, PIT dan CSL. Pengujian-pengujian tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa mutu pelaksanaan dijaga dan diterapkan sesuai dengan ketentuan. Data-data tersebut dapat dijadikan data laboratorium lapangan bagi ASN Kementerian PUPR maupun akademisi yang sedang melakukan penelitian sehingga dapat bermanfaat sebagai karya ilmiah.

Dalam pelaksanaannya tenaga kerja lokal yang berasal dari domisili di daerah tersebut juga dipekerjakan serta diberikan kesempatan untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman bekerja di bidang konstruksi. Selain meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, diharapkan juga dengan adanya pekerjaan ini mampu meningkatkan perekonomian di daerah tersebut. Pekerjaan fondasi bored pile direncanakan akan selesai di bulan Mei setelah lebaran tahun ini.